Ngews-

14.7K 506 42
                                    

Kali ini beneran, sampe tuntas ^^

***

Ada kalanya dimana hormon Hyunsuk begitu membara, meledak-ledak sangat hebat yang jika tidak segera ditangani maka Hyunsuk akan mengamuk.

Biasanya hormon Hyunsuk akan memuncak kapan saja, alias tidak menentu. Tidak seperti omega yang umumnya heat satu bulan sekali, Hyunsuk bisa horny setiap hari jika dia ingin.

Karena ini bukan Omegaverse.

Jihoon tidak masalah sama sekali, toh dia enak-enak saja jika Hyunsuk ingin bercinta seharian atau setiap hari.

"Jihoon, aku mau susu" tangan Hyunsuk merayap pada selangkangan Jihoon, meremas penis Jihoon pelan.

Informasi saja, mereka baru saja selesai bercinta satu jam yang lalu. Tapi, Hyunsuk sudah ingin melakukannya lagi.

Bagus.

Keduanya bahkan masih tanpa busana, kecuali Jihoon yang mengenakan boxer. Sementara Hyunsuk masih telanjang bulat.

Tanpa menunggu persetujuan Jihoon, Hyunsuk langsung berlutut dan membuka lebar kaki Jihoon. Ia menenggelamkan wajahnya pada area selatan Jihoon.

Menghirup aroma yang begitu memabukkan, "Aku tidak mengerti, kenapa wangimu membuatku pusing?" suaranya tidak jelas, terhalang oleh penis Jihoon yang mulai menegang, lagi.

"Sama sepertiku yang tidak mengerti tentang betapa menakjubkannya dirimu, boy" mata sayu Jihoon menatap lapar. Ia mengusap-usap puncak kepala Hyunsuk.

Hyunsuk tertawa, ia menarik celana Jihoon hingga laki-laki itu sama telanjang sepertinya. Penis tegang Jihoon langsung menampar bibir ranumnya.

Wajah Hyunsuk bertambah ceria begitu melihat benda kesukaannya tengah menantang gravitasi.

Langsung ia lahap tanpa menunggu apa-apa lagi, membuat giginya tidak sengaja menggesek penis Jihoon.

"Perhatikan gigimu, Park" Jihoon meringis, merasakan kenikmatan yang bercampur rasa ngilu pada penisnya.

"Hmaah—" Hyunsuk memaju-mundurkan kepalanya, menghisap penis tegang Jihoon dengan rakus.

Lidah lembut itu menjilat setiap bagian yang dapat dijangkaunya, membuat gerakan memutar hinggap menimbulkan gelenyar nikmat pada perut Jihoon.

Satu tangan Hyunsuk terulur memainkan bola kembar yang tidak ia sentuh sejak tadi. Tangan lainnya merayap mengusap tubuh Jihoon, mencapai bagian mana saja yang ia temukan.

Hyunsuk menghisap semakin kuat, memaksa mulutnya untuk bisa menampung seluruh kejantanan Jihoon. Tapi, tidak berhasil. Benda tumpul itu terlalu besar dan panjang untuk mulutnya yang kecil.

Ia membuat gerakan menelan hanya untuk mendengar desahan nikmat Jihoon, dan yang keluar dari mulut pria itu hanya geramana buas.

Sedikit mengecewakan, tapi, tak apa. Karena Jihoon memang seperti itu. Tidak banyak bicara.

Mulut Hyunsuk sudah terasa kebas, pegal karena menganga terlalu lama hanya untuk mendapat susu kesukaannya.

Sialnya Jihoon bukan pria yang cepat keluar, butuh waktu banyak hanya untuk mendapatkan cairan gurih kesukaan Hyunsuk itu.

Tentunya Hyunsuk tidak akan menyerah sebelum mendapatkan apa yang diinginkannya, ia memaksa mulutnya untuk terus memakan penis Jihoon.

Mamuju-mundurkan kepalanya secepat yang ia bisa. Terus berusaha memberikan service terbaik untuk kekasih tampannya ini.

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang