Aa

6.8K 488 133
                                    

Aa itu kakak ya gaes, itu bahasa Sunda.
Semi baku.

***

Tidak pernah terbayang dalam benak Jihoon sebelumnya jika ia akan memiliki kekasih yang begitu menggemaskan dan polos.

Tidak pernah terbayang juga jika si polos ternyata memiliki kakak yang begitu posesif dan galak. Si brengsek itu tidak pernah mengijinkan Jihoon mendekati pacar kecilnya barang sedikitpun. Sangat memuakkan.

Kali ini contohnya. Mino mengantar Hyunsuk berangkat sekolah, sama seperti hari sebelumnya. Dan pria itu mengantar Hyunsuk sampai didepan pintu kelas. Benar-benar didepan pintu kelas.

"Kalo ada yang jahat, Sukkie harus apa?"

"Bilang ke aa!"

"Good. Kalo Jihoon sentuh dada atau pantat Sukkie, Sukkie harus apa?"

"Bilang ke aa!"

Jihoon mendengus kencang mendengar percakapan antara kakak-beradik itu. Oh ayolah, Hyunsuk tidak idiot, bodoh atau semacamnya. Kekasihnya itu normal, sama seperti anak-anak lainnya.

Mino yang tidak normal disini, dia terus memperlakukan Hyunsuk seperti anak itu cacat. Dasar sinting.

Bisa Jihoon lihat Mino menepuk puncak kepala Hyunsuk lalu menyuruh Hyunsuk untuk masuk ke kelas dan belajar dengan benar.

"Kalo sampe Hyunsuk lecet, gue potong leher lo." Mino menyenggol bahu Jihoon lalu pergi.

Tidak perlu diancam juga Jihoon tidak akan membiarkan Hyunsuk lecet sedikitpun.

Setelah Mino benar-benar pergi, Jihoon langsung duduk disamping Hyunsuk dan mencium pipi gembul itu sekilas. Oho, jika saja Mino melihat itu, tamat sudah riwayatnya.

"Bawa bekel apa hari ini?"

Hyunsuk terlihat membuka tasnya dan menunjukkan kotak makanan dengan gambar babi, "Tadi Bunda masak masakan lain, tapi sama si aa ditumpahin. Jadi aku bawa ini" disana ada beberapa potong sosi, nugget, dan sayuran.

"Oke." Jihoon membantu Hyunsuk membereskan kembali makan siangnya. Mereka berbicara sedikit dengan tangan Jihoon yang terus bermain disekitar paha Hyunsuk.

Demi Tuhan, tubuh Hyunsuk benar-benar menggoda. Jihoon tertawa-tawa dalam hati, Mino hanya menyuruh Hyunsuk untuk melapor padanya jika ia menyentuh dada atau pantat Hyunsuk.

Tanpa Mino ketahui jika masih banyak area terlarang yang masih bisa Jihoon sentuh. Haha, bibir Hyunsuk juga terlihat sangat menggoda. Beberapa kali Jihoon hampir merasakan bibir ranum itu.

Hampir. Karena Mino selalu datang saat ia akan melakukan hal tak senonoh pada Hyunsuk. Sialan sekali.

"Nanti si aa jemput?"

"Iya. Tapi katanya bakal telat, ada urusan sama a Jinu"

'Paling-paling si Mino sama Jinu bdsm-an.'

"Mau pulang sama aku?"

"Nggak. Kata si aa nggak boleh. Katanya nanti kamu harus nemenin aku sampe a Mino dateng."

Kata si aa, kata si aa, kata si aa. Selalu seperti itu. Hyunsuk akan selalu menuruti apapun kata Mino, apapun. Tanpa banyak tanya dan berpikir.

"Yaudah."

Hanya itu, Jihoon tidak akan memaksa. Jika ia memaksa, Hyunsuk akan takut padanya dan ia akan berakhir sengsara.

Pernah sekali waktu Jihoon tidak sengaja memaksa Hyunsuk, tidak sepenuhnya memaksa sebenarnya, dia meminta. Tapi hasilnya, yah, seperti yang sudah diprediksi. Hyunsuk menangis, mengadu pada Mino dan berakhir Mino menghajar Jihoon dan memisahkannya dengan Hyunsuk.

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang