"Kudo-kun!!"
"Kudo-kun!! Bangun!!"
"Kudo-kun!! Bertahanlah!!"
Seru Shiho berlari mengiringi Shinichi yang tengah dibawa ke ruang UGD. Ia berseru panik mencoba menerobos petugas di depan pintu.
"Saudari harap menunggu diluar! Saya akan memeriksa pasien," ucap seorang dokter. Shiho mengalah, ia ingin Shinichi segera ditangani. Kalau sampai terjadi apa-apa pada Shinichi, Shiho tidak akan memaafkan dirinya sendiri.
"Kudo-kun, maafkan aku!!"
Desis Shiho menggepalkan tangannya sendiri."Tenanglah Shiho, dia akan baika baik saja," ucap Satoshi sensei menepuk perlahan pundak Shiho, dialah yang membawa Shinichi ke rumah sakit. Shiho memaksa ikut, kelihatannya sensei tahu gadis itu benar-benar khawatir.
"Kau juga perlu mengobati lukamu," ucap Sensei serius, ia baru sadar dengan luka sedikit lebar pada siku gadis itu, juga beberapa goresan di bagian lain.
Shiho menggeleng masih sambil menangis, ia tidak ingin meninggalkan Shinichi barang sedetikpun.
"Ai-chan!!!" panggil Yukiko sedikit berlari, Ibu dari Kudo Shinichi itu menangis. Ia datang dengan suaminya.
Shiho yang melihat Yukiko datang semakin meraung. Ia tidak tahu harus bilang apa, ia merasa bodoh dan hampir saja membunuh Shinici."Ai-chan, ada apa dengan Shin-chan?" tanya Yukiko khawatir. Shiho menunduk dalam-dalam. Ia menangis sesenggukan sampai pundaknya gemetar.
"Aku penyebabnya, hiks... aku hampir, hiks... hiks... membunuhnya! Aku bodoh, hiks.... seharusnya aku yang jatuh, hiks...aku... " ucap Shiho terbata-bata. Ia menangis hingga nafasnya tersengal-sengal.
"Tenanglah Ai-chan!" ucap Yukiko langsung memeluk Shiho, mendekap gadis rapuh itu, ia tahu seberapa pedih hati Shiho saat ini.
Yukiko menenangkan Shiho, sampai akhirnya Satoshi-sensei lah yang menceritakan semuanya secara rinci, karena sampai saat ini Shiho masih menangis.
***
"Tulang tungkai kaki pasien patah, tapi tenang saja, pasien tidak butuh operasi, tulang dapat meregenerasi dengan sendirinya, mungkin butuh empat sampai enam bulan agar dia bisa benar-benar sembuh, jika pasien dirawat dengan baik mungkin bisa lebih cepat, saya akan berikan resep untuk obatnya, suntikan pereda rasa sakit juga sudah diberikan, hanya perlu menunggu pasien untuk bangun, " jelas Dokter dengan panjang lebar dikali tinggi"Dokter yakin itu tidak parah? Dia baru saja terjatuh dari gedung berlantai tiga dengan menopang tubuh seorang gadis, tapi dia... "
sahut Yusaku sedikit heran, dia sempat berfikir putranya akan koma karena benturan keras."Sungguh keajaiban," tutur Sang Dokter tersenyum tipis.
"Ya, karena ada seseorang yang telah menguatkannya, mendoakannya, dan selalu menangisinya," lanjut Yukiko tersenyum mengusap punggung Shiho yang masih bergetar karena sesenggukan.
***
"Kudo-kun.... ""Kudo-kun, bangunlah!!"
"Bangun bodoh!! Detektif bodoh yang ku kenal bukan orang yang lemah! Bangun! Buka matamu, bodoh! Bodoh! Bodoh! Kenapa kau harus melakukan ini? Kenapa? Maafkan aku! Aku yang bodoh..." seru Shiho di duduk di depan bangsal Shinichi, pria itu masih belum sadar. Hai itu membuat Shiho frustasi.
"Aku memang pembawa sial, kenapa orang-orang yang berada di dekatku mendapat banyak masalah?
Kenapa orang-orang yang kucintai harus terluka karena aku? Dosa sebesar apa yang kulakukan?
Ayah dan ibu pergi karena melindungiku, kakak pergi karena melindungiku, sekarang kau terluka karena melindungiku, Kudo-kun! kenapa harus kau? Kenapa bukan aku saja? Harusnya aku yang..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cause Of My Euphoria
FanfictionAku ingin berada disisi Shinichi Kudo sampai akhir. He is the cause of my euphoria.