Ice Cream II

6.9K 430 38
                                    

Seingat Hyunsuk ia sedang makan es krim, mencoba menghilangkan dahaga dan rasa panas yang terus membakar tubuhnya. Itu sebelum Jihoon tiba-tiba bernafsu dan mulai menggarap tubuhnya hingga ia kehilangan kesadaran.

Entah berapa lama Jihoon menyetubuhinya yang jelas sekarang tubuh Hyunsuk terasa remuk. Pelipisannya berdenyut, tenggorokannya kering dan sakit. Punggung, tangan, pinggang dan kakinya terasa kebas. Dadanya juga terasa ngilu, ada bekas merah disana, menandakan jika daerah itu lecet.

Dan yang paling parah adalah bagian selangkangan dan lubangnya. Itu sakit, sakit sekali. Jihoon brengsek.

Hyunsuk melirik marah pada Jihoon yang saat ini masih tidur dengan damai. Wajah itu terlihat sangat segar dan puas.

Bajingan.

Ia mengguncang tubuh Jihoon, berusaha membangunkan sang kekasih untuk melakukan kewajibannya; merawat Hyunsuk.

"Bangun, sialan. Aku lapar!"

Jihoon mulai terusik dari tidurnya, tapi itu tak cukup untuk membuatnya bangun. Jihoon malah merapatkan tubuhnya pada kasur.

"Bangun!" Hyunsuk berkata penuh ancaman. Dalam hati berjanji akan marah pada Jihoon jika pria itu tidak bangun sekarang juga.

Detik jam terus berlalu dan Jihoon tak kunjung bangun. Baik, darah Hyunsuk sudah mencapai kepala. Ia menarik selimut dari atas tubuh Jihoon lalu mendorong tubuh itu hingga terjungkal pada lantai.

Menimbulkan suara gedubruk cukup kencang dan tentunya itu berhasil membangunkan Jihoon karena pria itu terdengar meringis.

"Sakit!"

Hyunsuk tidak menjawab. Dia mendelik tajam sebelum akhirnya memunggungi Jihoon.

Seolah tidak tahu diri, Jihoon malah kembali berbaring dan memeluk tubuh Hyunsuk. Mendekapnya erat tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Mata Jihoon perlahan memberat, menandakan jika ia akan kembali menyelami alam mimpi. Sampai bunyi perut Hyunsuk membuat matanya terbuka lebar.

"Sayang, kau lapar?"

Bodoh. Jihoon pikiran berapa lama dirinya menyetubuhi Hyunsuk? Tentu saja Hyunsuk lapar, ini sudah satu hari. Seingat Hyunsuk ia makan es krim pukul sebelas siang, dan ini pukul dua siang. Sudah satu hari lebih.

Jihoon melihat wajah Hyunsuk dengan menggunakan siku sebagai penyangga. "Tunggu sebentar, aku akan membuat nasi goreng" dia mencium pipi dan bibir Hyunsuk sekilas sebelum menggunakan pakaiannya dan berjalan keluar dari kamar.

***

Jihoon kembali dengan satu piring nasi goreng dan air putih lengkap dengan obat yang biasa Hyunsuk konsumsi setelah mereka bercinta.

Jihoon meletakkan piring itu dinakas samping Hyunsuk, mengusap pipi Hyunsuk sebelum membangunkannya karena Hyunsuk tertidur.

Tidak tidur sebenarnya, Hyunsuk hanya memejamkan matanya karena rasa pening masih terasa pada kepalanya.

"Bangun, ayo makan"

Jujur saja Hyunsuk malas bersinggungan dengan Jihoon. Dia sangat kesal pada si sialan ini. Sungguh. Tapi perutnya kelaparan, jadi ia bangun dengan bantuan dari Jihoon.

"Mhh" matanya berkaca-kaca. Bokongnya sakit sekali ketika duduk, perih dan Hyunsuk ingin menangis saat ini juga.

"Apa masih sakit?"

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang