Ai masih sibuk dengan komputer dan ramuannya.
Samar samar terdengar suara langkah kaki mendekatinya dari belakang.
"Tumben kemari. Ada apa Kudo-kun?" ucapnya dingin tanpa menoleh.
"Kenapa kau tahu itu aku?" ucap Conan yg berada tepat di belakangnya.
"Karena suara langkahmu tidak sebesar profesor Agasa."jawab Ai dingin.
"Dasar!" ucap Conan.
"Tentu saja bukan hanya itu. Aku bisa merasakan kehadiran orang yang aku cintai," batin Ai masih tak berpaling dari ramuannya.
"Apa sudah berhasil?"tanya Conan penasaran.
"Belum" jawab Ai santai.
"Bukannya saat kita mengalahkan organisasi kau sudah mendapatkan bahan obatnya?"
"Iya."
"Jadi, kira-kira kapan akan berhasil?"
"Entahlah," jawab ai singkat.
Conan mulai geram.
"Kau ini sungguh-sungguh atau tidak sih? Lagi pula kenapa kau menciptakan obat sialan itu?Atau kau memang sengaja?"
ucap Conan.
Ai hanya terdiam,pura pura tidak mendengar meski sebenarnya hatinya sangat sakit."Kau sengaja menjebakku dg tubuh ini! Ternyata benar. penjahat tetap penjahat! Dasar.." belum sempat Conan mengumpat, terdengar suara Haibara menangis sesenggukan.
Conan bingung, ia tidak tau harus berbuat apa."Ka..kau..kau menangis?" tanya Conan polos.
"Sudah cukup??kenapa tidak lanjutkan saja umpatanmu?" ucap Haibara masih tdk menoleh."Kenapa jadi kau yg marah?"
Tanya Conan sedikit membentak."Kau tidak pernah mengerti!" Balas Haibara kini menghadap Conan.
Air matanya menghujan.
Semakin sesenggukan. Conan makin tdk mengerti. Sebelumnya ia tidak pernah melihat Haibara seperti ini. Hati Conan mulai dirasuki rasa iba. Meski ia tdk tahu masalahnya. Conan fikir seharusnya dia yg marah dg ketidak seriusan Haibara tentang penawar itu. Mungkin Conan merasa harus minta maaf. Tapi untuk apa? Ia bahkan tidak merasa bersalah."Pulanglah!" Ucap Haibara dingin.
"Haibara...tapi..."
"PULANGLAH! KAU INGIN OBAT ITU CEPAT SELESAI KAN?AKU AKAN MELAKUKANNYA!" bentak Haibara dengan nafas tak beraturan. Ia merasa sangat kelelahan. Lelah dengan keegoisan Shinichi. Lelah dengan kehidupannya. Lelah dengan cintanya.
Conan terpaku. Haibara mash sibuk dengan computer dan ramuannya. Conan langsung saja meninggalkan gadis yg dianggapnya aneh itu. Melewati lab ruangtamu dan pintu rumah Hakase.
"Kau tidak pernah mengerti!!" ucap suara besar serak yg dikenalnya. Dari nada suaranya, pria tua itu terdengar tidak senang.
"Hakase!" Ucapnya terkejut.
"Kau egois Shinichi!"
"Aku?"
"Iya,kau tidak tahu kenapa dia selalu terlihat mengantuk? Karena dia mencoba membuat penawar itu setiap malam hingga larut, kau tidak tahu kenapa dan kau malah menjulukinya si tukang tidur. Gadis itu bahkan selalu bersikap seolah itu hal biasa." Jelas Hakase.
"Kau tidak ingat berapa kali dia memberikan obat penawar sementara padamu untuk menemui Ran? Bahkan dia memberikan obat tambahan saat kasus shiragami, study tourmu, atau saat kau di London. Kau tidak berfikir betapa sulitnya ia menyusulmu? Lalu saat dia mengorbankan dirinya sendiri untukmu. Tidak mengertikah kau dg perasaannya? Berfikirlah shinichi!" ucap Hakase yg langsung berlalu dari hadapan Shinichi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cause Of My Euphoria
Fiksi PenggemarAku ingin berada disisi Shinichi Kudo sampai akhir. He is the cause of my euphoria.