⚠
Pastikan dulu usia Anda cukup.
👉Series kedua Argadinata
.
.
.
Selama tiga tahun tak pernah bertemu, Darren akui bahwa mantan kekasihnya telah berubah menjadi perempuan anggun dan mempesona. Darren tidak munafik, perubahan mantan kekasihnya saat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berjalan dengan langkah ringan, sesekali bersiul menggoda para perawat yang menyapanya. Darren memang terkenal ramah, sekaligus populer di kalangan para perawat dan dokter wanita di rumah sakit itu. Sikapnya yang ramah kepada siapa pun itu justru membuat Darren dicap sebagai Dokter kesayangan. Bukan hanya berparas tampan, namun sisi lembut dan sopan ketika berbicara kepada orang lain seakan menambah kesan plus. Belum lagi dia begitu royal kepada teman-temannya.
"Selamat pagi, Dok. Tugas pagikah?"
"Yups! Betul sekali. Suster Eni juga?"
"Saya tugas malam. Sekarang mau pulang, Dok."
Darren mengangguk-angguk paham. "Kalau begitu hati-hati di jalan. Oh, ya, langitnya mendung."
"Mendung, Dok?"
"Iya, mendung. Tapi, mendung belum berarti hujan."
Suster Eni tertawa kecil. "Dokter bisa aja. Menurut saya kalau mendung pasti nanti turun hujan."
"Tenang, anggap saja saya pawang hujan," gombal Darren, "kalau jadi pawang hatinya Suster Eni boleh tidak, ya?"
"Ha ha ha. Menjadi pawang gajah saja, Dok. Lebih dibutuhkan."
Darren tertawa hambar mendengarnya.
"Atau jadi pawang buaya saja, Dok."
"Berarti saya mirip buaya dong, Sus?"
"Eh, bukan, ya?" Suster Eni memasang ekspresi wajah berpura-pura kaget.
Darren melirik jendela kaca di sampingnya, melihat dari pantulan kaca di depannya ini Darren merasa tidak mirip buaya sama sekali. Penampilannya justru memancarkan aura penuh pesona, senyumannya manis, dan matanya yang tampak berbinar-binar.
Buaya dari Hongkong? Gue cakep kayak pangeran lho ini!
"Suster, saya duluan, ya. Pasien sudah banyak yang menanti."
"Oke, Dok. Semangat kerja, ya, Dok."
Darren tersenyum lebar. Tentu saja dia harus semangat bekerja. Itu karena dia akan menyambut kedatangan seseorang.
"Hei, Dar!"
Darren membalas seruan temannya dengan lambaian tangan. Melihat Aden dengan tas di punggungnya, sepertinya laki-laki itu akan pulang.