Ice Cream

9.8K 486 73
                                    

Ini lebih kotor dari biasanya. Jadi pls, penempatan diri dengan baik akan sangat-sangat aku hargai <3

***

Hari ini cuaca benar-benar panas, sangat panas hingga membuat Hyunsuk hampir mati. Pria itu tengah terkulai lemas diatas lantai tanpa alas apapun selain kaus tipis yang ia kenakan.

"Aish!" ia mengumpat, matanya melihat jengkel pada air conditioner yang berfungsi tapi tidak banyak membantu.

Dengan enggan Hyunsuk bangun dan berjalan menuju kulkas, berdiri disana menikmati sejuknya udara yang menguar dari dalam kulkas. Tapi di tengah-tengah kegiatan nikmatnya itu tiba-tiba seseorang menutup pintu itu dan membuat hawa dingin menghilang dari indra perasa Hyunsuk.

"Apa-apaan kau ini?!" marahnya pada Jihoon yang menutup pintu itu.

"Kulkasnya akan rusak jika kau buka seperti itu terus menerus" Jihoon membuka kaus Hyunsuk dan menggantinya dengan jersey berwarna ungu.

"Ayo, kita beli es krim untuk mengurangi rasa panasmu itu"

Tadinya Hyunsuk berniat marah dan memukul Jihoon, tapi ketika mendengar nama makanan dingin dengan rasa manis itu Hyunsuk membatalkan niatnya.

Ia mengikuti Jihoon dan segera duduk dengan nyaman disamping sang kekasih. Mereka menyusuri kita Seoul dengan mobil Jihoon, berkeliling cukup lama hingga akhirnya mereka menemukan es krim yang mereka inginkan.

Hyunsuk segera menyantap es krim itu dengan rakus, meminta lagi ketika miliknya habis secepat kilat. Jihoon sebagai kekasih yang baik tentu saja ia membelikannya lagi.

Lagi pula bukan hal bagus menolak keinginan Hyunsuk, pria itu mungkin akan mengamuk dan menolak sentuhannya.

Oh.

Sentuhannya. Jihoon melirik pada bibir Hyunsuk yang tengah sibuk memakan es krim miliknya sendiri. Satu tegukan air liur segera turun melewati tenggorokannya ketika membayangkan tentang betapa manisnya bibir itu.

Nafasnya mulai tercekat, sesuatu dibalik celananya mulai bereaksi akan apa yang tengah dipikirkan otaknya. Jihoon melihat es krim ditangan Hyunsuk, um, es krim.

Langsung saja Jihoon turun dari mobil dan membeli tiga cup es krim berukuran jumbo dan membawanya pada Hyunsuk.

"Banyak sekali, terima--" ucapan Hyunsuk terjeda ketika bibirnya dicumbu dengan kasar oleh Jihoon. Bisa Jihoon rasakan tekstur kenyal dan dingin dari bibir si mungil.

Jihoon semakin gencar memakan bibir Hyunsuk, menyesapnya dengan kuat dan tidak memberi jeda bagi Hyunsuk untuk menyesuaikan diri.

Hingga Hyunsuk mulai kehabisan nafas, pria itu mencubit tangan Jihoon kencang agar sang empunya mau berhenti memainkan bibirnya.

"Bisakah kau sabar sedikit? Setidaknya biarkan aku menyesuaikan diri sebentar sebelum kau menghabisi tubuhku!"

Jihoon tidak mendengarkan protesan Hyunsuk, ia segera melajukan mobilnya dan kembali menuju apartemennya untuk segera memakan hidangan favoritnya.

"Jihoon pelan-pelan! Ada apa denganmu?!"

Lagi, Jihoon tidak mendengarkan protesan Hyunsuk. Dia terus menarik Hyunsuk agar berjalan cepat memasuki apartemennya.

Jihoon menekan angka-angka untuk membuka pintu apartemennya, tapi tak kunjung berhasil. Pin yang ia masuk terus menerus salah.

"Fuck!" umpatnya bergetar, Jihoon kembali meraup bibir Hyunsuk dan melumatnya tidak tahu tempat.

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang