"MAMA!! "
Frea yang merasa terpanggil menengok kebelakang dan ternyata itu Eca yang memanggil nya.
"Eca." panggil Frea.
Eca berlari pelan ke mama nya. Dia rindu mama nya. Ketika sudah berhadapan dengan Frea, Eca langsung mendekap nya erat.
"Mama kapan pulang, kok nggak ngabarin?" Tanya Eca melepas pelukannya.
"Mama baru aja sampe." Sahut Frea mengelus rambut Eca penuh kasih sayang.
"Mama punya kabar baik loh Ca." Sambung Frea.
Ucapan Frea membuat Eca penasaran bukan main. " Apa ma?"
"Twins mu udah ada kemajuan, sekarang Ica sudah keluar dari masa koma nya." Jawaban Frea membuat mata Eca berbinar.
"Alhamdulillah, semoga kakak cepet bangun yah mah." Sahut Eca tersenyum manis.
"Maka dari itu mama kesini. Mendengar Twins mu sudah ada kemajuan jadi mama sama papa mau keluar Negeri untuk keperluan perusahaan."
Senyuman Eca luntur seketika, kenapa dirinya merasa di permainkan seperti ini?
"Mama kok tega." Ucap Eca datar.
"Mama bukan nya tega Ca. Mama cari uang juga buat kamu, buat sekolah kamu." Sangkal Frea.
"Eca nggak butuh uang mah, Eca cuma butuh kasih sayang dari mama sama papah." Ujar Eca melepas tangan Frea dari kepalanya.
"Kamu harus ngertiin mamah sama papah dong Ca! Jangan jadi anak manja." Papar Frea membuat hati Eca mencelos, sakit.
"Selama ini aku selalu ngertiin kalian. Bahkan aku merasa kalau aku nggak punya orang tua mah!" pungkas Eca memandang mamah nya dalam.
"Jaga omongan kamu Ca! Kita kerja itu juga buat kamu sama Ica!" Bentak Frea semakin membuat Eca marah.
"Mamah sama papah emang nggak pernah perduli sama Eca!" Pungkas Eca berdiri dari duduknya.
"Terserah kamu mau bilang apa sama Mama. Tapi yang jelas mamah akan pergi keluar negeri selama 1 bulan." tegas Frea.
Kini air mata yang Eca simpan sudah luruh di atas pipi nya. Hati nya sakit sekali mendengar ucapan mamah nya. Dia tidak habis pikir dengan mama nya yang tidak memperdulikan nya sama sekali.
"Silahkan, bahkan kalau mau selama nya juga nggak papa. Nggak masalah!" Ujar Eca mencengangkan tas nya erat menyalurkan amarah nya.
"Kamu ngusir mamah?!" tanya Frea marah.
"Kalau pun aku ngusir mamah pasti mamah juga mau keluar kan dari rumah?" Tantang Eca semakin membuat Frea geram, Frea mendekati Eca yang masih berdiri.
Plak!
Frea menampar pipi Eca sangat keras, membuat tubuh Eca jatuh di atas sofa. Seakan sadar apa yang dia lakukan, Frea memandang tangan nya yang sudah menampar pipi putri nya itu dengan nanar.
"Eca maafin mamah, mamah nggak bermaksud nampar kamu Ca." ujar Frea mendekat ke Eca tapi Eca langsung menggeser badan nya takut.
Berdiri dari duduknya Eca menatap mamah nya dengan pandangan benci, iya benci. Rasa sayang yang dia punya sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa benci.
"JAHAT!"
Setelah mengatakan itu Eca berlari keatas tangga untuk masuk kedalam kamarnya. Semua lampu ia matikan, pintu dia kunci dan jendela balkon juga dia kunci. Eca hanya ingin sendiri dulu. Menenangkan hatinya yang masih sakit mendengar perkataan mamah nya.
"Mereka emang nggak tau gimana rasanya jadi aku, mereka jahat!" Lirih Eca duduk di pojok lemari, tangan nya mengambil benda kecil yang sangat mengkilap di slorok meja belajar.
"Eca cuma pengin kasih sayang kalian buakn uang. Tapi kalian selalu mengandalkan uang dan uang." lirih Eca menggoreskan benda kecil itu pada lengan tangan nya. Darah segar mulai mengalir keluar dari tangan Eca.
Tok tok tok tok. . .
"Ca, buka pintunya!" teriak Iky yang merasa khawatir dengan keadaan Eca.
"ECA PENGIN SENDIRI!" balas Eca tak kalah teriak.
Merasa Iky sudah tidak ada lagi di depan pintu kamar, Eca berjalan menuju kamar mandi. Dia duduk di bawah dengan shower yang sudah mengalir di atasnya.
"Kalian pikir hati Eca sekuat baja, bisa kalian hancurin gitu aja? " gumam Eca membuat garis lurus sebanyak 2 di lengan nya. Kini lantai yang semula berwarna putih sudah berubah menjadi merah.
Disaat Eca akan menggores nadi di tangan nya, sesuatu di dalam dirinya muncul mencegah semuanya.
"Jangan Eca."
" Biarin aku mati Athena."
"Kamu bodoh!"
"Aku nggak sanggup hidup kaya gini."
"Kalau kamu nyerah siapa yang mau membongkar kebenaran nya Eca."
"Kamu nggak akan tau rasanya jadi aku."
"Tau, rasanya sakit, bahagia, kecewa, benci itu semua jadi satu."
" Kenapa kamu selalu menghalangiku Athena?"
"Karena aku sayang dirimu. Jangan pernah putus asa, kamu harus membuktikan kalo kamu kuat dihantam beribu-ribu masalah Ca."
"Aku nyerah Na, cape! "
"Jangan! Aku akan mengambil tubuhmu agar kamu bisa beristirahat."
"Nggak us-
Ucapan Eca terpotong ketika tubuhnya merasa diangkat dan di hempaskan begitu kuat membuat mata Eca tertutup dan semuanya menjadi hitam.
Ternyata Athena sudah mengambil alih tubuh nya. Membuat Eca menggerutu di alam bawah sana.
"Kurang Ajar"
"Makanya nggak usah nekat! Hidup kamu itu masih panjang."
"Bodo amat!"
Athena sudah berdiri menatap pantulan wajahnya yang terlihat pucat, mungkin sudah banyak darah yang keluar jadi lengan nya jadi sedikit lemas.
Dengan santai Athena menyiram darah itu menggunakan air shower, rasanya begitu perih. Tidak ingin membuang waktu Athena kembali ke ranjang dan menaruh silet itu di tempat nya.
Berbaring dengan luka yang masih basah, Athena melihat ke arah langit-langit atap plafon yang berwarna biru Navy itu. Rasa kantuk sudah menghampirinya, tanpa menunggu waktu yang lama mata coklat itu sudah tertutup.
•|| To be Continued ||•
![](https://img.wattpad.com/cover/262404246-288-k656636.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FREEDECA
Teen FictionHidup dengan penuh kesedihan dan, teka-teki masalah nya itu yang membuat Eca malas untuk melihat betapa luas kehidupan. Sifat polos menjadikan Eca lemah di mata dunia, tapi kalian salah. Didalam dirinya sudah tertanam iblis kejam yang selalu melindu...