Putri yang tengah berbincang dengan ibu akhirnya kembali ke ruang tamu membersamai kami. Berbincang kecil dan akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.
Sekarang hanya aku dan ibu di ruang tamu. Aku menyenderkan kepala ku di pundak ibu dan ibu mengelus-elus kepala ku. Ibu memulai percakapan, "Gak terasa anak ibu sudah 17 tahun aja. Sudah cinta-cinta monyetan lagi sama Reyhan," Gurau ibu sambil tertawa. Aku membalasnya dengan bergumam kemudian menyikut lengan ibu.
Suasana berubah ketika ibu melanjutkan bicaranya. Ibu yang awal nya tertawa berubah menjadi murung dan terlihat sedih. "Kamu harus mandiri ya nak, jangan pernah takut dengan siapapun dan dengan apapun selagi itu bukan perbuatan yang salah. Di dapur sudah ada persiapan makanan seperti tempe dan lain-lain untuk persiapan 1 bulan. Di belakang juga sudah ibu tanami sayuran dan...."
Aku memotong pembicaraan ibu mengenai makanan. "Ibu kenapa ngomong gitu sih, kan ada ibu di sini dan kalo Gina gak tau kan bisa tanya ibu. Gina gak mau ya kalo ibu ngomong gitu lagi,!" Ujar ku memperbaiki posisi yang awalnya menyender berubah menjadi tegap dan menghadap ke arah ibu dan menajamkan sorot mata ku. Tanpa aku sadari aku mengeluarkan air mata dengan sendirinya, mengalir begitu saja.
Melihat aku mengusap air mata ku, ibu meminta ku untuk beristirahat dan beliau pun masuk ke kamarnya. Terlihat jelas bahwa matanya pun sedang berkaca-kaca. Aku beralih ke kamar sambil memilirkan kata demi kata ucapan ibu hingga akhirnya aku tertidur.
*****
Keesokan harinya tepat pukul 08.00 aku terbangun dari tidurku. Aku berusaha berjalan keluar dari kamar menuju ke dapur. Pagi ini ada yang berbeda, ibu di mana.... Itu hal yang wajar dan bisa difikirkan ke arah yang lebih positif. Tapi saat itu gak tau kenapa merasa ini hal yang gawat.
Aku mengitari rumah dan mencari ayah tetapi sama, ayah pun tidak ada di rumah. Sampai akhirnya aku masuk ke kamar orang tua ku, dan aku hanya menemukan surat yang di selipkan di antara bantal. Aku mengambil surat itu dan membacanya.
Aku sudah tidak kuat menahan air mata ku lagi.Bahkan saat itu aku tersimpuh karna kaki ku terasa lemah. Mencoba berdiri dan lagi lagi mengitari sudut rumah berharap bahwa ini adalah kejutan ke 2 ulang tahun ku. Tapi ini kenyataannnya, aku gak menemukan apa apa melainkan hanya surat itu yang memang ditinggalkan untuk ku.
"Maafkan ibu dan ayah mu ini nak, bahkan melihat mu lulus sekolah pun kami gak bisa. Maafkan kami yang sempat menggalkan kamu hingga membuatmu harus bekerja karna kami gak memberi kamu apapun nak. Maafksn orang tua mu yang tidak bertanggung jawab ini nak. Saat itu terjadi kecelakaan saat ayah dan ibu menuju pulang kesini, tetapi jalan kami berbeda nak, ibu dan ayah mu memang akan pulang, tapi pulang kerumah kami yang memang rumah. Mobil kami mencoba menghindar karena ada wanita tua yang tengah meminta tolong di pinggir jalan. Kami berusaha menepikan kendaraan untuk menolongnya, alhasil takdir berkata lain nak, mobil dari arah lain menabrak mobil kami hingga mengenai wanita tua itu juga, benar wanita tua yanng selalu ada di sekeliling kamu.
Dia berjanji akan selalu menjaga kamu mengigat ibu dan ayah mu yang mencoba menyelamatkannya walaupun usaha kami gagal. Kami pun tidak mengetahui bagaimana bisa kembali kerumah ini tapi yang kami ingat wanita tua itu berkata 17 tahun dan itu menjawab semuanya. Ibu dan ayah mu hanya menemani mu hingga kamu berumur 17 tahun. Tetapi ibu dan ayah sudah sangat bersyukur nak bisa bertemu dengan kamu lagi walaupun untuk waktu yang singkat.
Prihal Reyhan, mereka berbohong bahwa dia telah pulih dari koma nya melainkan saat itu juga Reyhan di nyatakan benar benar berhenti bernafas dan jantungnya pun berhenti berdetak.Dia tetap menemani mu nak, sambil menunggu proses nya kembali, tidak ada yang berbeda kecuali boncengan sama dia saja yang tak bisa. Dhani kembali ke tubuhnya dan Rio pun sedang menunggu prosesnya. Putri masih di samping mu na beserta yang lainnya mungkin untuk beberapa waktu, ibu sudah menitipkan kamu kepada mereka dan mereka berjanji untuk selalu menjaga kamu. Yang perlu kamu tau nak, ibu dan ayah sangat menyayangi kamu dan kami pun berharap dapat bertemu dengan mu lagi di dunia dan tempat yang berbeda.
Jangan sedih Gina, kami yakin kamu bisa, Salam sayang dari ibu dah ayah, untuk anak ku tersayang, Regina".
Itu adalah lembaran surat terakhir yang di tinggalkan. Aku masih mencoba untuk menerima ini sampai akhirnya Putri, Reyhan Angga, Dhani dan juga Rio datang memelukku. Wanita tua yang tersenyum dari kejahuan itu benar, 17 tahun ku akan berbeda dan ini arti kalimatnya. Bagaimana pun aku tidak boleh terlalu larut dan belajar menerima ini dan memberi senyum kepada orang tua ku beserta yang lain nya. Yaa.. walaupun beberapa berada di dimensi dan dunia yang berbeda.
TAMAT
___________________________________________________________________________________________
GUYS..Terimakasih sudah ngikutin dan baca cerita ini sampai akhir, makasih banget.Aku senang kalian sudah bertahan sampai saat ini dan dukungan dukungan dari kalian bener bener buat aku semangat nulis. Bismillah dan in syaa Allah sampai jumpa di cerita berikutnya , stay healty dan semangat terus semuanya,... See yaa....
KAMU SEDANG MEMBACA
BEDA DUNIA
Roman pour AdolescentsTubuhku terlempar lima kaki dari awal aku berdiri. Karna suara itu aku mendatanginya hingga aku berada di sini.. Darah ku membasahi jalan. Sebenarnya siapa dia,kenapa selalu mengganggu ku..