35

2.4K 250 9
                                    

Lobellia pov.

Satu tahun sudah aku menghilang dari dunia sihir. Aku tidak tau apa ada yang peduli dengan hilangnya diriku. Tapi, aku tidak memikirkan itu.

Selama satu tahun menghilang aku mulai merindukan dunia sihir. Walau sebenarnya aku tidak pernah pergi dari sini. Ya, aku tetap disini, di dunia sihir ini, di suatu tempat yang bahkan aku pun tak tau dimana.

Aku dan Reagan memutuskan untuk kembali ke Hogwarts untuk melanjutkan sekolah kami. Sebenarnya bukan keinginanku juga, karena sebenarnya kami dipaksa untuk melanjutkan sekolah karena...

Uhuk.

Uhuk.

Uhuk.

Apa ini? Beginikah penyambutan siswa yang baru datang setelah satu tahun lamanya. Aku memasukki kompartemen Slytherin dan disambut dengan asap hitam. Tidak aesthetic sekali.

Aku berdiri menutup wajahku dengan kedua tanganku menghindari asap itu. Saat aku membuka kedua tanganku tiba-tiba ada seseorang yang memelukku.

Aku terkejut. Tapi, setelah sadar siapa dia, aku kemudian membalas pelukannya. Aroma green apple and mint yang aku rindukan. Sudah satu tahun aku tidak menghirup aroma ini. Menenangkan rasanya berada dipelukan pria ini.

Tunggu, ada yang aneh. Aku baru sadar bahwa kami berada di kompartemen, yang artinya banyak murid Slytherin yang melihat. Apakah dia lupa atau bagaimana memelukku didepan murid lainnya. Ah, sudahlah aku tidak peduli.

Dia melepaskan pelukannya dan kemudian menampar wajahnya. Aku bingung kenapa dia menampar wajahnya seperti itu?

Aku memutuskan untuk bertanya padanya. "Hey, apa yang kau lakukan?"

Dia nampak membeku di tempatnya dan beberapa detik kemudian dia memelukku lagi.

Aneh.

Dia melepaskan pelukannya dan menarikku untuk duduk dengannya tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Ditempat duduknya aku melihat Parkinson yang duduk bersama Zabini menatapku tajam. Aku tidak ingin mencari masalah dihari pertama ku jadi aku memutuskan untuk mencari Daphne saja.

"Aku tidak bisa duduk denganmu, aku harus mencari, Daphne." Ucap ku. Draco yang mengerti maksudku membiarakan aku untuk menemui Daphne.

Aku hanya perlu melangkah sedikit dan sudah berada didepan tempat duduk Daphne. Dia duduk menghadap jendela dan sepertinya dia kurang semangat. Wajahnya nampak lesu, seperti bukan Daphne yang aku kenal. Di depannya ada Astoria.

Astoria menengok kearahku dan ingin berteriak namun aku segera meletakkan jari telunjukku didepan mulutku menandakan bahwa dia harus diam. Daphne belum menyadari keberadaanku. Entah apa yang ada dipikiran wanita itu.

"Bisakah aku duduk disini?" Tanyaku.

"Kau bisa duduk disini." jawab Astoria. Namun Daphne menentang keputusannya.

"Pergilah mudblood, tempat ini sudah penuh." Jawab Daphne tanpa menghadap kearah ku sama sekali.

Sedikit sakit mendengar Daphne berkata seperti itu karena ini pertama kalinya Daphne mengataiku mudblood. Tapi tidak masalah, itu karena dia belum melihatku.

"Tapi kulihat masih ada kursi koso-"

"Aku bilang per-"

Daphne menoleh kearahku dan sontak menghentikan apa yang ingin dikatakannya dan langsung berdiri dan memelukku.

"Bell." Teriak Daphne. Entah seberapa keras teriakan Daphne telingaku nyeri mendengarnya bahkan seluruh kompartemen jadi memandang kearah kami.

Aku hanya bisa menyengir membalas tatapan mereka.

FIREPROOF | draco malfoy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang