FDC_31

50 9 6
                                    

Pagi harinya Athena bangun lebih awal karena mendengar suara mobil dari bawah, dengan setengah kesadaran nya dia berjalan menuju jendela balkon dan membukanya.

Ternyata Frea sedang memasukan semua koper yang akan dibawa keluar negeri, bahkan Frea tidak berpamitan padanya membuat Athena tertawa getir.

"Hahaha, kalian pikir kalian hebat?" Tanya Athena pada angin yang berhembus kencang.

"Sebenarnya aku kasian melihat Eca  dikucilkan dari keluarganya. Bahkan mereka tidak sadar telah mengubah sifat Eca." Ucap nya pelan memandang lurus kedepan.

Daripada memandang kepergian Frea yang tidak ada manfaatnya, Athena masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan badan nya.

15 menit Athena habiskan di dalam kamar mandi, dia keluar dan berjalan menuju lemari dimana tempat pakaian nya. Hanya mengambil kaos crop berwarna hitam  dan celana kulot berwarna putih. Sudah membuat Athena cantik.

Tok tok tok tok. . .

Cklek!

Athena membuka pintu, terlihat Iky yang sudah menyengir. Kayak nya ada udang di balik bakwan nih.

"Ada apa?" Tanya Athena.

"Lo disuruh ke kantor." Ujar Iky membuat Athena memutar bola matanya malas.

Sebenarnya dia merasa dimanfaatkan oleh Orangtuanya. Setelah dibentak, ditampar dan, dihina mereka seenaknya sendiri  menyuruh Eca ke kantor untuk menandatangani berkas-berkas sialan itu.

"Oh Oke." Jawab Athena mengambil Cardigan Oversize berwarna Merah marun.

"Aneh banget, biasanya mukanya ceria Kok sekarang datar banget. Mungkin dia Athena ." Ucap Iky pelan dan pergi dari situ, kembali keruang keluarga untuk menonton TV.

Iky yang melihat Athena turun, melempar kunci mobilnya pada  Athena dan ditangkap mulus oleh Athena.

"Apa lo Athena?" Tanya Iky.

"Iya."

"Kenapa lo muncul lagi ? " Tanya Iky.

Athena hanya mengendikkan bahu nya tak tau. Mungkin sudah takdirnya dia melindungi raga Eca dari musuh yang masih berkeliaran disekitar nya.

"Gue duluan." Pamit Athena melangkah ke garasi mobil.

20menit sudah Athena menempuh jarak dari rumah sampai ke perusahaan EF'Crop.
Dengan santainya Athena memasuki kantor, disana sudah ada Marvel yang sudah tau kedatangan Eca a.k.a Athena.

"Pagi Om." Sapa Athena menyalami Marvel.

"Pagi putri kecil, bagaimana kabarmu?" Tanya Marvel berjalan menuju lift diikuti Athena dibelakang nya.

"Kabar buruk ahaha." Ujar Athena tertawa sumbang.

"Wah benarkah?"

"Iya benar, kedua orang tua ku sudah pergi keluar Negeri." Jawab Athena.

Marvel memandang Athena iba, anak remaja didepan nya ini sangat kuat, dan sabar menghadapi kelakuan Orang tua nya yang gila harta.

"Kamu yang sabar aja, pasti semua akan kembali seperti biasa." Ujar Marvel mengelus rambut Athena lembut, membuat Athena merasakan ketulusan disetiap elusan jari Marvel.

"Oh ya? Memikirkan nya saja membuatku tidak yakin." Sangkal Athena keluar dari lift ketika sudah tepat di lantai 7.

"Berdoa saja, semoga takdir mu dimasa yang akan datang baik." Ujar Marvel berjalan disamping Athena.

"Semoga saja." Ujar Athena memasuki ruangan Edgar, disana sudah ada Dinda. Kelihatan nya Dinda sangat gugup melihat kedatangan Athena didepan pintu ruangan Edgar.

"Anda sedang apa Nona?" Tanya Athena mendekati Dinda yang semakin berkeringat dingin.

"S- saya t- tadi hanya membereskan berkas yang jatuh Nona." Jawab Dinda terbata-bata.

"Sepertinya anda gugup Nona. Ada apa?" Tanya Athena. Entah ini kebetulan atau disengaja mata nya menatap iris mata berwarna Abu tua itu penuh dengan kebohongan.

"T- tidak Nona. Saya hanya merasa pusing, yah pusing!" Jawab Dinda.

"Oh yasudah anda boleh keluar." Ujar Athena. Dinda langsung keluar dengan terburu-buru.

"Ada yang nggak beres."  Batin Athena.

"Dia siapa Om?" Tanya Athena, membuat Marvel bingung.

"Dia kan Dinda sekretaris papah mu." Ucap Marvel aneh, perasaan Eca sudah pernah datang kemari dan bertemu Dinda. Kenapa sekarang dia seakan lupa?

"Bukan nya kamu sudah pernah kemari Eca?" Tanya Marvel.

"Ouhh iya, tadi saya lupa." Papar Athena.

"Oh ya ini kamu tanda tangani semuanya jangan lupa dibaca dengan teliti. Jangan sampai ada yang terlewat 1 kata pun." Ujar Marvel panjang kali lebar dikali tinggi.

"Siap Om."

"Om mau kerja dulu, kalau ada apa-apa tinggal telfon Om aja okey?"

"Okey!"

Setelah kepergian Marvel, Athena mengambil maps berwarna biru muda yang ada di depan nya. Athena membaca nya dengan sangat teliti, tapi didalam hatinya Athena tidak ikhlas. Andai saja dia tidak punya hati mungkin sudah dia hancurkan perusahaan ini. Perusahaan inilah yang membuat Edgar gila kerja, menjadi seorang triliuner adalah salah satu kewajiban nya. Tapi kewajiban nya untuk memberi kasih sayang pada anak nya, Edgar hanya menganggap remeh dan tidak pernah melaksanakan kewajiban nya sebagai sosok ayah bagi Eca.

1jam lebih Athena duduk sambil membaca serta menandatangi berkas-berkas itu semua.  Athena berniat langsung pulang, tapi sebelum itu dia ingin buang air kecil yang dia tahan dari tadi.

Ketika dipertengahan jalan Athena tidak sengaja melihat Dinda yang sedang menelfon dengan seseorang. Rasa penasaran Athena mulai tinggi, dengan pelan dia mendekati Dinda dan bersembunyi di balik dedaunan yang sangat rimbun.

"Apa! Nggak berhasil!?" Tanya Dinda emosi pada penelpon disembarang sana.

Athena yang merasa aneh segera membuka handphone nya dan membuka perekam suara, Athena sudah mendapat ide cemerlang untuk bisa merekam nya dengan jelas. Athena melemparkan handphone nya tepat  dibelakang kaki Dinda, membuat suara Dinda dan orang yang menelfon terekam.

"Kamu ini gimana si sayang, kok bisa gagal?" Tanya Dinda terlihat sangat kecewa.

"Lagian mereka nggak tega sama Lidia makanya mereka iba."

"Kok bisa?! Seharusnya kamu pengaruhi Eca dan teman-temannya." Bentak Dinda. Semakin membuat senyum miring Athena timbul.

"Udah mah, ini tuh karena kita teledor nggak cari tau latar belakang kehidupan Lidia mah!"

"Terus gimana?"

"Kata nya mereka mau cari tau dalang dari itu semua, apalagi Rendra dkk ikut andil mah."

"Bodoh Rani, bodoh!"

"Kenapa jadi aku yang bodoh? Seharusnya mama bersyukur aku nggak ketauan."

"Yasudah sekarang kamu susun rencana lagi, jangan sampai gagal paham!"

"Paham mah. Kalau gitu Rani tutup telfon nya ya mah, dahh."

"Dahh sayang." Setelah sambungan telefon sudah mati Dinda kembali memasuki kantor, bahkan dia tidak sadar kalau semua pembicaraan nya dengan Rani sudah terekam di handphone Eca.

"Kalian memang ceroboh, suatu saat nanti kalian akan merasakan akibatnya karena sudah memfitnah orang dan menghancurkan keluarga orang lain." Ucap Athena pelan dan langsung pergi dari situ, jangan lupakan kalau dia sudah mengambil handphonenya kembali.

•|| To be Continued ||•

Makin penasaran nggak sama kelanjutan nya? Stay terus sama ceritaku ini yang semakin membuat kalian kepingin tau akhirnya bukan? 🍃

See you Next Part!









FREEDECA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang