****
"Hmm, mungkin kamu salah lihat Han, yaudah yuk,jalan lagi.. Bentar lagi sampai nih,"ujar ku menenangkan Reyhan yang sebenarnya juga ikut berfikir soal nenek itu.Reyhan kembali menyalakan motornya dan jalan hingga tak terasa sampai di tempat tujuan, iya.. Rumah ku. Rumah yang sepi tanpa ada seorang pun di sana kecuali aku. Reyhan membawa barang barang ku dan meletakkannya di teras rumah.
"Yaudah Gin, aku balik dulu ya.. Nanti kalo ada apa apa langsung hubungin aku, oke!"
Seru Reyhan kemudian pergi.Aku membawa barang barang itu kemudian membuka pintu,
tapi...."Loh, kok pintunya gak di kunci ya, apa aku yang lupa kunci pintu sebelum tragedi itu,hmmm.. Kayanya kunci deh, tapi yaudah lah." Batin ku
Aku memasuki rumah, terdengar seperti ada suara orang memasak dari arah dapur. Aku meletakkan barang-barang ini di kamar kemudian bergegas ke dapur.
"Lohhh,ibb... Ibu.." Seru ku kaget
Ibu ku sudah pulang dan tengah memasak di hadapan ku saat ini, apa ini mimpi lagi?? Engga, ini nyata..
"Kok ibu ada di sini, ibu udah pulang?kapan, kok gak kasih tau aku dulu.. Kenapa beberapa hari ini gak bisa di hubungin???" Tanya ku benar-benar khawatir, mau senang tapi masih diiringi rasa binggung
"Ibu baru pulang tadi malam, hp ibu sama ayah mu rusak, jadi belum bisa ngabarin. Ibu tanya tetangga katanya kamu pergi kerja dan mungkin ada kegiatan sekolah, jadi ibu gak terlalu khawatir." Ujar ibu menjelaskan dengan santai
Wah, jujur aku sangat binggung. Tapi yaudah lah, aku bersyukur ibu ada di sini dan baik-baik saja. Aku juga tidak menceritakan masalah kecelakaan yang ku alami karna takut membuatnya khawatir.
"Oiya, ayah mana?" Tanya ku
Ibu yang matikan kompor sambil memindahkan masakan nya di piring,
"Lagi keluar, sebentar pasti balik.. Kamu makan dulu gih, ini ibu udah masak,""Oooo, syukurlah.. Yaudah bu, aku ganti baju dulu ya, habis ganti baju baru Gina makan," ujar ku senang karna orang tua ku sudah pulang dan baik-baik saja.
Aku berjalan menuju kamar, melewati kamar orang tua ku.
Sampainya di depan kamar mereka, kok aku nggak ada lihat baju atau tas-tas yang mereka bawa ya,
"hmmm.. Sedikit aneh sih, dari jalan tapi gak bawa apa-apa, setidaknya baju dan barang-barang lain nya pasti ada. Apalagi udah lama di luar kotanya, hmm tapi... Yaudah lah, mungkin sudah di rapiin di lemari,"
Fikir ku dalam hati kemudian bergegas mengganti baju mengigat ibu sudah menunggu di dapur.Aku mengganti baju ku, tak sengaja mata ku tertuju ke arah kaki ku yang masih ada jiplak tangan wanita tua itu. Huh,beberapa hari ini aku sangat gembira hingga melupakannya. Lihat tangan ku.. Bekas itu juga masih menyisa. Sebaiknya baju lengan panjang adalah pilihan terbaik untuk menutupi ini dari ibu ku.
Setelah usai aku menghampiri ibu dan makan bersamanya. Tidak ada yang berbeda, mungkin hanya perasaan ku saja.
"Sebenatar, kenapa sekarang ibu menutupi khening nya dengan rambutnya, tidak seperti biasanya.. Ahhh udahlah, mungkin hanya perasaan ku saja yang aneh,"
fikir ku kemudian melanjutkan makan.Aku berusaha untuk tidak menggunakan tongkat dan menutupi sebagian luka ku di bagian kepala dengan rambut dan menutupi bekas jiplak lainnya dengan pakaian panjang yang ku kenakan. Syukur cuaca saat ini tidak terlalu panas.
Ibu seketika berdiri dan menuangkan air di gelas ku dan mulai membuka topik pembicaraan.
"Gina.. Kamu sudah besar ya sekarang, harus bisa jadi anak yang mandiri dan sukses kedepan nya ya... Ayah sama ibu takutnya harus pergi dan gak bisa lama di sini Gin, ada yang ibu harus kasih tau kamu sekarang. Jadi ibu sama ayah ini sebenarnya ud......"
KAMU SEDANG MEMBACA
BEDA DUNIA
Teen FictionTubuhku terlempar lima kaki dari awal aku berdiri. Karna suara itu aku mendatanginya hingga aku berada di sini.. Darah ku membasahi jalan. Sebenarnya siapa dia,kenapa selalu mengganggu ku..