24. Lagi

1.4K 99 13
                                    

Shinichi mengetuk pintu rumah professor agasa, ia merasa gugup. Shinichi sudah merangkai banyak kata untuk meminta maaf pada Shiho. Tapi ia begitu malu, apalagi ketika ia mengingat  sudah memuntahi pakaian Shiho. Apakah Shiho akan jijik padanya? Sepertinya tidak mungkin!

Yang benar saja? Ketika pintu itu terbuka dan menampilkan gadis cantik, Shinichi langsung tertunduk malu. Bagaimana jika Shiho masih marah?

"Ayo masuk! Kau bisa beku jika terus berdiri di sana!" ucap Shiho dengan senyum ramahnya. Tidak terlihat hawa permusuhan sedikitpun dari raut dan sikap gadis itu. Shinichi menghembuskan nafas lega, setidaknya ia bisa lebih tenang.

"Aku mau minta maaf! Kali ini aku sungguh menyesal!" ucap Shinichi dengan gugup.

"Sudah kubilang berapa kali? Aku tidak bisa..."

"Apa?"

"Aku tidak bisa marah padamu!" lanjut Shiho dengan tenang seperti biasa.

"Haibara..." desis Shinichi.

"Bahkan aku tidak bisa marah saat kau mabuk dan memuntahi pakaianku!" dengus Shiho membuat wajah Shinichi memerah karena malu. Pria itu hanya menggaruk belakang kepalanya dengan kikuk.

"Berjanjilah kau tidak akan mabuk lagi!" Seru Shiho dengan ekspresi galaknya.

Shinichi meringis, kemudian menggerakkan telapak tangannya untuk hormat pada Shiho.

"Kau juga tidak boleh melakukannya entah saat aku ada ataupun tidak ada!" ucap Shiho yang membuat ekspresi Shinichi berubah seketika. Dahi pria itu mengernyit.

"Memangnya kau mau kemana? Bukannya kita akan selalu bersama?" tanya Shinichi menuntut.

"Maksudku, kau tidak boleh mabuk diam-diam saat aku tidak tahu!" sanggah Shiho.
Shinichi diam menamati wajah Shiho seakan mencari keseriusan dari ucapan gadis itu.

Beberapa saat kemudian Shinichi mengangguk tersenyum seperti anak kecil. Begitu pula di mata Shiho, ia hanya terlihat seperti Edogawa Conan yang polos. 

***
Drtttt!!
Ponsel Shinichi bergetar. Pria yang masih mengobrol dengan Shiho itu memeriksa ponselnya. Raut mukanya terlihat aneh ketika membaca kontak penelfonnya. Shiho mengernyit, ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Siapa Kudo-kun?" tanya Shiho penasaran.

"Inspektur Megure!" balas Shinichi, kemudian mengangkat teleponnya.

Ekspresi Shinichi semakin sulit ditebak. Shiho berusaha menguping pembicaraan mereka, tapi tidak berhasil. Tak lama kemudian sambungan terputus.

"Aku harus pergi, Shiho! Ada kasus!"

"Kau tidak akan membahayakan dirimu bukan?"

"Kau tahu, kan? Aku detektif yang tidak akan mati di tangan penjahat dengan mudah! Percayalah!" ucap Shinichi dengan senyum poker facenya.

"Aku percaya!" balas Shiho ikut tersenyum. Shinichi pun ikut tersenyum tulus, tangan kekarnya mengusap pucuk kepala Shiho dengan lembut. Hal itu membuat Shiho tersipu beberapa saat.

"Aku pergi dulu! Bye!" ucap Shinichi yang disertai anggukan kepala Shiho. Baru beberapa langkah Shinichi menuju pintu, ia merasakan seseorang menahan pergelangan tangannya. Siapa lagi kalau bukan Shiho? Shinichi menghembuskan nafas pelan. Kemudian berbalik, dan seketika...

Chup!!!

Shiho mencium bibir Shinichi begitu saja. Shinichi terbelalak, ia tidak pernah membayangkan Shiho akan menciumnya lebih dulu. Dadanya berdesir kuat. Shiho memejamkan matanya, ia sampai berjinjit untuk meraih bibir Shinichi yang sedikit lebih tinggi darinya. Shinichi masih membeku, sampai Shiho melepas tautan bibir mereka pun Shinichi masih tertegun.

The Cause Of My EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang