Sick

13.3K 843 115
                                    

Jika Hyunsuk sakit, apa yang akan terjadi pada anak anak Treasure? Siapa yang akan menyiapkan semua kebutuhan mereka? Siapa yang akan membangunkan mereka? Siapa yang akan dengan telaten membuatkan mereka sarapan?

Dan masih banyak tugas Hyunsuk yang tidak bisa di kerjakan oleh member lain. Tidak ada yang bisa diharapkan untuk menggantikan Hyunsuk barang sekejap saja.

Jihoon? Oh tidak terima kasih, pemuda tinggi itu bukannya mengurus anak-anak dengan benar, yang ada dia akan membuat mereka semua terlantar. Bangun terlambat, sarapan ramen instan, memaki baju seinginnya dan kekacauan lainnya.

Karena itu Hyunsuk tidak boleh sakit, anak-anak tidak akan bisa hidup dengan benar tanpanya.

Tapi, Hyunsuk tetap seorang manusia, sakit adalah hal yang wajar baginya, terlebih dia memiliki kegiatan diluar batas normal. Itu membuat Hyunsuk kekurangan istirahat yang mengakibatkan dirinya sakit dan terbaring lemah.

Seperti sekarang ini, Hyunsuk sedang terbaring di atas kasur, suhu tubuhnya panas sekali, tapi dia merasa kedinginan bahkan dengan selimut yang tebal dan berlapis-lapis.

Hyunsuk menggigil lalu menghela nafas gusar, Ia melirik jam dinding yang menempel di dekat pintu kamarnya. Pukul enam tepat, seharusnya Ia sudah bangun menyiapkan sarapan untuk para member dan membangunkan mereka, tapi tidak untuk sekarang,

Jangankan membuat sarapan dan membangunkan seluruh isi dorm, beranjak dari kasur saja Hyunsuk sudah tidak mampu. Tubuhnya terasa ngilu sekali.

Hyunsuk hanya berharap semoga ada yang bangun lebih awal dan membangunkan maknae line untuk pergi sekolah.

Sekarang ini Hyunsuk hanya mengkhawatirkan maknae line, karena sejujurnya mereka mendapat jatah libur selama seminggu. Jadi Hyunsuk tidak perlu khawatir tentang schedule mereka.

"Sshh" Hyunsuk terus menggigil dibawah selimut, tangan pucat itu mencoba menggapai ponsel yang terletak agak jauh karena sedang di-charger, tapi tidak sampai.

Hyunsuk menghela nafas lagi, dia semalam baik-baik saja, tidak ada tanda tanda bahwa Ia akan demam seperti sekarang ini, itu membuatnya frustrasi sendiri.

Hyunsuk akhirnya menyerah, dia memilih untuk memejamkan matanya karena tidak kuat menahan rasa pusing yang semakin menyerang. Kemudian, Hyunsuk tertidur.

***

Sekarang sudah pukul tujuh lewat lima belas menit, dan Junghwan mulai membuka mata karena perutnya terasa lapar.

Saat matanya benar benar sudah terbuka, hal pertama yang Junghwan lihat adalah cahaya matahari yang menerobos masuk melalui sela sela jendela kamarnya.

Junghwan mengerjap mata beberapa kali, melirik jam yang menunujuk angka tujuh dengan jarum panjang mengarah pada angka tiga.

Satu detik, dua detik, lalu Junghwan langsung bangun dari tidurnya, berlari keluar kamar dengan nyawa yang masih setengah terkumpul.

Hal pertama yang Junghwan pikiran ketika berlari adalah 'kamar Hyunsuk' Ia harus mengecek kamar hyung tertuanya itu. Karena jika Hyunsuk tidak membangunkannya maka pasti terjadi sesuatu pada Hyunsuk.

Junghwan sampai di depan pintu kamar Hyunsuk, dia menarik nafas pelan lalu mengetuk kamar Hyunsuk, "Hyung, apa hyung sudah bangun?" Tanyanya dari luar

Tidak ada sahutan dari dalam, membuat Junghwan kembali mengetuk pintu agak kencang. "Hyunsuk hyung, apa hyung baik-baik saja?"

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang