"Kau harus kuat, Kudo-kun! Aku tahu kau yang terhebat! Kita akan bertemu di kehidupan kedua! Berjuanglah di kehidupanmu yang sekarang! Dan berdoalah semoga kisah kita menjadi Happy Ending!" ucap Shiho dengan senyum tulusnya.
"HAIBARAAA!!"
seru Shinichi ketika terbangun dari tidurnya. Lagi lagi hanya mimpi. Shinichi tersenyum getir. Ia tahu maksud Shiho dalam mimpinya. Gadis itu ingin Shinichi bangkit. Dan Shinichi akan melakukannya demi Shiho. Hanya demi Shiho.***
Shinichi melamun menatap ke luar jendela rumahnya. Matanya tidak beralih dari rumah professor agasa. Dua hari yang lalu Shiho dimakamkan. Ia merasa menjadi orang paling kehilangan di dunia. Seingatnya beberapa minggu yang lalu ia masih bisa memantau gadis itu dari jendela ini. Tapi kenapa semuanya harus berakhir secepat ini? Ia ingin sekali bunuh diri, tapi ia yakin hal itu hanya akan membuat Shiho kecewa.
Perlahan Shinichi melangkahkan kaki menuju rumah professor agasa. Ia mengetuk pintu beberapa kali sampai pria tua itu membukakan pintunya. Sepertinya professor juga sangat terpukul dengan kepergian Shiho yang tiba-tiba. Ia memeluk Shinichi, kemudian mempersilahkan pria itu masuk.
Shinichi berjalan perlahan menuju tempat favoritnya yang baru di rumah ini, kamar Shiho. Ia membuka pintu kamar itu dengan hati-hati. Jika Shiho disana ia pasti akan meneriaki Shinichi agar tidak memasuki kamar wanita sembarangan. Shinichi tersenyum masam, kini teriakan itu sudah tidak lagi terdengar.
Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Semuanya nampak rapi. Sangat menyenangkan memandang seisi kamar Shiho.
Yang membuatnya tidak senang hanya dua. Satu, karena Shiho tidak ada disini. Dua, karena ada figura besar Higo terpajang di kamar Shiho. Shinichi selalu memerintah Shiho untuk mencopot foto itu. Tapi Shiho selalu marah dan mengusirnya. Entah apa istimewanya figura Higo itu, menyentuhnya saja Shinichi tidak boleh.
"Kau beruntung, Higo!" desis Shinichi menurunkan figura yang semula menggantung di dinding itu. Ketika Shinichi menyentuh bagian belakang figura itu ia merasakan sesuatu. Pria itu membalik figura di tangannya. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Dibalik figura besar itu, terdapat berlembar-lembar cetakan polaroid wajahnya. Entah kapan Shiho memotretnya ia tidak pernah tahu. Bahkan ada beberapa fotonya saat masih dalam wujud Conan. Saat ia bermain bola, saat memecahkan kasus, saat berangkat sekolah, saat di rumah professor, saat tertidur, dan masih banyak lagi. Ada beberapa diantaranya yang menampilkan gambar mereka berdua bersama.
"Aku tidak menyangka kau mendendam perasaan itu begitu lama... Maafkan aku, Haibara! Maafkan aku!" desis Shinichi memeluk figura itu.
Kelopak matanya kembali berair. Sekali lagi Shinichi merasa menjadi orang paling bodoh sedunia. Ia mengembalikan figura itu ke dinding, tapi dengan posisi terbalik menampilkan gambar mereka.
"Aku mencintaimu!" desis Shinichi menyentuh permukaan figura itu dengan penuh haru.
Ia berjalan ke ranjang. Di hirupnya aroma bantal favoritnya. Aromanya persis seperti Shiho, ia yakin sampai kapanpun wangi itu tidak akan pernah hilang. Ia mendudukkan dirinya di kursi belajar Shiho. Ia hanya iseng ingin menggeledah kamar Shiho. Ia bilang pada profesor ingin merapikan kamar Shiho. Tapi kamar itu bahkan sudah sangat rapi.
Sejak awal ia penasaran dengan apa yang ada di laci meja belajar gadisnya.
Ia membukanya. Shinichi mengernyitkan dahinya melihat bertumpuk tumpuk amplop berwarna ungu di dalam laci. Diambilnya satu amplop itu."I purple you?" desis Shinichi membaca tulisan di ujung kanan amplop itu.
Karena tidak mengerti ia membukanya.Dear: Tantei-san
Hai Kudo-kun! Aku ingin minta maaf karena membawamu pada kehidupan rumit ini. Aku tidak bermaksud begitu. Jujur saja, aku sedikit tertekan dengan permintaanmu tentang penawar itu. Tapi tenang saja, aku akan berusaha. Karena apa? Karena aku menyukaimu! Sudah lama aku ingin mengatakan ini. Tapi tidak bisa, karena aku tahu kau sudah mencintai orang lain. Aku hanya ingin bercerita. Aku baru saja menemukan kalimat bagus dari twitter. "I purple you" aku suka dengan artinya. Karena itu pula aku jadi suka warna ungu. Sudahlah! Itu tidak penting! Yang penting aku menyukaimu! Aku tahu, sangat memalukan menuliskan ini semua. Aku akan sangat malu jika kau sampai membaca ini. Tapi aku tidak akan pernah membiarkanmu membacanya! Seperti halnya dua belas surat sebelumnya, aku juga tidak akan pernah mengirimkan ini. See you!!
-Haibara Ai-
Shinichi ternganga, ia bahkan tidak menyangka Shiho menuliskan puluhan surat cinta untuknya. Ia baru sadar selama ini benar-benar telah mengabaikan Shiho. Andai saja waktu bisa terulang kembali, Shinichi ingin menebus semuanya. Ia membaca semua surat surat Shiho. Semuanya ada 43 surat. Amplop dari surat surat itu semuanya berwarna ungu. Beberapa diantaranya surat di hari valentine, tahun baru, dan ulang tahun Shinichi. Shinichi tidak menyangka, gadis yang dulu ia kira sangat dingin dan tidak peduli padanya itu justru sangat mengenalnya. Yang Shinichi masih tidak mengerti adalah arti dari kalimat "I Purple You" itu. Shinichi yang penasaran dan sedang malas berfikir langsung saja mengetikkan tiga kata itu di pencarian googlenya. Tak lama kemudian, beberapa artikel muncul.
Kalimat "I PURPLE YOU" kembali menjadi trending topic di Twitter. Ungkapan ini ternyata ada hubungannya dengan V BTS yang pernah mengucapkannya untuk ARMY (fandom BTS).
V BTS pun mengungkapkan makna di balik kalimat ini.
"Ungu adalah warna terakhir dari pelangi, artinya aku akan selalu mempercayai dan mencintaimu untuk waktu yang sangat lama,"
tutur V BTS.Shinichi menyunggingkan senyum simpul setelah membaca artikel itu.
"Kau adalah warna terakhirku, Haibara!
I purple you!" desis Shinichi yang kemudian bergegas keluar dari ruangan itu.
Ada sesuatu yang harus ia lakukan.***
Shinichi duduk rapi menghadap nisan yang bertuliskan nama kekasihnya. Ia meletakkan sebuah buket bunga indah berwarna ungu di atas permukaannya."I purple you, Haibara!" ucap Shinichi dengan senyum tulus tersungging di bibirnya. Meski sudah jelas sekali senyum itu terlihat dipaksakan. Ia sudah bertekad untuk tidak menangis di hadapan Shiho. Ia yakin saat ini gadis itu sedang melihatnya entah dari mana.
"Aku akan berjuang untuk hidupku seperti yang kau mau! Tapi jangan pernah memintaku untuk mencintai orang lain selain dirimu! Aku tidak akan pernah bisa, Haibara! Aku akan menantikan bertemu dirimu dan takdir kita!" tegas Shinichi berikrar di depan pusara Shiho.
Ia kembali tersenyum, kemudian berdiri dari hadapan pusara itu."Hah? Sudah mau pulang? Cepat sekali?" ucap seseorang yang tiba tiba muncul saat Shinichi berbalik. Melihat sosok dihadapannya membuat Shinichi hampir kehilangan jantungnya. Bisa bisa ia menyusul Shiho saat ini juga.
"Kaito KID?!!" seru Shinichi masih terkejut.
"Kenapa terkejut seperti itu? Aku bukan penghuni kuburan!" dengus pria yang berwajah menyerupai Shinichi itu.
"Untuk apa kau kemari?" tanya Shinichi.
"Memberi makan kambing peliharaanku!" ucap Kaito dingin.
"Hei! Aku serius!" seru Shinichi kesal.
"Kau pikir sendiri apa yang akan orang lakukan di pemakaman? Tentu saja menjenguk orang mati! Dasar! Apa kau benar detektif hebat Kudo Shinichi?" kesal Kaito.
Shinichi hanya mendengus mendengarkan kalimat Kaito. Pencuri profesional itu tampak menjentikkan jarinya, lalu muncullah setangkai mawar putih dari tangannya. Shinichi hanya menamati Kaito yang meletakkan bunga mawar itu diatas makam Shiho.
"Apa kau mengenal Haibara?" tanya Shinichi, kali ini nadanya terdengar melemah.
"Ya, aku hanya ingin meminta maaf karena pernah menyamar menjadi dirinya!" ucap Kaito dengan begitu santai.
"Begitu ya..." desis Shinichi membuat Kaito menoleh. Ia pikir reaksi Shinichi akan lebih dari itu. Tapi ia salah. Masih terlihat jelas kesedihan dan keputus asaan dari wajah Shinichi. Shinichi benar-benar telah kehilangan permata paling berharga miliknya.
"Suatu hari nanti, jika aku mati kau juga harus menjengukku di sini! Aku akan berbaring di samping Haibara dan mendengarkan doamu! Berdoalah untuk kami agar kami mendapat kesempatan bahagia di kehidupan kedua!"
ucap Shinichi seakan menyampaikan sebuah pesan pada Kaito.***
Jangan lupa VOTE!!
See you!!
Kasih bintang ya!!
Makaseehhh!!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cause Of My Euphoria
FanficAku ingin berada disisi Shinichi Kudo sampai akhir. He is the cause of my euphoria.