Sore ini Athena sudah kembali kerumah, sehabis kekantor tadi dia mampir dulu ketaman kota yang berada tidak jauh dari kantor.
"Gimana dikantor, lancar?" Tanya Iky kebetulan lewat didepan Athena yang sedang menonton TV.
"Lancar, apalagi aku sudah menemukan bukti tentang hilangnya Eca dihutan." Ujar Athena.
"Apa lo mau ngasih tau Eca tentang bukti yang lo dapet?" Tanya Iky.
Athena diam memikirkan rencana yang menurutnya akan berhasil jika dikerjakan oleh mereka semua dan pastinya Rendra dkk.
Setelah Athena pikir matang-matang dia memutuskan untuk bekerja sama dengan Iky, dia akan membiarkan Eca mengetahuinya sendiri tanpa harus Athena kasih tau.
Athena mendekat pada Iky yang masih berdiri lalu dia membisikan rencana yang sudah dia pikirkan.
" . . . . . . . . . . . . . . . . . "
" . . . . . . . . . . , . . . . . , . . . . . . . . . . . . . .? . . . . . . . . , . . . . . . .! "
Dahi Iky kadang mengerut kadang pula matanya melebar mendengar bisikan Athena.
"Gimana?" Tanya Athena meminta persetujuan Iky.
"Oke, tapi lo yakin ini bakalan berhasil?" Tanya Iky ragu-ragu.
"Insyaallah berhasil." Jawab Athena mengukir senyum miring nya.
"Udah kan?" Tanya Iky lagi membuat Athena bingung.
"Oke. Udah apanya?" Tanya Athena masih belum mengerti.
"Udah kan rencana nya?" Tanya Iky.
"Udah."
"Yaudah cepet lo keluar dari tubuh Eca, gue udah kangen banget sama dia." Suruh Iky.
"Emang nya kalo gue kenapa?" Tanya Athena lagi.
"Kalo lo kan nggak bisa gue peluk, kalo Eca kan selalu nurutin apa kemauan gue." Ucap Iky pede.
"Manja! Makanya punya pacar. Minta dimanjain kok sama adeknya hahaha." Tawa Athena pecah melihat muka Iky yang terlihat seperti orang sinting, tonga-tongo.
"Lo sendiri, punya emangnya?" Tanya Iky membuat Athena kicep, tidak bisa menjawab pertanyaan Iky.
"Entah!"
Mata Athena tertutup rapat dengan tubuh yang masih berdiri kaku. Seketika matanya terbuka kembali dengan bola mata yang berwarna cokelat itu, menandakan bahwa Eca sudah kembali mengambil alih tubuhnya.
"Abang!" Seru Eca memeluk Iky.
"Ca, lo yang sabar ya." Ujar Iky mengecup rambut Eca.
Wajah Eca berubah menjadi masam. Kenapa disaat dirinya sudah tenang dan tidak ingat lagi masalah Mamah nya, Iky mengingat kan kembali masalah kemarin.
"Aku juga udah sabar dan ngertiin mereka bang, tapi apa? Mereka nggak pernah ngertiin aku. Apa aku ini anak tiri?" Tanya Eca datar.
"Lo ngomong apa sih." Sangkal Iky tidak enak.
"Mereka itu nggak pernah nganggap aku anak." Ujar Eca melepas pelukan nya dan duduk di sofa.
"Kata siapa? Kalau mereka nggak nganggap lo anak, kemarin mama Lo nggak mungkin pulang kesini walaupun cuma mau ngasih tau doang." Ujar Iky ikut duduk disamping Eca.
"Udahlah jangan pikirin masalah ini." Sambung Iky.
"Abang mah gampang cuma ngomong doang, Abang nggak akan ngerasain apa yang aku rasain. Hati Eca sakit bang, sakit banget." Ujar Eca tersenyum getir.

KAMU SEDANG MEMBACA
FREEDECA
Teen FictionHidup dengan penuh kesedihan dan, teka-teki masalah nya itu yang membuat Eca malas untuk melihat betapa luas kehidupan. Sifat polos menjadikan Eca lemah di mata dunia, tapi kalian salah. Didalam dirinya sudah tertanam iblis kejam yang selalu melindu...