Bab 29

28 6 0
                                    

Malam pun tiba, ibu datang dan Reyhan membantu ku untuk berjalan sementara Putri dan yang lainnya membantu ibu membawa beberapa barang. Aku senang bisa kembali pulang walaupun tidak tahu detail apa yang sedang terjadi.

Kami beranjak menggunakan taxi sementara Dhani mengendarai motor  Reyhan ke rumah ku.

Perjalanan ke rumah melewati Caffe pak Hendro tetapi ajaibnya caffe itu hangus terbakar.

"Caffe itu kenapa ya kok bisa kebakaran gitu,"spontan tanya ku. 

"Gak ada dugaan pasti sih mba mengenai hal itu, bahkan pihak kepolisian pun masih menyelidiki penyebab dari kebakaran itu," Supir taxi itu yang menjawab.

Aku hanya meng iya kan jawaban beliau dan menatap Reyhan penuh arti seolah memberikan isyarat satu sama lain.

Aku melanjutkan pertanyaan,"Jadi pak.. bagaimana dengan pemilik caffe beserta pekerja di sana? apa ada korban pak,"

"Alhamdulillah nya pekerja di sana semuanya selamat mba dan menurut kesaksian yang bekerja di sana sih mereka di liburkan saat sehari caffe itu terbakar dan pemilik beserta anaknya di larikan ke rumah sakit karna terluka parah. Saya tidak tau detail sih mengenai korban" Ujar supir itu.

Aku menghela nafas dan kepala ku sudah menduga-duga dan menyangkut pautkan mengenai hal sebelumnya.

"Itu caffe tempat mu bekerja kan nak, oiya caffe itu terbakar di malam setelah kamu di larikan kerumah sakit nak dan kejadiannya tepat beberapa bulan lalu." Mendengar ucap ibu seperti itu aku semakin yakin pasti ini ada sangkut pautnya/mungkin ini balasan mengenai apa yang mereka lakukan, apapun itu aku juga tidak tau.

Aku mencoba mengalihkannya hingga tak terasa aku telah sampai di rumah. Putri dan Reyhan sedari tadi hanya menyimak dan terlihat bahwa dia sangat khawatir sampai sampai tidak begitu banyak bicara seperti  biasanya karna mengetahui kondisiku yang sedang seperti ini.

Reyhan kembali membantuku berjalan dan ibu beserta Putri membantu membawa barang. Dhani telah sampai di rumah dan ada Rio beserta yang lainnya juga. Mereka dan ayah menyambut kami . Saat aku masuk ke dalam. Betapa kaget serta haru bahagia nya aku melihat rumah ku sudah penuh dengan hiasan beserta banyak kue di atas meja.

Mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun seperti biasa dan kami bermain cream kue bersama-sama. Saat itu adalah hal sangat membahagiakan dalam hidup ku, aku berkumpul dengan keluarga beserta orang-orang yang sayang dan sangat peduli dengan aku. Aku meresa tidak ingin moment ini berakhir. Senyum di wajah mereka semua menambah hiasan ruangan ini. Seketika aku melupakan prihal caffe, pak Hendro dll.

Beberapa saat kemudian kami menyandarkan diri di sofaa dan memakan hidangan yang ada. Suasana mulai hening aku menyuruh Rio untuk bercerita.

Ibu beberes piring kotor dan membawa kue yang sudah berhambur dengan cream ke dapur di bantu dengan Putri, sementara ayah pergi keluar mencari udara.

"Baik kak Gina, Rio bukan kak Dhani ataupun kak Reyhan yang bisa bertukar raga satu sama lain, tapi Rio benar sudah tidak di dunia yang sama dengan kak Gina beserta yang lain. Rio hanya membutuhkan proses dan kembali ke tempat yang memang adalah tempat  yang seharusnya. Rio senang bisa mengenal kakak semua," Rio yang tengah bercerita itu pun mengeluarkan air mata begitupun kami yang mendengarnya. Karna tidak terisak Rio bisa melanjutkan ceritanya,

"Mengenai nenek itu Rio bisa bilang bahwa dia adalah pelindung kak Gina walaupun kak Gina beberapa kali celaka karna nya. Terkait ucapan 17 tahun kak Gina akan berbeda kak Gina harus kuat ya kak untuk menerimanya. Mungkin sangat berat untuk kak Gina tapi Rio yakin kak Gina bisa melewati ini" Rio menghentikan kalimatnya.

"Rio bisa jelaskan ke kakak apa yang Rio makhsud?"Tanya ku sambil mengelus kepala Rio. Tapi Rio hanya tersenyum dan menyentuh pundak ku sambil berkata,"Maaf untuk hal ini Rio tidak bisa cerita ke kak Gina, tapi kak Gina akan tau di waktu dekat ini," Jawabnya.

Sementara Putri tengah brbincang dengan ibu di dapur sembari beberes dan kemudian saling menatap,"Gina akan tumbuh menjadi orang  yanng  kuat nak Putri, tolong jaga dia ya, ribuan kata sayang pun tidak bisa menggambarkan betapa sayang nya ibu ke anaknya," Seru ibu kepada Putri dengan mata berkaca-kaca sementara Putri meyakinkan ibu ku bahwa dia akan selalu menjaga ku sebisa dia. Putri menepuk pundak ibu ku kemudian memeluknya.

*****

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

see you next chapter besty, Thanks banget ya stay sampai sini. adanya kalian buat aku semangat nulis. Next bab adalah finish dari cerita ini. Jadi pantau dan baca sampai akhir ya. Kasih vote kalo kalian suka dan share juga ke temen temen biar kalian baca cerita yang sama dan bisa jadi bahan obrolan. Baik, sehat selalu semuanya, byeee...

BEDA DUNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang