18. Bahaya

1.6K 102 12
                                    

Shinichi terbangun dari tidurnya yang lelap, matanya mengerjap-ngerjap. Ia melebarkan pandangan, menatap sekeliling yang terasa sedikit asing. Shinichi tidak tahu ia di mana, meskipun rasanya tidak asing. Shinichi juga tidak ingat apa saja yang dilakukannya sejak petang sampai pagi buta begini. Ia menoleh ke samping, terdapat meja yang di atasnya terpajang foto dua gadis remaja. Itu foto Akemi dan Shiho beberapa tahun yang lalu.

"Aku lupa! ini kamar Haibara, bukan? Kenapa aku ada di sini? Apa yang semalam terjadi?" oceh Shinichi mengacak rambutnya frustasi. Shinichi mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Yang ia ingat hanya ketika Hajime, Ryuzaki, dan Orieki mengajaknya ke bar. Lalu mereka minum dan... Shinichi tidak ingat apapun setelahnya.
Shinichi beranjak dari ranjang, lalu berjalan dengan loyo ke arah pintu.
Ia membuka pintu itu, lalu... 

"Kyaa!!" seru Shiho yang sudah berada di hadapannya dengan semangkuk bubur hangat. Bubur itu hampir saja jatuh jika Shinichi tidak segera menangkapnya.

"Bodoh! Kau kenapa? Melihatku seperti melihat hantu saja!" dengus Shinichi.

Bagaimana Shiho tidak terkejut melihat orang yang semalam menciumnya kini berada di hadapannya. Wajah Shiho kini sudah benar-benar memerah. Sedangkan Shinichi hanya kebingungan sambil mengernyitkan dahinya tanpa merasa berdosa sedikitpun. Shiho yakin Shinichi tidak ingat kejadian semalam.

"Haibara! Kau tau kenapa aku ada disini?" tanya Shinichi begitu polos.

"Dia tidak ingat," ucap Shiho dalam hati.

"Kau mabuk!" ucap Shiho dingin.

"Mabuk?! Ah!! Benar! Sialan Si Hajime!! Dia mengajakku ke bar minuman, aku bahkan tidak ingat apapun setelah minum satu gelas!" decak Shinichi jengkel.

"Segelas? Kau bahkan minum tiga botol!" balas Shiho.

"Hah?! Lalu siapa yang membawaku ke tempat ini? Atau aku berjalan sempoyongan sampai nyasar ke kamarmu?"

"Hajime yang membawamu pulang! Karena kau mengunci pintu rumahmu dan kau tidak membawa duplikat... "

"Aku membawanya!" ucap Shinichi menunjukkan kunci duplikat dari sakunya. Shiho mendengus.

"Sepertinya aku sangat menyusahkan ketika mabuk, ya? Apa aku juga menyusahkanmu?"

"Ya! Sangat menyusahkan! Kau mencium bibirku dan membuatku susah tidur semalaman!" batin Shiho.

"Aku hanya menuntunmu ke kamarku, aku sudah terbiasa tidur di sofa," ucap Shiho berbohong.

"Aduh, maaf ya!" desis Shinichi menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

"Sudahlah! Makan buburmu dan cepatlah pulang ke rumahku!" ucap Shiho dingin. Gadis menutup pintu dan pergi begitu saja.

"Ha ha, dia mengusirku!!"

***

"Shin-chan!!" seru Yukiko ketika Shinichi membuka pintu rumahnya.

"Ibu?! Kapan ibu pulang?" tanya Shinichi terkejut, pasalnya kedatangan Yukiko sangat tiba-tiba.

"Tiga jam yang lalu! Kau dari mana? Apa kau menginap di rumah temanmu, Shin-chan? "

"Aku tidur di rumah professor, Ibu! Aku tidur nyenyak, kasur di kamar Haibara sangat nyaman!"

"Kau tidur dengan Ai-chan?"

"B-bo-bodoh! Mana mungkin! Semalam aku mabuk, teman temanku membawaku ke rumah professor tapi aku tidak ingat!"

"Mabuk?! Astaga! Kau tidak melakukan apapun pada Ai-chan bukan?"

"Melakukan apa?!"

"Aku hanya takut kau seperti ayahmu, saat mabuk dia sangat tidak terkendali, saat itu dia membuatku gila, dan setelah itu aku tidak pernah membiarkan ayahmu minum alkohol,"

The Cause Of My EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang