•|| Happy Reading ||•
Siapa nih yang kangen sama Sasa???
Aku bikin part khusus Sasa yah,semoga sukaaa🐣•••
Sasa sedang bermain di kamar Rendra,sehabis merengek ke Abang nya Sasa di bolehkan tidur di kamar Rendra yang di dominasi warna abu" itu.
Cklek.
Pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan sosok cowok bertubuh agak sispex(gak tau tulisan nya kek apa),siapa lagi kalau bukan Rendra.
"AAAAAAAA Abang kok buka baju di depan Asa?"teriak Sasa melihat tubuh Rendra yang bagian atasnya polos.
"Emang kenapa gak Sa?" Bukan nya menjawab pertanyaan ponakan nya Rendra membalik tanya pada Sasa.
"Kata mama cowo ndak bole buka baju di depan cewe"dengan lancarnya Sasa mengucapkan itu membuat Rendra kelabakan bukan main.
Rendra juga tau apa yang di maksud oleh mama Sasa- Iren.
"Itukan kalo Abang buka baju di depan cewek Sa." sahut Rendra mendudukkan bokong nya di depan Sasa.
"Telus selama ini Asa encong gitu?"tanya Sasa garang.
Bicara dengan anak kecil itu rumit yah.Ngomong ini salah ngomong itu juga salah, apa-apa serba salah.Emang yah ada yang bilang 'Anak kecil selalu benar' itusi menurut Rendra.
(Bukan nya perempuan yang selalu benar emm?)"Bukan gitu sa,kamu kan masih kecil jadi gak papa dong Abang buka baju di depan Sasa." sahut Rendra.
Merasa bingung sendiri dengan ucapan Abang nya Sasa menunjuk dirinya dengan jari telunjuk yang masih terlihat mungil. "Asa udah besal loh bang"
"Kata siapa?"tanya Rendra dengan muka di buat serius.
"Kata papa."jawab Sasa.
"Emang papa bilang apa sama Sasa?"tanya Rendra lagi.
"Kata papa Asa ndak bole di suapin sama mama,kan Asa udah besal.Gituu"jelas Sasa.
SKAKMAT. Rendra diam seribu bahasa ketika mendengar apa yang di katakan Sasa,memang benar kalau Genta selalu mengajarkan anak nya supaya mandiri. Apalagi Istrinya sedang mengandung anak kedua mereka yang masih berumur 7bulan.
Sekarang tau kan alasan nya kenapa Sasa sering main di Rumah Rendra?
"Tapi Sasa belom tau apa-apa kan?"
"Belom.Eh Abang tok pelutnya kotak si."kaget Sasa melihat perut Rendra yang terlihat sedikit kotak².
Jari mungilnya menusuk-nusuk pelan perut Abang nya membuat Rendra kegelian.
"Aduhhh sa udah Abang gak kuat"kata Rendra menahan tawanya ketika jari Sasa menusuk-nusuk perutnya.
"Abang,Asa juga mau pelut nya kotak taya Abang dong"pinta Sasa memelas.
"Ngga bisa dong sa,kamu kan masih kecil"sahut Rendra membuat muka Sasa merah seperti orang marah.
"ASA KAN UDAH BILANG KALO ASA UDAH BESAL BUKAN KECIL LAGI." teriak Sasa yang matanya sudah berkaca-kaca.
"Iya iya Sasa udah besar kok."pasrah Rendra menuruti kemauan Sasa.
"Tapi Asa pengen pelut taya Abang" rengek Sasa menarik handuk yang di pakai Rendra.
"Gak bisa dong Sa." Kata Rendra frustasi,tak tau gimana caranya agar anak di depan nya ini percaya sekali saja padanya.
"Halus bisa Abang!!" Rengek Sasa lagi.
"Kalo Abang bilang gak bisa ya gak bisa dong Sa" ucap Rendra lembut mengelus pipi chuby Sasa.
"POKOK NYA ASA MAU PUNYA PELUT TAYA ABANG TITIK!" teriak Sasa,kini matanya sudah banjir air mata.
"Udah sayang jangan nangis yahh"ucap Rendra memeluk Sasa.
"NDAK MAU ABANG HIKSS!" teriak Sasa di dalam pelukan Rendra.
"Terus Sasa mau nya apa?Abang bingung nih"tanya Rendra
"Asa kan mau punya pelut taya Abang hiks.." lirih Sasa.
"Kaya apa?"
"Taya gini hiks.." dengan jahilnya Sasa mencubit perut Rendra pelan membuat Rendra kegelian seperti ulat,ugat uget.
"Tapi Sasa gak bisa,nanti yah kalo udah besar aja."lagi dan lagi Rendra memancing Sasa dengan kata-kata nya.
"ASA KAN UDAH BESAL HUWAAA" teriak Sasa lebih keras dari sebelum nya.
"Woy ada apaan nih!" Sahut Rafa yang tiba-tiba datang dari arah pintu.
"Main masuk aja lo!" ucap Rendra melihat Rafa langsung masuk tanpa mengetuk pintu.
"Hehe maaf.Ada apaan si ribut-ribut?"tanya Rafa duduk di sofa yang ada di dalam kamar Rendra.
"Ini ponakan gue pengin punya perut kotak-kotak kaya gue."sahut Rendra.
Seakan mendapat mukjizat dari yang di atas,Rafa mendapat ide yang mungkin berhasil jika di bicarakan dengan halus."Itumah gampang, gue punya caranya."ucap Rafa membuat Sasa meloncat dari tempat tidur dan sedikit berlari ke arah Rafa.
"Taya apa bang?"tanya Sasa sudah berada di pangkuan Rafa.
"Sasa beneran pengin punya perut kotak-kotak?" Tanya Rafa.
Sasa hanya menganggukkan kepalanya tanda menyetujui ucapan Rafa.
"Caranya Sasa harus banyak makan roti yang bentuk nya kotak sama susu coklat."cara yang tidak masuk akal bukan?
"Gak! Asa gak suka loti."tolak Sasa mentah-mentah.
"Yaudah jadi Sasa gak pengin dong punya perut kotak?"
"Ihhh Asa mau bang!"
"Makanya coba deh makan roti kotak dua atau tiga roti pasti bisa."rayu Rafa.
"Iya deh Asa mau.Tapi besok kan?"tanya Sasa di angguki Rafa.
Rendra yang melihatnya melongo tak percaya dengan sahabat nya.Dirinya saja susah sekali merayu Sasa kok jadi Rafa yang jago rayu Sasa.Emang Raja nya tukang kibulin anak orang tuh si Rafa.
Setelah perdebatan tadi Sasa tertidur di pangkuan Rafa,mungkin efek kelamaan menangis jadi ngantuk.
Ada yang sama gak sama Sasa? Kalo ada kita satu server🐣🐣
Rafa membawa tubuh Sasa ke arah tempat tidur dan membaringkan nya dengan pelan.
"Gue tidur disini yahh" pinta Rafa dengan muka bantal dan langsung menidurkan badan nya di samping Sasa.
Rendra hanya memutar bola matanya malas. Untung temen kalo bukan udah di tendang dari sini,daripada berdiri terus Kek patung Rendra segera memakai baju nya dan langsung tidur di sebelah Sasa juga.Jadi posisi nya tuh Sasa di tengah-tengah antara Rendra dan Rafa.
•|| To be Continued ||•
Aku lanjut di part selanjutnya yah,mata udah ngantuk banget asli.😴

KAMU SEDANG MEMBACA
FREEDECA
Teen FictionHidup dengan penuh kesedihan dan, teka-teki masalah nya itu yang membuat Eca malas untuk melihat betapa luas kehidupan. Sifat polos menjadikan Eca lemah di mata dunia, tapi kalian salah. Didalam dirinya sudah tertanam iblis kejam yang selalu melindu...