Tragedi karena sonoko kemarin sudah terlupakan begitu saja oleh Shiho. Ia melarang Shinichi untuk memarahinya. Dan entah kenapa Shinichi menurut.
***
"Kau benar-benar sudah sembuh?" Tanya Shinichi ragu. Pagi ini ia mampir ke rumah professor untuk menjenguk Shiho sebelum sekolah, tapi gadis yg ingin di jenguknya pun sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Padahal baru tiga hari lalu gadis itu mendapat hal yang tidak menyenangkan. Shinichi tidak yakin luka itu benar-benar sudah kering. Seperti biasa, gadis itu sangat keras kepala."Terserah, tapi kalau sampai terjadi apa-apa padamu aku tidak peduli," dengus Shinichi kesal.
"Aku tidak peduli, aku bukan tuan putri yang harus selalu kau lindungi," balas Shiho.
Shinichi mengerjap, lagi-lagi kalimat itu. Kalimat setahun yang lalu masih tersimpan di ingatannya. Shinichi tahu gadis itu sering tidak sadar dengan perkataannya.
***
Shinichi dan Shiho saling diam. Shiho memikirkan sesuatu, tentang ucapan Shinichi tempo hari. Tapi..."Kudo-kun!" panggilnya.
Shinichi menoleh dengan ekspresi aneh. Sejak berjalan ke sekolah ia sudah melihat raut gusar dari wajah Shiho."Kau kemarin bilang pada Suzuki, maksudku tentang perbuatan Mouri dibelakangmu itu... "
"Kenapa menanyakan hal itu?" tanya Shinichi heran.
"Aku hanya tidak mau pacarmu itu salah paham tentang hubungan kita,"
"Bagaimana jika akulah yang salah paham tentang hubungan kita?"
ucap Shinichi seperti berbisik, volumenya sangat pelan. Ia tidak sadar dengan ucapannya. Karena sebenarnya... Ia merasa akhir-akhir ini lebih sering bersama Shiho."Apa?" tanya Shiho, suara Shinichi barusan terdengar seperti dengungan nyamuk.
"Bukan apa-apa! Yaaa, seharusnya aku segera memutuskannya, dia tidak lagi mencintaiku, dan aku melihatnya kencan dengan seorang pria,"
Shiho melihat ada raut kecewa dari wajah Shinichi, ia tahu pria itu sangat mencintai kekasihnya.
"Kau mencintainya bukan? Dia gadis baik, dia cinta pertamamu, dan cinta pertama memang sulit untuk dilupakan,"
Shinichi mengerjap, ia baru mencerna kalimat Shiho. Itu berarti, Shiho pernah mencintai seseorang yang sangat sulit untuk dilupakan.
"Lalu, siapa cinta pertamamu?" tanya Shinichi tanpa ragu. Ia sedikit penasaran dengan gadis misterius di sebelahnya.
Haibara sedikit tercekat. Pasalnya orang yang ia maksud kini ada di hadapannya. Kudo Shinichi, cinta pertamanya.
"Kau ingin tahu? Kau Kudo! Cinta pertamaku adalah kau! Sebegitu tidak pekanya dirimu sampai kau tidak menyadarinya?!"
Tidak mungkin Shiho akan berucap demikian. Ia tidak gila. Ia cukup waras untuk memendam perasaannya.
"Yang pasti seseorang yang sangat baik," desis Shiho menatap langit yang tampak begitu cerah.
"Apa itu...bukan aku?"
tanya Shinichi dengan wajah serius.Shinichi sendiri bingung kenapa ia bisa mengatakan itu. Seperti biasa, ketika Shinichi salah berucap ia akan mengubahnya menjadi gurauan.
Sedangkan ekspresi Shiho semula sedikit tegang, kemudian ia merubahnya menjadi lebih santai lalu berdecih pelan."Kau memang selalu percaya diri ya?"
"Kau bilang cinta pertamamu orang baik, dan aku adalah orang yang sangat baik," jelas Shinichi dengan cengiran khas dari bibirnya.
"Terserah," balas Shiho malas menanggapi pernyataan bodoh itu.
Shinichi berpikir sejenak, ia berpikir kalau pria yang dimaksud Shiho adalah...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cause Of My Euphoria
FanfictionAku ingin berada disisi Shinichi Kudo sampai akhir. He is the cause of my euphoria.