Bab 25

28 5 0
                                    


Putri berlalu pulang meninggalkan Dhani. Jujur dia sangatlah khawatir dengan ku, karna bagaimanapun aku harus tau mengenai hal ini fikirnya. Putri beranjak dari fikiran yang awal dan memilih pergi karna mengigat bahwa sepeda yang dia bawa adalah milik bapa bengkel itu. Dia berjalan sendiri di waktu  senja sambil melihat langit jingga yang membuatnya sangat damai. 

Sesekali terlintas mengenai Dhani di fikirannya, kemudian ia tersenyum kecil dan selalu berusaha mengalihkannya. Sesekali tersipu malu hingga tak terasa dia telah sampai di rumah kendaraan rusak itu.

Sesampainya di sana ia menyapa bapak itu dan beliau pun menyambut Putri dengan senyuman. "Udah bagus sepedanya Neng," ucap Bapak itu.

Putri mendorong sepeda yang di pinjamnya sambil tersenyum dan mengucapkan terimakasih. Pemilik bengkel itu menawarinya minum teh, tapi Putri menolak, "Terimakasih banyak pak, tapi maaf sekali, saya harus pergi sekarang, lain waktu saya ke sini lagi" Ujar Putri sambil tersenyum.

"Sepeda saya sudah boleh di bawa kan pak, ongkos nya berapa pak?" Seru Putri sambil mendekati sepedanya.

"Bawa aja neng, udah di bayar tadi sama cowok ganteng, cowok kamu ya?" Jawab bapak itu sambil tertawa.

Putri kebingunggan, "HAH?" ucapnya sambil mencoba menebak nebak siapa yang sudah membayarkan sepedanya. "Hmm...namanya siapa pak?"

"Gak mau sebut nama neng, saya kira pacarnya neng ternyata bukan ya, wah.. penggemar kali tuh" Jawab bapak itu menggoda Putri.

Putri kembali terdiam dan tersenyum  merespon ucapan bapak itu, mendorong keluar sepedanya "Pulang pak, Makasih ya" teriak putri dan mulai mengayuh sepedanya. Memandang langit yang mulai gelap, berceletuk dengan yakin, "Aku tau siapa orangnya".

Putri berlalu dan aku bersiap untuk kerja. Reyhan seperti biasa datang menjemput dengan motor merahnya, tapi kali ini sedikit ada yang berbeda, terlihat seperti ada hal yang di fikirkannya. "Han?" sesekali memanggil. "Ya," selalu singkat jawabnya tidak seperti biasa.

"Kamu kenapa Han..?" 

Dia hanya menggeleng menjawab pertanyaan ku. "Kamu boleh cerita kok Han, aku ada disini" Ujar ku. Reyhan tetap mempertahankankan mimik datarnya tapi kali ini menjawab, "Suatu saat kamu akan tau Gina, tapi untuk sekarang biar aku simpan sendiri , cepat atau lambat," Jawaban Reyhan membuat ku semakin binggung. yang awalnya aku hanya binggung dengan sikapnya, dan sekarang binggung ku bertambah karna jawabannya.

"Kenapa gak bilang aja Han, aku gak suka ya rahasia rahasiaan. Maksudnya cepat lambat apa sih Han," Jawabku dengan nada sedikit keras dan gelisah, tapi Reyhan hanya tersenyum dan menjawab singkat, "Tunggu aku siap Gina," Ujarnya yang membuatku semakin penasaran dan kesal.

"HUH, Awas aja" Aku mengancam, Reyhan melihat ku dari spion motornya sambil tertawa.

Tak terasa kita sudah sampai di cafe tempat kerja ku. Reyhan langsung pergi dan tidak bekerja walaupun meihat Angga yang sudah sibuk bersih bersih di dalam. Anak pemilik cafe itu duduk sambil bercengkrama lengan Angga, entah membahas apa.

"Permisi," Sapa ku sambil mendorong gagang pintu.

"TERLAMBAT!!!!!!" Teriak anak pemilik kos itu beranjak dari tempat duduknya,menatapku tajam. 

Aku keget dengan sikapnya yang tiba tiba menjadi kasar seperti itu, dan Angga, tangan nya memar, seperti habis di pukuli. Apa yang terjadi sebenarnya. Anak pemilik caffe itu menarik tangan ku membawa ku ke suatu ruangan. Aku mencoba berlari dan ya, saat itu caffe terlihat sangat sumyi dan hanya ada aku, Angga dan anak pemilik caffe itu.

Aku memberontak mencoba pergi, tapi anak pemilik caffe itu menggenggam tangan ku semakin kuat. Apa yang di lakukan Angga? ya, dia sempat berdiri dan mencoba menghentikan, panik tergambar jelas. Tapi lihat, langkah Angga terhenti karna anak penjaga caffe itu menatapnya dengan tatapan melotot mengancam Angga. Aku tetap memberontak hingga akhirnya ia memukul bagian belakang ku dan aku masih tersadar, tapi memilih untuk berpura pura pingsan dan melihat apa yang akan dia lakukan sambil memikirkan bagaimana cara melarikan diri.

________________________________________________________________________________

Sampai jumpa di next bab, Happy reading semuanya dan maaf banget baru bisa nulis lagi karna sebelumnya banyak banget drama hidup yang mungkin bakalan jadi new story yang di ambil dari cerita hidup aku dan orang  sekeliling aku. Makasih banget masih stay buat nunggu kelanjutannya, aku coba upload cepat kok, dan ini masih tahap revisi jadi maaf banget kalo banyak typo; okeeey.. see yaa

BEDA DUNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang