****
Sesaat setelah Reyhan meninggalkan cafe, Reyhan pergi mengendarai sepeda motor nya dengan kecepatan normal, hingga akhirnya dia sampai di tempat yang memang ia tuju. Rumah sakit yang sama dengan tempat di mana aku di rawat dulu.Reyhan berjalan memasuki rumah sakit itu,
"Loh, Reyhan, ngapain Reyhan di sini,"
Dengan sangat-sangat kebetulan, ada Putri di rumah sakit yang sama.Saat putri ingin menegur, terlintas ide di fikirannya, "kenapa dia terburu buru, mencurigakan,"
Ujar Putri sambil mengendap-endap mengikuti Reyhan, memperlambat langkahnya, hingga dia sampai di satu ruangan.
Sontak putri terkejut, lantas ruangan itu membuatnya kaget, Ruangan yang sama di mana dia pernah melihat Reyhan terbaring koma di ruangan itu. Samar -samar fikirnya saat itu tapi kini benar-benar meyakinkannya bahwa itu benar- benar Reyhan.
Putri mengatur normal nafasnya, kembali mengintip ke arah jendela, berfikir binggung entah apa yang Reyhan lakukan.
Reyhan menghampiri raga yang sangat mirip dengannya, raga yang tengah terbaring lemah. Reyhan mengambil kursi yang ada di hadapannya, duduk, mengeluarkan suara.
"Kak, Aku kembali kan raga mu, biarkan aku kembali ke raga ku,"Seketika Reyhan pingsan, dengan jelas Putri melihat kedua rupa yang sama bertukar raga dengannya, lantas terlihat seperti hologram. Putri terdiam, berfikir keras dengan apa yang barusan di lihat nya, apa yang terjadi sebenarnya. Lantas siapa orang yang mirip dengan Reyhan itu. Pemandangan ini benar-benar membuat nya binggung.
Saat setelah kejadian itu terjadi, Putri berdiri tepat di depan pintu, menunggu salah seorang itu keluar dan jelas saja ingin mengintrogasinya.
Langkah demi langkah terdengar mulai menghampiri pintu. Saat setelah seorang yang mirip dengan Reyhan itu keluar, Putri dengan cepat menarik tangannya, membawanya keluar, tepat di antara pohon dan kursi yang terletak di bawahnya.
"Siapa kau, ada hubungan apa dengan Reyhan, kenapa wajah kalian begitu persis, dan.. Apa maksud kembali ke raga mu? APA! Jelaskan semuanya sekarang!"
Tanya Putri dengan memperkeras dan membisikkan lagi nada bicaranya.Seorang yang mirip dengan Reyhan itu menarik nafasnya, gemetar takut dan risau soal apa yang akan di jawabnya. Dia berusaha terlihat normal dan mulai menjawab satu Persatu pertanyaan Putri yang benar-benar mendesaknya.
"Se..sebel..umnya perkenalkan nama ku Dhani, aku kembarannya Reyhan. Kenapa nama kami jauh berbeda, cerita nya panjang," Jawabnya dengan sedikit gemetar.
"Saudara kembar Reyhan? Dhani? Kamu membuat aku makin binggung sekarang, Jelaskan dengan detail apa yang aku lihat tadi, soal pertukaran raga barusan! CEPAT JELASKAN! "
Seru Putri semakin penasaran,"Baik, akan ku ceritakan satu persatu. Reyhan mengalami kecelakaan hebat yang mengakibatkan dia koma sekarang dan karna kecelakan itu kakinya lumpuh sementara." Dhani menyeka pipinya, menarik nafas dan kembali melanjutkan ceritanya.
"Jika kau tanya kenapa kami bisa bertukar raga, Sebenarnya aku gak bisa, hanya Reyhan yang bisa. Aku hanya menjaga raganya dan sama sekali tidak masuk kedalamnya."
Putri dengan seksama mendengarkan, sementara Dhani sesekali terhenti dan kembali melanjutkan.
"Jika pertanyaan selanjutmu bagimana Reyhan bisa melakukannya, aku sama sekali gak tau, dan bagaimana aku bisa keluar dari raga ku, aku juga gak tau. Dan bagaimana aku bisa bicara dengan seorang yang koma, aku benar-benar tidak bisa menjawab pertanyaan itu karna aku juga tidak tau jawabannya"
Mata Dhani mulai berkaca, Putri menatapnya dan mulai merasa sedikit lega.
"Aku tidak memaksamu untuk menceritakannya sekarang jika kau keberatan," Ucap Putri sambil menepuk lengan Dhani, kembaran Reyhan itu.
"Kau yakin dengan ucapan mu?" Tanya Dhani
Putri menjawabnya sambil menarik nafasnya lagi, kali ini dengan nada yang lebih lembut,
"Iya, tapi kau masih berhutang jawaban dengan ku. Ingat, pukul 5 sore aku akan kembali lagi kesini untuk menagih semua jawaban itu, dan yaa.. Nikmatilah hidup mu sekarang," Ujar Putri
Mendengar itu Dhani tersenyum,
"Tapi,, aku mohon satu hal, jangan cerita apapun soal ini, soal semua yang kamu lihat tadi, terutama Regina. Reyhan sangat melarang ku untuk mendatanginya, dia pernah melihatkan ku dan bercerita banyak tentangnya"Tanpa berfikir panjang Putri meng "iya" kan Dhani, dan mulai melangkah pergi.
Saat setelah Putri hampir meninggalkan tempat itu, Dhani berteriak,
"Aku boleh menjadi teman mu?"Mendengar teriakan itu Putri terhenti dan kembali menghadap kebelakang,
"Ku fikir senyumku telah menjawabnya,"Usai Putri menyerukan kalimat itu, senyum terukir di raut wajah Dhani, bagaimana dengan Putri? Tentu saja merasakan hal yang sama.
*****
Sementara itu, Putri meninggalkan tempat di rumah sakit itu dan menghampiri satu ruangan yang lain. Terlihat lemah anak perempuan berusia sekitar 7 tahun itu menatap senyum ke arah Putri.
"Ini makanan untuk mu, dan ini obatnya, biar Sekar kuat trus bisa sekolah lari-lari lagi"
Ya, nama anak itu Sekar, sepulang sekolah tadi, Putri menemukan anak itu di depan toko yang tutup dan terbaring tak berdaya. Pakaiannya sobek, Putri juga tidak tau di mana orang tua nya, bahkan sama sekali tidak mengenal anak itu. Untuk saat ini Putri memutuskan untuk tidak bertanya banyak, terlebih lagi soal orang tuanya, biarlah dia pulih dulu.
Angga iba melihatnya, pergi membawanya kerumah sakit, membelikannya baju, dan aku memutuskan menjaganya sampai sembuh. Tak risau soal biaya rumah sakit, Angga yang membiayainya.
Sekar makan sangat lahap, tersenyum indah berterimakasih kepada Putri.
Sekar seketika memberhentikan makannya,
"Kak Putri, ini udah sore, kakak boleh pulang kalo mau pulang. Lagi pula di sini Sekar gak sendiri kok, Sekar punya teman, seumuran Sekar juga kak di sini,"
Seru Sekar."Teman?? Sekar punya teman, mana temannya? Kak Putri gak ngeliat siapa siapa.." Tanya Putri binggung sambil mengambil air dan meminumnya.
Sekar menaruh makanannya, kembali menjawab pertanyaan Putri
"Teman Sekar pergi sebentar kak, tapi dia pasti balik lagi katanya, Oiya.. Siapa ya namanya.. Hmm, Rii..Rio.., iya kak, namanya Rio" Jawab Sekar.
Mendengar nama Rio, Putri tersedak.
"Apa jangan-jangan Rio yang sering jenguk Regina dulu ya.." Fikirnya.Melihat Putri yang tengah tersedak, Sekar mengelus bahu Putri dan membantunya meletakkan air yang di genggam Putri.
"Kenapa Kak?"
Putri menjawab nya pendek sambil tersenyum, "Gakpp, Airnya asin"
Sekar kembali meraih air itu dan meminumnya,"Ahh, engga kok kak, gak ada rasa nya"
Putri hanya tertawa dan mengelus kepala Sekar, "kak Putri pulang dulu ya, nanti mamah kak Putri khawatir, besok kak Putri pasti kesini, teman kak Putri juga,"
"Asikkkk" Sekar berseru riang
"Kalo ada apa apa panggil perawat, dan.. Jangan berantem ya sama temannya" ujar Putri menasehatinya.
Sekar mengangguk dan tersenyum
"Siap bos""Anak Pintar"
Ucap Putri sambil mengelus kembali kepala anak itu dan meninggalkannya.****
__________________________________________
Sampai ketemu di Bab selanjutnya,
Happy Reading semuanya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
BEDA DUNIA
TeenfikceTubuhku terlempar lima kaki dari awal aku berdiri. Karna suara itu aku mendatanginya hingga aku berada di sini.. Darah ku membasahi jalan. Sebenarnya siapa dia,kenapa selalu mengganggu ku..