Bab 18_Perubahan Rasa

31 8 4
                                    

****
Putri dan yang lain nya masih di sekolah, melaksanakan pelajaran seperti biasa. Karna insiden yang menyebabkan aku harus pulang tersebut, membuat Angga duduk sendiri bersama bangku yang kosong. Banyak cewek-cewek yang berebut ingin duduk di samping nya saat itu, tapi Angga lebih memilih duduk sendiri mengigat fatal nya kejadian barusan yang akan berulang lagi jika ia memperbolehkan satu dari sekian banyaknya.

Sementara itu Putri yang sedari tadi sudah merasa kurang nyaman karna harus satu bangku dengan Reno, mencoba pindah, ingin duduk bersama Angga yang kebetulan kosong itu,"Ngaa.. Aku boleh gak duduk di tempat Regina, sementara aja kok, mumpung dia....."

Belum selesai kalimat Putri di lontarkan, geng cewek-cewek kelas 12 yang kebetulan lewat menatapnya dengan tajam, tentu saja mendengar apa yang ia ucap kan, mereka semua memperebutkan Angga, bahkan menawarkannya menjadi taruhan kelas.

Reyhan sebenarnya tak kalah tampan dari Angga, tapi karna tegas, cewek-cewek genit itu enggan mendekatinya. Hanya sesekali yang berani mengirimkan kertas, ataupun coklat secara diam-diam di dalam lokernya.

Melihat Putri yang memberhentikan niatnya untuk duduk bersama Angga, Reno tersedak, tertawa kecil, meledeknya. "Makanya sama aku aja, memangnya kenapa sih Put? Udahlah, santai aja.. Hmm, kamu canggung ya sama cowok keren kaya aku?" Reno yang menatap Putri sambil bolak balik memperbaiki kerah bajunya itu.

Apa yang berusaha dia lakukan, ada ada saja. Kenapa sifatnya jadi berubah gini, awalnya sok kalem pas kejadian malam itu, sekarang berlagak tampan, punya krepribadian ganda,hahaa.

"Hushh, lagi mikirin apa sih Put?? Udah lah, aku tau kok kamu suka sama aku.. Iya kan, makanya malam itu kamu langsung pergi gitu aja." Tegur Reno dengan tingkat percaya diri level akhir.

Sontak Putri menjawab," Gini nih, buaya jalur darat, giliran ada maunya aja manis- manis, sekarang malah pait banget. Jibang tau gak!," tekan Putri kemudian melanjutkan lagi kalimatnya,
" Kamu tau, hal terbodoh yang pernah aku lakuin?? Pernah suka sama orang ter ter ter JIBANG yang pernah aku kenal, dan kamu tau siapa orangnya?? Yang ada di depan mata aku sekarang!"Ucap Putri menatap Reno, melotot. Untung nya saat itu masih jam istirahat, jadi hanya mereka bertiga yang ada di kelas. Kebetulan Ujang langsung ke kantin bersama rombongan Sarinem dan lain lain.

Mendengar ucapan Putri Reno hanya diam, tersenyum malah "Kamu ternyata lucu juga ya put kalo lagi marah gitu," Ucap batinya.

Melihatnya tersenyum membuat Putri makin panas,"Dih... Malah senyum senyum, dasar gila!" bentaknya berpaling, lelah menghiraukan Reno. Sementara itu Angga hanya diam, meperhatikan mereka berdua yang tengah bertengkar. Tak lama dari itu bel berbunyi, Semua siswa siswi berlarian ke kelasnya masing-masing.

Guru masuk dan memulai pelajaran, hanya singkat, mengigat itu jam terakhir. 1jam belajar dan akhirnya bel berbunyi lagi, tanda berakhirnya pembelajaraan hari ini.

Putri bergegas ke parkiran dan menghampiri sepedanya. Dia menatap sepeda itu heran, resah, gelisah, "Astagaaaa... Kempes lagi?? Kali ini bocor nih. Aduhhhhh" Keluh Putri kesal dengan itu.

Putri mulai membawa sepedanya dengan memegang stirnya, berjalan dan tidak menaikinya.

"Tiiiiiittttttttt....."
Kelakson mobil berbunyi, sial.. Itu Reno,

"Hmm.. Kenapa sepedanya, butuh bantuan gak.. Hem ehemm.." Reno menawarkan bantuan kepadanya,

"GAK SUDI!, najis tau gak!!" Teriak Putri menolak, melangkah kemudian Pergi.

Karna pandangannya tidak fokus ke depan, tanpa melihat batu yang sedari tadi sudah menunggunya lewat itu membuatnya tersandung. "Aduh" dia menjerit terluka di bagian lututnya, Reno bergegas turun dari mobil untuk menolongnya, "Putrii..." tidak tau kenpa, Reno begitu khawatir, nampak dari wajahnya. Dia meraih lengan Putri dan membantunya berdiri.

"Ishhh, Apaan sih.. Jangan sok care gitu lah, Jijikkk!" Bentak Putri sambil membersihkan bagian lututnya, begitupun Roknya.  Reno mentapnya tajam, menjawabnya, "Bukannya terimakasih malah marah-marah, syukur syukur di tolongin, dasar cewek aneh." Reno kembali ke mobilnya, Pulang dengan perasaan marah tapi di sisi lain masih kasihan dan memikirkan Putri.

Tak langsung Pulang, Reno berputar balik menghampiri Angga untuk meminta tolong, tentu saja untuk membantu Putri membawa sepedanya. Setelah Angga setuju Reno pergi, tidak langsung Pulang ke rumahnya, melainkan memantau, apakah Angga benar-benar melakukan apa yang dia suruh apa tidak.

Benar, Angga melakukannya, perasaan lega menghampirinya kemudian dia bisa pulang dengan tenang. Entah apa yang ada di fikiran Reno itu juga membuatnya binggung, tapi ketika melihat Putri baik baik saja membuatnya tenang. Hatinya memang seperti di bolak balik.

*****

_________________________________________

Sampai ketemu di bab berikutnya,
happy reading^^

BEDA DUNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang