•|| Happy Reading ||•
Sekarang ini Rafa dan Rendra berada di taman belakang rumah sedang membujuk Sasa yang daritadi ngambek karena ulah Rafa."Sasa maafin abang dong,masa kamu mau ngambek sama abang yang ganteng ini." bujuk Rafa menoel-noel pipi Sasa,tapi Sasa tetap memasang muka cemberut dengan bibir yang di majukan.
Rendra tertawa melihat sahabat nya yang sedang bersimpuh di bawah Sasa dengan Sasa Yang duduk di atas bangku taman.
"Bwahaha makanya lo jangan asal kibulin Sasa,terima aja akibatnya." ledek Rendra.
Sasa hanya melirik rafa,enak sekali dirinya dipermainkan seperti boneka."Abang jahat! Katana kalo maem loti pelut na kotak tok sekalang jadi besal."
"Abang kan cuma mau Sasa gak ribut lagi sama bang Rendra makanya Abang bilang kaya gitu."
"Tapi kan Asa juga manusia,kenapa Abang boongin Asa si...Asa kan bukan boneka bisa kau suluh-suluh dengan seenak maumu~~"
"Yee malah nyanyi si bocil." celutak Rafa,bingung sendiri dengan anak 1 di depan nya.Lagi ngambek tapi tingkahnya seperti biasa saja.
"Pokok nya abang halus tanggung jawab!"ujar Sasa dengan nada penekanan.
"Tanggung jawab apaan?"tanya Rafa bingung,disuruh tanggung jawab emang apanya yang harus ditanggung jawabkan?
"Pelut Asa lah.Gala-gala abang pelut Asa jadi besal!"ujar Sasa menunjuk perutnya yang sedikit membesar.
"Lah kamu kan yang makan nya kebanyakan." Bantah Rafa.
"Kata siapa?"tanya Sasa dengan wajah pias.
"Kata Abang lah,orang Abang suruh makan 2 kamu makan nya 5 dasar gendut." ucapan Rafa membuat Sasa gelagapa,dia langsung memalingkan wajahnya agar Rafa tidak melihat rona merah yang muncul di pipinya.
Bukan nya aman,malah ketauan Rendra yang duduk di samping Sasa. "Ehem yang pipi nya merah siapa yahh?"
"Ndak tok!"bantah Sasa semakin menunduk ke bawah.
"Ohh jadi Sasa malu nih ye." ledek Rafa yang sudah berdiri.
"Ihh bukan gitu,habisnya loti na enak makanya makan banyak."ucap Sasa malu-malu kucing. Mengingat kembali kejadian tadi membuat Sasa insecure. (Gak tau tulisan nya kek apa:v)
Flashback On.
Dengan terburu-buru Sara menuruni tangga,dirinya tidak sabar mempunyai perut kotak seperti Rendra.
Setelah menuruni tangga terakhir Sasa langsung berlari ke arah dapur,disana ada Dara yang sedang menyiapkan makanan untuk sarapan.
"Onty ada loti ndak?" tanya Sasa yang sudah duduk anteng.
"Tumben tanya roti,biasa nya nasi telor."ucap Dara heran,pasalnya ponakan nya ini susah sekali kalau dibujuk makan roti.
"Emm Sasa mau nyobain Iyah nyobain!" ucap Sasa ragu-ragu.Yah demi perut kotak dia harus makan roti!
"Bener?" Tanya Dara.
"Iya Onty benelan."jawab Sasa.
Dara mengambil roti tawar beserta selai coklat dan stroberi yang ada di samping buah-buahan.Menaruh satu roti di piring Sasa dia kembali duduk untuk makan.
Melihat satu roti di depan nya Sasa langsung mengoleskan selai coklat kesukaan nya sangat banyak.Bahkan Sasa tidak memperdulikan Onty dan Abang nya sedang melongo melihat selai yang ada di roti Sasa.
"Kamu ngga salah Sa makan roti selainya banjir banget kek gitu?" tanya Rendra yang masih tidak habis pikir dengan ulah Sasa.
"Ndak lah,kan Onty kaya.Kalo selai nya abis tinggal beli lagi,iyakan Onty?" Setelah mengatakan itu Sasa langsung melahap roti itu dengan lahap.
Matanya melebar kala 1 potong roti masuk dan terkunyah di dalam mulutnya. "Enak banget..Sasa mau lagi Onty!"
Dara hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah ponakan satu-satunya itu."Habis kan dulu itu roti nya."
"Siap Onty!" Seru Sasa langsung memakan roti itu dengan terburu-buru. Seperti orang tidak pernah makan roti saja! Ehh emang gak pernah sii.
"Udah abis Onty,lagi dong." pinta Sasa tanpa banyak cincong langsung mengambil 3 roti yang ada di depan nya.
"Astaga Naga Dragon!" latah Rafa yang melihat Sasa mengambil roti sebanyak itu.
"Kenapa bang?" Tanya Sasa yang sedang mengoleskan selai coklat.
"Banyak banget, bisa-bisa perut kamu jadi gentong!" Ceplos Rafa.
"Aku makan banyak itu bial pelut na kotak-kotak bang,kan Abang yang nyuluh." ujar Sasa membuat Dara tersedak saat mendengar pengakuan Sasa.
"Waduh gawat nih!" Batin Rafa.
Dara menatap Rafa tajam setajam silet. (Canda Silet!) "Bener itu?"
"Emm hemm ahh" gugup Rafa memikirkan alasan yang tepat untuk dijadikan tameng.
"Am em am em Mulu lo! Jelasin dong." paksa Rendra melempar sendok yang sedang ia pegang dan tepat sasaran!
"Jadi kamu juga tau Ren?" tanya Dara mengalihkan pandangan nya pada rendra.
"Jadi tadi malem Sasa nangis karena liat Rendra buka baju di depan Sasa."jelas Rendra.
"Apa?buka baju!" Bentak Dara sepertinya salah tangkap penjelasan Rendra.
"Maksudnya Bun,Rendra kan habis mandi terus kan telanjang dada nah Sasa liat perut Rendra yang kotak terus Sasa nangis gara-gara pengin punya perut kata Rendra."
"Iya terus kenapa jadi Rafa yang nyuruh Sasa makan roti?"tanya Dara yang masih bingung.
"Waktu Sasa nangis tuh Rafa yang nenangin dia pake segala bilang kalo mau perut kotak tuh makan roti.Gitu Bun."jelas Rendra,dara hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
"HUWAA ONTY KENAPA PELUT SASA JADI BESAL!" teriak Sasa saat melihat ke arah perutnya.
"Itu karena kamu makan nya kebanyakan."jawab Dara.
"Kan kata bang Lafa makan loti banyak bial pelutna kotak." ucap sasa membenarkan.
"Emm kalo kebanyakan mah bukan kotak jadinya sa." ujar Rafa ragu-ragu.
"Jadinya apa dong?"
"Ya gitu kaya perut kamu besar." jawaban Rafa membuat muka Sasa masam.
"Sasa marah sama Abang!" Setelah mengatakan itu Sasa melangkah ke arah taman di ikuti Rendra Dan Rafa.
Flashback Off.
"Jadi siapa yang salah hayoo?" Tanya Rendra.
"Hehe, Asa." jawab Sasa meringis.
•|| To be Continued ||•
Update! yukk pada komen,tenangg author nya friendly kok🙌🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
FREEDECA
Teen FictionHidup dengan penuh kesedihan dan, teka-teki masalah nya itu yang membuat Eca malas untuk melihat betapa luas kehidupan. Sifat polos menjadikan Eca lemah di mata dunia, tapi kalian salah. Didalam dirinya sudah tertanam iblis kejam yang selalu melindu...