Bab 17_Tanya

37 10 0
                                    

Mata ku mulai kabur, pandangan kurang jelas, " Pejamkan mata mu Gina, bertahan" seru Reyhan dan aku mengikutinya, memejamkan mata ku dan seketika Reyhan berhenti,
Apakah sudah sampai, Ucap batinku. Aku tak dapat melihat sekeliling, tak lama dari itu aku terbangun. Ruang rawat, aku terbangun dengan posisi duduk,mengigat benturan di belakang kepala ku mengharuskan tidak berbaring.

"Gina.. Kamu sudah sadar??" Reyhan sangat khawatir, dia menjaga ku sejak tadi.
"Dokter, Gina sudah sadar.." Dia berteriak memanggil. Kepala ku sudah terlilit perban. Aku memandang sekeliling,iya.. Ini rumah sakit yang sama.

"Gina.... Kamu gak apa-apa, kenapa cepat sekali sampai di sini???" Teriak Putri yang baru saja datang dengan rombongan Reno, Ujang, dan Angga

"Gina,maafin aku ya.. Harusnya aku gak ikut kalian ke kantin, aku juga gak tau bisa kejadian kaya gini.." Angga meminta maaf.

"Ini karna kamu sok ke keren tau gak!" Reyhan spontan berdiri dan menarik kerah baju Angga, menatapnya sangat tajam.

Melihat itu aku angkat bicara, mencoba menahan Reyhan yang tengah memaki Angga di saat yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat itu aku angkat bicara, mencoba menahan Reyhan yang tengah memaki Angga di saat yang sama.
"Reyhan, udah! Kamu apaan sih, ini bukan salah Angga, Han."

Reyhan melepas tangan nya dari kerah Angga, menatapku,"Kamu belaain dia Gina??? Ini tu memang salah dia,"
Dia mengeraskan suaranya.

"HAN, UDAH HAN!, kamu kenapa marah- marah gini sih, Udah Han," Aku lebih mengeraskan suara ku, menegurnya, kemudian mengatur suara menjadi pelan kembali.

Reyhan menarik nafas, mencoba mengendalikan emosinya,"Maaf, aku cuma khawatir... Bukan apa-apa" Dia meminta maaf ke Angga, tidak sungkan. Angga sama sekali tidak membalas Reyhan, memaafkannya.

Reno dan Putri sedari tadi hanya menonton, tak berani bersuara. Dokter datang, membolehkan pulang. "Huh, syukurlah gak parah," Seru Putri lega. Sore ini tepat pukul 3 aku harus kembali berkerja. Sementara ini Ayah ku belum memiliki kerjaan apa pun, aku gak mungkin harus bergantung kepada Reyhan dan memintanya untuk membayar uang sekolah ku lagi. Aku harus menggantinya.

"Baik,saya permisi," Dokter pergi dan kami juga ikut beranjak. "Gina, gak mau ikut kita aja naik mobil bareng," Angga menawarkan. Sejenak aku menatap Reyhan,"Engga Nga.. Aku naik motor aja bareng Reyhan, lagi pula mau buru buru juga"

Saat Reyhan ingin mengucapkan sesuatu, aku mendorongnya pergi, aku tau.. Dia pasti ingin menyuruhku ikut dengan Angga, Ahh.. Sudah tertebak. Kami beranjak pergi,

Melambai, siapa yang melambai,"Han.. Kayanya itu Rio deh," Reyhan melihat sekeliling,"Mana gina? Gak ada siapa siapa, pasti kamu salah lihat"

"Iya benar, gak ada siapa siapa," Sepertinya kali ini aku bener bener salah lihat. Reyhan kembali mengendarai motornya, bercerita tentang apa saja yang sungguh, aku pun tidak mendengar jelas apa yang dia katakan. Sesekali tertawa kecil dan meng iya kan apa yang dia ucapkan . Hahaha, soal biasa, aku tau.. Suaranya terbawa angin.

Kami kembali ke sekolah, Reyhan menenani ku ke kelas untuk mengambil tas, dan lain sebagainya. Membawa ku pulang tanpa ijin, bahkan putri saja gak dia beri tau.

Kami beranjak lagi dari sekolah, Pulang?? Sepertinya tidak."Gina, aku mau bawa kamu jalan jalan dulu gakpp kn?" Tanya Reyhan, " Mau ke mana Han?" Tanya ku penasaran

"Ke sesuatu tempat yang indah, tapi gak se indah kamu kok, hahaha" Aku menyikutnya, tentu saja karna malu.

Tak lama dari itu Reyhan berhenti, di suatu taman yang sepi, indah, beserta pepohonan yang asri. Kami beranjak dari motor, memandang sekeliling. Aku beralih ke popohonan dan memandangnya dengan tabjuk, memetik beberapa bunga dan membawanya.

 Aku beralih ke popohonan dan memandangnya dengan tabjuk, memetik beberapa bunga dan membawanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana, bagus kan? Tapi ya... Kembali lagi, gak se indah kamu," Ujar nya menggoda lagi. Sungguh, aku sampai lelah menyikutnya.

Reyhan mengikuti kemana pun aku pergi, memantaunya, sesekali bergurau. Dia membiarkan ku melihat sekeliling dan memantau dari jauh. Mencuri pandang, senyum tipis tak jarang terlihat dari wajahnya,

 Mencuri pandang, senyum tipis tak jarang terlihat dari wajahnya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak lama dari itu, Reyhan menghampiri ku. Kami duduk di bawah pepohonan dan menatap keindahan, suasana nya sangat baik. Seketika Reyhan menatap ku, dia mulai berbicara, "Gina... Apa kita masih bisa sama-sama kaya gini kedepannya nanti? Sebenarnya menurut kamu aku ini siapa? Ada gak sedikit aja rasa di hati kamu untuk aku?"

Jantung ku berdetak kencang. Apa yang harus ku katakan,..

_________________________________________

Lanjut Bab selanjutnya ya.. Semangat terus jalani harinya, banyak banyak bersyukur, oke. Happy Reading semuanya, jangan lupa vote kalo suka, komen jika ingin beri masukan, saran dll boleh juga, Follow biar gak ketinggalan bagian berikutnya,
See you^^

BEDA DUNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang