Pregnant

9.9K 551 242
                                    

!-4270 word, semoga kalian gak mabok

***

Pagi-pagi sekali Hyunsuk sudah bangun dan berlari dengan ribut menuju kamar mandi, berlutut di depan kloset dan mulai memuntahkan seluruh isi perutnya.

Terus muntah-muntah sampai membangunkan Yoshi yang sebenarnya memang sudah bangun hanya saja belum keluar kamar.

"Hyung, kau baik-baik saja?" Yoshi memijat tengkuk Hyunsuk, mencoba meringankan kesulitan Hyunsuk.

"Mhh—hoek!"

"Uhuk! Ambilkan aku air hangat—husk"

Yoshi segera bangun dan pergi untuk memenuhi keinginan Hyunsuk, tak lupa ia menggedor kamar Junkyu sekilas, berharap semoga si Koala bangun dan melakukan sesuatu untuk membantu Hyunsuk.

Tapi, tidak mungkin karena Junkyu sulit sekali bangun.

"Ini, hyung." Yoshi memberikan gelas berisikan air hangat pada Hyunsuk, tangan lainnya terulur mengusap punggung Hyunsuk.

"Uh—"

Hyunsuk terduduk lesu di samping kloset, bibirnya terlihat begitu pucat tak seperti biasanya. "Aku akan memanggil dokter"

Hyunsuk menahan Yoshi yang siap pergi melakukan apa yang dikatakannya, "Tidak usah lebay. Aku baik-baik saja, hanya, mungkin semalam aku salah makan"

Hyunsuk bangun dengan bantuan dari Yoshi, lirikan kesal ia lontarkan begitu melihat ada bekas muntahan pada jersey kesukaannya.

"Sialan!"

"Pergilah tidur lagi, terlalu pagi untuk bangun dan beraktivitas" Hyunsuk berkata pada Yoshi setelah melihat jam yang menunjukkan pukul lima lebih tiga puluh menit.

Pria kecil itu kembali masuk ke kamarnya tanpa memperdulikan Yoshi yang merasa aneh. Tidak biasanya Hyunsuk sedikit bicara.

Entahlah, Yoshi memutuskan untuk duduk di depan televisi yang tengah menampilkan kartun.

Menit belum menyentuh angka lima sejak Yoshi mendudukkan pantatnya, tapi, Hyunsuk sudah kembali berlari menuju kamar mandi dan suara seseorang muntah kembali terdengar.

Membuat Yoshi mau tak mau kembali melihat sang mad hyung di dalam kamar mandi. Pemandangan yang sebelumnya terlihat kini kembali terlihat, Hyunsuk berlutut di depan kloset dengan kepala hampir-hampir masuk ke dalam saking parahnya Hyunsuk muntah.

"Hyung..."

"Hoek!" yang keluar dari mulut Hyunsuk hanya cairan bening.

"Uhh—hiks" si kecil mengusap cairan bening yang tertinggal pada sudut bibirnya, mata itu terpejam lelah, nafasnya tersengal seolah-olah ia baru saja berlari kesana-kemari.

"Aku tidak tahan, Yoshi. Muntah ternyata menyusahkan"

Lagi, Yoshi membantu Hyunsuk bangun, kali ini ia menuntun sang hyung agar duduk dikursi meja makan.

"Kau yakin tidak perlu ke dokter?"

Anggukan malas Yoshi terima.

Yang Yoshi balas dengan acuh, tidak ada gunanya juga memaksa Hyunsuk yang keras kepala. Keributan bisa saja terjadi jika Yoshi terus memaksa. Meski tidak bisa ia pungkiri jika ia merasa khawatir pada Hyunsuk, ia tetap memilih untuk menuruti apa keinginan Hyunsuk.

***

Pukul sepuluh lewat beberapa menit Hyunsuk terlihat mengabsen satu-persatu anak-anaknya. Dimulai dari penghuni van satu yaitu Jaehyuk, Junkyu, Jihoon dan Junghwan. Lalu van dua diisi oleh, Haruto, Yedam, Asahi, dan Jeongwoo. Dan van terakhir dinaiki oleh dirinya, Yoshi, Doyoung dan Mashiho.

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang