Ternyata bunyi alarm.
"Syukurlah, cuma mimpi. Tapi Reyhan kok ada di mimpi ku ya..hmm.. Karna be papasan tadi kali ya, "
"Astagaa, aku harus keja!"
Kaget buru-buru aku langsung mengganti baju dan mengambil tas kemudian bergegas ke teras rumah.
tiba-tiba ada yang menyapa ku,...
"Loh, Regina? mau ke mana,?" Aku bungkam mengigat mimpi barusan, ini Reyhan, sama persis.
Aku mencoba menjawab dan sedikit kaku,
"Kok.. kamu bisa di sini Han? ."Rumah ku di gang sebelah, kebetulan aku baru pulang main dari rumah teman yang rumahnya di gang ini, ternyata kamu tinggal di sini juga. Kalo gitu mau bareng gak? aku antar ke tempat kerja mu," Reyhan menawarkan.
"Gak usah Han, gakpp kali.. lagi pula tempat kerja ku jauh. Aku naik ojek aja di depan, tidak ingin merepotkan."
"Yaudah klo gitu hati-hati ya Gin, padahal sama sekali gak merepotkan loh," Ujar Reyhan kemudian pergi .
****
Aku berjalan hingga keluar gang menuju tempat ojek yang biasa mangkal di bawah pohon di halaman dekat rumah ku. Saat ingin menghapirinya, seakan ada yang melambai kepada ku. Lagi-lagi itu sosok nenek tua itu. Aku langsung menghampirinya dan menanyakan soal bekas merah di tangan ku ini, lelah, semuanya seakan sandiwara. terdengar suara motor yang sangat melengking mengarah kepadaku. Astagaa, ini seperti yang ada di mimpi ku! Apa yang harus ku lakukan.
"Srettttttssssssss......buggg" Tubuhku terhempas penuh darah, kepala ku bocor dan pandangan ku buram. Aku sekilas melihat banyak orang datang kepada ku dan samar samar melihat ada yang menolongku dan wajahnya sangat mirip dengan Reyhan. Apa kah aku masih bermimpi sekarang, tapi.. Rasa sakit di kepala ku sangat terasa"
Setelah itu aku tidak sadarkan diri sampai akhirnya.."Ginn, Regina.." Aku mendengar suara memanggil ku, aku mulai membuka mata dan mataku melihat sebuah pelapon ber cat putih, mulai memerhatikan sekeliling , ada infus tergantung di sebelah ku.

"Gina, kamu udah sadar? kamu tadi kecelakaan dan sekarang kamu harus di rawat di rumah sakit. Kamu belum bisa sekolah besok. Aku bakal selalu kesini jagain kamu ya. Nanti aku minta tolong Putri ambilin baju-baju sekalian kita temanin kamu sini yaa.. ," Reyhan berada di samping ku, menatap khawatir.
"Astaga Ternyata iya, memang Reyhan yang menolong ku tadi. Astaga mimpi ku nyata. Ada apa ini? aku melihat masa depan melalui mimpi? Dejavu!" Fikir ku.
Aku menggangguk dan menahan nyeri di kepala dan bagian-bagian tubuh ku yang sakit.
Aku teringat kerjaan ku, bagaimana ini, bagaimana aku harus membayar uang sekolah nanti. 2 bulan ini orang tua ku belum ada ngirim sama sekali. Menghubungi ku aja tidak ada. Bagaimana ya keadaan mereka sekarang. Aku sangat khawatir,
"Nanti uang sekolah mu gak usah di fikirin ya, aku ada uang lebih. Ayah ku memberiku uang lebih setiap minggu nya. Jadi gakpp".
Loh, kok Reyhan tiba-tiba bicara begitu? dia bisa baca fikiran apa gimana.
"Engga, gakpp Han gak usah. Gak enak repotin kamu terus,"
"Astaga Rengginanggg...Rengginang. Di bilang gak usah basi basi. Sok sok nolak mulu yeee hidup nye. Kamu mau bayar pake apa haa? Duduk ada susah apalagi mau kerja. Han, bayarin aja Han,"
Putri tiba-tiba datang ke ruangan ku dan berkata demikian. Aku tidak bisa berkata lagi, Mata Reyhan yang begitu berbinar dan indah seakan menghipnotis. Aku tak kuasa lama melihat nya karna jika di biarkan wajah ku pasti ikut memerah.

"Yaudah. Nih baju sama makanannya Nang. Han, keluar dulu ya, biar aku bantu Rengginang masam ini ganti baju," Seru Putri sambil meraih baju itu.
Rayhan keluar ruangan dan menunggu.
"Ciyeeee.... Ihiiiiiyy. Reyhan kok bisa selamatin kamu ya.. Oiya kok kamu bisa kecelakaan gini sih? lihat tu tangan mu ada jiplak telapak merah lagi. Sebenarnya kenapa sih? jangan bilang kecelakaan mu ini karna nenek itu lagi?" Seru Putri yang binggung dan khawatir.
"Iy..aa Put.. Aku lihat ada yang melam....."
"Puttt, udah belum?"
Aku baru saja ingin melanjutkan cerita ,tapi Reyhan malah berteriak dan memotong cerita ku.
"Udah" Jawab Putri.
Rayhan membuka pintu dan masuk.
"Oiya, aku pulang duluan ya, mau antar barang bu Ajeng, jagain dulu ya Han. Nih makanannya".
Putri yang bersiap-siap pergi sambil memberi rantang makanan itu ke Rehan.
"Iya Put hati-hati ya".
****
Sekarang hanya ada aku dan Reyhan di ruangan ini. Gak tau kenapa aku malah senang banget. Tapi canggung mau cerita.
Aku coba ambil air minum di sebelah ku tapi aku gak sampai.."Eeeeeee udah-udah, kamu ini.."
Ucap Reyhan sambil mengambil air itu dan memberikannya pada ku."Kalo butuh apa-apa bilang aja Gin, kan aku di sini mau berguna juga,"
Aku tersenyum, tidak berbicara karna lemah. Reyhan berjalan mengambil kursi, langsung datang duduk di samping kasur ku. Aku sangat canggung. Reyhan langsung mengambil makanan dan bilang..
"Ini Gin makan dulu ya".
Saat aku ingin mengambil tempat makanan itu dari tangan nya, Reyhan langsung menjauh kan nya.
"Ada-ada aja kamu ini Gin.. ginn. Bener kata Putri, kamu tu sok kuat ya, aku suapin. Tangan mu aja masih luka gitu mana susah di gerakin".
Reyhan yang lngsung membuka tempat makanan itu sambil tertawa kecil.
"Sini sinii, ngiiiiungggg ngiunggg... Pesawat mau mendarattt, hahahhaha.. Cepat buka mulut monster, santapan datang... Hohohoho... Hahahaha"
Reyhan yang menggerakkan sendok sambil menyodorkannya ke mulutku. Aku tak sanggup menahan tawa, wajahnya sangat manis menatapku dengan sipit karna tawanya.

"Eheeeem.eheeeem.." Aku tersedak,
"Ehhhh Gina gina, makanya pelan-pelan makan nya, hahaaha, sambi ketawa sih, ini minum"
Reyhan yang panik dan masih sedikit tertawa itu langsung mengambil kan air.
"Udah han, kenyang," Ucap ku sambil menaikan telapak tangan.
"Oke oke Gin aku bawa ke sana dulu ya, sekalian mau ke luar bentar aja, 20 menit lah" Seru Reyhan.
Reyhan pergi keluar dan aku sendiri sekarang, aku tersenyum memikirkan Reyhan yang sangat baik.

Aku merasa berseri, senyumnya tergambar di fikiranku. Ini pertama kalinya aku merasa seperti ini..
"Aaahhh sial," Seketika dada ku terasa sesak dan nafas ku sangat cepat.. Nenek itu datang lagi dan sekarang sangat jelas di depan ku, menatap. Astagaa.. Bagaimana melarikan diri adalah isi otak ku saat ini, "Too.. Tolonggggggggg....."
___________________________________________
Regina di apain ya sama nenek itu?hmm...Tunggu kelanjutannya di Bab 4... Sampaiiii ketemu di Bab selanjutnya.
Happy Reading semuanya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
BEDA DUNIA
Teen FictionTubuhku terlempar lima kaki dari awal aku berdiri. Karna suara itu aku mendatanginya hingga aku berada di sini.. Darah ku membasahi jalan. Sebenarnya siapa dia,kenapa selalu mengganggu ku..