Valentine

6.5K 512 111
                                        

Hari ini Hyunsuk berangkat lebih pagi. Sengaja, untuk menikmati aroma alami yang menguar dari pohon pinus yang berada disamping kelasnya.

Ia duduk santai di dekat jendela dengan earphone yang menyumpal kedua telingnya, musik hip-hop melengkapi kesendirian Hyunsuk.

Duk

Hyunsuk mengalihkan pandangannya dari luar ketika ia mendengar suara seseorang yang seperti menabrak meja,

Seorang gadis terlihat terburu-buru meletakkan sebungkus coklat pada meja yang terhalang satu baris dari Hyunsuk.

Meja itu sudah penuh dengan puluhan coklat, beberapa ada yang jatuh ke lantai saking penuhnya.

Kapan coklat-coklat itu datang? Rasanya tadi saat Hyunsuk datang meja itu masih kosong sama seperti yang lain.

Mengedikkan bahu acuh, Hyunsuk kembali melanjutkan kegiatannya, hatinya sedikit memanas,

Entah itu karena ia melihat banyak coklat pada meja orang lain sementara pada mejanya tidak ada satupun atau karena hal lain Hyunsuk tidak peduli ia tidak ingin meributkannya terlalu lama.

Ia memilih untuk menikmati keheningan yang ada sebelum murid lain muncul dan membuat suasana menjadi berisik dan menyebalkan.

Oh ya ngomong-ngomong ini adalah hari Valentine, wajar jika meja sang Pangeran sekolah penuh dengan coklat.

Tidak seperti mejanya yang kosong, karena ia bukan siapa selain hanya seorang pemuda pendek dengan kacamata minus yang akan ia gunakan ketika benar-benar butuh,

Hyunsuk tidak mau menggunakan kacamata sialan itu setiap saat dan membuatnya ditatap aneh oleh orang-orang.

Hyunsuk membuka tas miliknya lalu mengeluarkan sebatang coklat yang ia buat semalam, ia juga akan memberikan coklat itu pada pujaan hatinya,

Itu juga jika Hyunsuk memiliki keberanian untuk melakukannya.

"Hyunsuk!" padahal ini baru pukul tujuh lebih beberapa menit tapi kenapa orang itu sudah datang, tidak seperti biasanya.

Yang memanggil berjalan dengan percaya diri menuju tempat di samping Hyunsuk lalu duduk tanpa banyak berpikir.

"Wah, seperti dugaanku. Meja itu selalu penuh dengan hadiah jika ada hari-hari istimewa" sang teman meracau dengan muka kagum sekaligus iri.

"Ck, biarkan saja. Itu tidak merugikan kita sedikitpun" bibirnya berucap demikian tapi hatinya berkata lain.

"Kau benar! Hanya saja, apa menariknya si Jihoon itu? Jika kau menanyakan pendapatku, aku akan mengatakan jika pria itu tidak menarik sama sekali. Dia--" si cerewet Junkyu terus saja mengoceh dan membuat telinga Hyunsuk panas,.

Memilih untuk tidak peduli, Hyunsuk kembali mengalihkan netranya keluar jendela, memerhatikan siswa-siswi yang mulai berdatangan.

Lalu manik cantik Hyunsuk melihat siswa yang menjadi pujaan seluruh sekolah, tengah berjalan biasa saja tapi terkesan penuh pesona.

Jantung Hyunsuk langsung bekerja diluar kendali otaknya, perasaan aneh dan gugup selalu muncul ketika ia melihat wajah tampan pemuda itu.

"Oh! Ini, satu coklat untuk seorang pemuda kesepian sepertimu. Coklat persahabatan dari Kim Junkyu yang luar biasa." Junkyu mendesak Hyunsuk agar mengambilnya coklat pemberiannya.

"Kau sudah dapat berapa coklat?"

"Hanya satu, darimu." Hyunsuk membuat coklat pemberian Junkyu dan memakannya dengan rakus.

"Sungguh? Aku tahu kau kesepian dan anti sosial tapi ayolah kau tidak mungkin tidak mendapat coklat sama sekali dari orang lain? Aku saja sudah mendapat lebih dari sepuluh coklat dalam perjalanan kemari, coklatnya sudah habis ngomong-ngomong. Kau tidak bisa memintanya"

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang