15.Ran

1.4K 117 9
                                    

Shinichi menghirup udara segar di pagi hari. Ia duduk di atas kursi roda, dengan gadis berambut blonde strawberry yang sabar mendorongnya.

"Sebaiknya kau ke sekolah, Haibara! Masih ada waktu untuk kau bersiap dan... "

"Sudah kubilang, bukan? Aku ingin kau tidak terus berada di rumah, kau juga harus menghirup udara segar!" jelas Shiho, ia memaksa Shinichi untuk keluar bersamanya. Lagi pula sudah seminggu Shinichi berdiam diri si rumah sejak kejadian mengerikan itu. Shiho ingin Shinichi cepat sembuh.

"Tapi... "

" Lagi pula aku sudah pernah lulus SMU, jadi kau tidak perlu khawatir! Itu sangat mudah!"

"Kau mau sombong ya?"

"Tidak! Tapi kalau kau mau mengakui aku lebih hebat darimu tidak masalah,"

"Dasar!! "
Ucap Shinichi kesal, ia mendongak, mencoba melihat wajah sombong Shiho. Tapi yang ia lihat justru ekspresi datar yang sesikit seram. Ada apa? Baru saja gadis itu mengomel dengan riang dan sekarang? Shinichi melihat arah pandang Shiho, gadis itu menghentikan dorongan kursi rodanya. Yang dilihat Shiho adalah....

Ran

Gadis itu kini semakin mendekat kearah mereka. Shinichi tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia masih kecewa pada Ran. Tapi di sisi lain ia merindukan sahabat masa kecilnya itu.

"Shinichi..." Panggil Ran dengan ragu. Ia sadar Shinichi mencoba menghindari tatapan matanya. Hening beberapa saat, sampai Shiho menghela nafas berat.

"Mouri-san! Bisakah kau menemani Kudo-kun? Aku ada urusan sebentar," ucap Shiho berusaha menghindar.

"Apa-apaan kau ini? Kau tidak lihat dia sudah siap ke sekolah? Lagi pula kau yang memaksaku keluar rumah dan kau malah ingin meninggalkanku? Gila!"

"Lihatlah! Ada seseorang yang lebih baik dariku dihadapanmu, untuk apa aku tetap tinggal?" ucap Shiho dengan senyum yang terlihat dipaksakan.
Shiho berlalu begitu saja, meninggalkan Shinichi dan Ran dalam diam. Sebenarnya Shiho tidak benar-benar pergi, ia melihat dan mendengarkan dari kejauhan.

"Aku tau kau tidak benar-benar pergi, dasar bodoh!"
Batin Shinichi.

"Shinichi..." panggil Ran pelan. Shinichi tidak menjawab. Shinichi masih kesal, kemana saja Ran saat ia terbaring di rumah sakit? Kemana saja gadis itu saat Shinichi lelah? Kemana perginya Ran yang dulu?

"Shinichi, Kita perlu membicarakan ini baik-baik!"

"Bicaralah..."

"Aku hanya ingin tahu, apa hubunganmu yang sebenarnya dengan Shiho?"

"Bisakah kau jelaskan lebih dahulu hubunganmu dengan pria berambut coklat yang berciuman denganmu?"

"Itu... "

"Kalian pacaran bukan?"

"I-iya, t-ta-tapi aku sudah memutuska Natsuo, karena aku sadar aku hanya mencintaimu, karena aku masih mengingat hubungan kita, karena aku sadar aku hanya mencintaimu,"
ujar Ran dengan sedikit terbata-bata. Shinichi tidak menanggapi, dari kata-kata Ran saja ia sudah tahu gadis itu berbohong.

"Lalu? Apakah saat kau berpacaran, bermesraan, dan berciuman dengan Si Natsuo itu kau melupakan hubungan kita? Atau bahkan melupakan perasaanmu padaku?"
balas Shinichi masih dengan nada datarnya.

"Bukan begitu!"

"Aku kecewa Ran!"

"Kau pikir aku tidak kecewa saat kau bersama Miyano? Aku cemburu, Shinichi! Aku cemburu! Begitu lama aku menunggu kepulanganmu dan kau malah pulang bersama gadis lain! Aku melakukannya bersama Natsuo karena kau mengabaikanku!"

"Ha ha, kau pikir aku tidak tahu? Kau bahkan mengencaninya sebelum aku kembali, sebelum kau mengenal Miyano, sebelum kita bertengkar, kau bersamanya saat tahun baru, bukan? Aku tahu, aku melihatnya sendiri, aku ada disana! Kau lelah menungguku, bukan? Jangan pernah berbohong! "
Sanggah Shinichi menyangkal alasan Ran.

"Maafkan aku, Shinichi!"
Seru Ran yang kini duduk di hadapan kursi roda Shinichi, ia menangis. Entah itu benar atau hanya akting, yang pasti Shinichi hanya menatap dingin.

"Shinichi... "

"Aku sudah memaafkanmu, seseorang bilang jangan pernah membenci orang lain karena kesalahannya"
Ucap Shinichi mengingat kalimat yang sering diucapkan ibunya.

"Shin... " desis Ran.

"Kau teman baikku, aku tidak akan pernah membencimu, aku sudah lelah dengan banyak masalah," potong Shinichi.

"Aku lelah dengan pertengkaran kita, Shinichi!" sambung Ran.

"Maka dari itu, lebih baik kita berbaikan," ucap Shinichi. Membuat Ran sumringah.

"Apa itu berarti kau masih mau berpacaran denganku?" balasnya dengan semangat.

"Lebih baik kita putus saja,"
Ucap Shinichi membuatnya terbelalak.

"A-ap-apa?" tanya ran kaku. Ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Lebih baik kita hanya berteman seperti dulu, hanya TEMAN," jelas Shinichi.

"Tidak! Aku tidak mau!" seru Ran bersiri di hadapan Shinichi.

"Hei, ini keputusanku!" sahut Shinichi mendongak, menatap mata Ran dengan sedikit tekanan oada ucapannya.

"Tidak! Itu hanya keputusanmu secara sepihak!" gadis itu sudah mwngepalkan kedua tangannya. Shiho bersiap dari kejauhan, ratu karate itu bisa menendang Shinichi kapan saja.

"Mengertilah Ran, hubungan ini tidak ada artinya, " ucap Shinichi mencoba menjelaskan dengan baik-baik.
Ia sadar posisinya mulai terdesak.

"Ini karena Shiho kan? Karena dia kau meninggalkanku bukan? Pasti karena gadis sialan itu, kan?" seru Ran lebih keras.

"Ran! "

"Baiklah Shinichi, kuharap kau tidak menyesal dengan keputusanmu,"

"Seharusnya aku yang bilang begitu,"

Ran berlari, pergi begitu saja. Dia berubah, benar-benar berubah. Kemana perginya Ran yang Dulu? Ran yang lembut, penyayang, pemaaf, dan manis. Semua itu seakan hilang. Apa ia berubah karena Shinichi? Atau ini memang sifatnya yang ia sembunyikan selama ini. Shinichi menunduk, ia pusing memikirkannya. Apalagi kondisinya saat ini masih buruk.

"Ayo pulang!" ucap Shiho yang entah sejak kapan berada di belakangnya.

"..." Shinichi tidak menjawab, moodnya sudah berantakan.

"Ayo ke Tropical Land! Kurasa kau butuh sedikit hiburan," ucap Shiho membujuk Shinichi, nadanya terdengar ramah. Itu membuat Shinichi sedikit tenang.

"Kau mau mengajakku kencan?" goda pria itu

"Aku mau menagih hutangmu,"

"Hutang? Sejak kapan ak..."

"Voucher gratis taruhan di Stadion Sepakbola Beika kau ingat, Tantei-san?" potong Shiho dengan seringaian khasnya.

"Astaga!!"

***
See you!
Maap ya...
Aku agak sibuk, jadi gk sempet update 😁

Judulnya aku ganti ya!!

Bye!!

Jangan lupa VOTE!!

The Cause Of My EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang