Bab 15

44.3K 2.4K 23
                                    

Minta cinta kalian lewat vote ya.
Happy reading
😘

.
.
.

"Aduh!"

Alika meringis ketika Darren melemparnya ke ranjang tanpa berperasaan. Konyol memang, dipenuhi nafsu membuat lelaki itu ceroboh.

"Sorry."

"Eh, Dar! Kunci pintu!" pekik Alika ketika Darren sudah merayap di atas tubuhnya.

Mau protes, namun ia tahan. Darren bergegas mengunci pintu kamarnya. Bergerak secepat mungkin karena dia sudah tidak tahan!

"Ada lagi? Cepet bilang sebelum aku tancap gas," ujar lelaki itu menggebu-gebu.

Wajar dong, itu yang di bawah sudah kebelet makan!

Alika beranjak bangun sambil menggaruk lehernya. "Itu ... kamu mau lanjut yang tadi?"

Kening Darren mengernyit. "Lah, iyalah! Apa kamu pikir aku gendong kamu ke kamarku karena mau nonton film?"

"Bu-bukan gitu. Cuma kan...."

"Terus maksud kamu nyuruh aku kunci pintu, buat apa? Bukannya kita mau itu-ituan?"

Napas Darren masih memburu. Wajahnya pun memerah. Bisa dibilang gairahnya sudah naik di level paling atas, namun Alika malah mengajaknya bercanda.

"Tapi, nanti papa kamu dengar."

"Kan papa punya telinga, wajarlah kalau dengar," sahut Darren kalem.

Alika melotot kaget. "Aku nggak mau, ya, suara aku sampe keluar, malu tau!"

"Jangan mendesah dong kalau gitu."

"Mana enak kalau diam aja, Dar. Ngaco ih!"

Sudut bibir Darren melengkung menawan. "Jadi, maksud kamu mendesah bareng aku rasanya enak?"

"Gila, ya, kamu!"

Alika beranjak berdiri sambil merapihkan pakaiannya. Dia juga merapihkan rambutnya yang kusut ulah Darren.

"Mau ke mana?"

"Ke kamar tidurlah."

"Di sini kan kamar tidur juga."

"Aku nggak mau tidur di sini."

"Kita memang nggak akan tidur di sini, tapi kita mau melakukan hub—"

"Jangan bicara lagi! Kamu tuh, nyebelin banget sih! Bikin aku kesel!"

"Kok bikin kesel sih? Bukannya bikin nafsuan?"

Alika mendelik tajam. Mulut laki-laki itu memang tidak berakhlak sama sekali!

"Al, aku sesak," ucap Darren dengan ekspresi seperti orang yang teraniaya.

Memang kenyataannya dia sedang merasakan sakit kan? Ada rasa ngilu-ngilu gitu. Maunya tancap gas dan mengeluarkan isinya.

Melihat ekspresi Darren yang seperti anak anjing meminta makan, Alika sontak tertawa. Asli, Darren tidak cocok berekspresi seperti itu. Bukannya Alika tersentuh, malah dia tidak tahan mau tertawa kencang.

"Kok malah ngakak?"

"Habisnya kamu lucu."

"Ini Si Dajun gimana dong? Udah ngamuk tuh! Kamu tega banget sih, Al. Ngapain ngasih harapan kalau nggak mau nyenengin Si Dajun?"

"Dajun? Apa itu Dajun?"

"Darren Junior, elah! Pake tanya segala. Sekarang bukan waktunya untuk tanya jawab."

Oh, My Ex! (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang