9. Pergi

1.8K 138 6
                                    

Satu hari setelah Haibara kembali menjadi Shiho, Shinichi datang ke rumah Professor seolah tidak pernah melakukan dosa yang memalukan.
Pria muda itu melihat sebuah koper besar di ruang tamu. Hanya ada Professor disana. Ia tidak melihat Shiho sejak kejadian memalukan kemarin.

"Wah! Kalian mau liburan kemana sampai mengemas koper sebesar ini?" Tanya Shinichi dengan polosnya.

"Kau pikir kami punya waktu untuk liburan?"

"Lalu?"

"Apa Ai-chan tidak memberi tahumu?"

"Memberi tahu apa?"

"Dia akan kembali ke Inggris hari ini, satu jam lagi pesawatnya akan berangkat,"

"Apa? Kau tidak sedang bercanda kan professor?"

"Untuk apa aku bercanda di saat seperti ini?"

"Dimana dia?!"

"Di kamarnya,"

Shinichi berlari ke kamar Shiho, ia terus berlari tanpa memedulikan professor yang terus memanggil namanya. Ketika Shinichi sampai di depan kamar Shiho, pintu kamar itu sedikit terbuka. Shinichi langsung saja membukanya dengan kasar. Dilihatnya gadis itu sedang mengemas barang-barangnya. Shiho spontan menoleh, lagi lagi pria menyebalkan itu membuka pintu kamarnya dengan lancang.

"Kau lagi!! Sudah kuperingatkan berapa kali untuk tidak masuk ke kamar wanita dengan lancang?!"
Seru Shiho tidak terima.

Shinichi tidak bereaksi, ia hanya mendengarkan sambil menatap lawan bicaranya, hanya menatap dan terus menatapnya.

"Kau mau kemana?"
Tanya Shinichi dengan wajah dingin. Shiho terkejut, baru kali ini Shiho melihat tatapan yang begitu menyeramkan dari Shinichi untuknya.

"Aku mau pulang, "

"Ini rumahmu! Hanya ini tempat untukmu pulang," ucap Shinichi tepat di hadapan Shiho.

"Minggir!" Desis Shiho dingin.

"Tidak!" Shinichi menutup pintu kemudian menghalanginya dengan tubuhnya.

"Kau kenapa?!" Tanya Shiho yang tidak mengerti dengan sikap pria di hadapannya.

"..."
Shinichi terdiam tidak dapat menjawab.  Shiho bener,  Dia kenapa? Shinichi sendiri tidak tahu kenapa ia sampai melakukan ini. Yang pasti ia tidak ingin Shiho pergi.

"Kau mau meninggalkan professor dan anak-anak?" Tanya Shinichi. Ia mencari berbagai cara agar Shiho tidak pergi.

"Aku sudah bilang pada mereka kalau sakitku terlalu parah dan orang tuaku sudah terlanjur menjemputku sehingga aku tidak sempat pamit, Masih ada kau, kan? Tentu saja kau yg harus urus mereka! Aku yakin mereka akan aman bersamamu."

"Dan kau... kau... kau akan meninggalkanku?" Kali ini suara Shinichi terdengar parau. Ditatapnya wajah Shiho begitu lekat.

Shiho terdiam sejenak kemudian tersenyum dengan senyuman yang sulit diartikan.

"Kau punya segalanya, Kudo-kun. Kau punya seseorang yang selalu mencintaimu, kau punya keluarga yang lengkap, kau punya banyak teman yang selalu mendukungmu, orang yang selalu mempercayaimu, dunia yg selalu menerimamu, bahkan kau punya Tuhan yg selalu ramah padamu, apa lagi yang kau butuhkan? Sempurna bukan?" ucap Shiho sembari menepuk lembut pundak detektif favoritnya.

"Aku tidak punya kau," balas Shinichi melantur. Bibirnya seolah mengucapkan secara acak apa yang hatinya suarakan.

"Kau punya Mouri,"

"Bukan begitu... Hanya... Aku ingin kau tetap tinggal,"

"Tidak," balas Shiho santai.

"Aku tidak punya partner sebaik dirimu."

The Cause Of My EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang