•|| Happy Reading ||•
Jam menunjukan pukul 09.30, Eca sudah siap dengan setelan Hoodie dan celana levis nya. Merasa sudah rapi Eca langsung turun untuk membangunkan Iky yang masih tidur, maybe.
"Bang bangun kita harus ke kantor." ucap Eca mengguncang bahu Iky dengan kuat membuat Iky terganggu dan terbangun.
"Tunggu bentar." ucap Iky pelan berjalan gontai menuju kamarnya untuk membersihkan diri.
Setelah 10 menit Iky keluar menggunakan kemeja yang di lapisi jas dengan celana bahan berwarna biru navy.
"Ayo Ca." Ajak Iky berjalan menuju garasi di ikuti Eca di belakangnya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, Eca dan Iky sudah sampai di depan parkiran kantor. Eca langsung keluar dari mobil dan berdiri menatap bangunan yang menjulang tinggi di depan nya.
"Udah lama banget aku gak kesini." Gumam Eca.
Iky yang melihat Eca berdiri terus seperti patung Pancoran menarik lengan Eca dan membawanya ke dalam kantor. Banyak sekali karyawan yang menyapa Eca, adapula yang tidak tahu bahwa Eca adalah anak dari pemilik EF'Crop.
Perusahaan ini di bangun oleh Edgar saat Frea mengandung putri kembarnya, yaitu Freedica dan Freedeca. Nama EF yang dia sematkan pada nama perusahaan itu adalah nama keluarganya.
"Permisi nona dan tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis cewek yang terlihat sangat sopan.
"Saya ingin bertemu Dinda sekretaris Pak Edgar." ucap Iky sopan.
"Oh kalau begitu tuan naik ke lantai 7 itu ada ruangan pak Edgar di samping kirinya ada tempat khusus sekretaris." Jawab resepsionis itu bernama Nada.
"Baik terimakasih."ujar Iky. Setelah itu Iky dan Eca memasuki lift dan memencet tombol 7.
"Selamat pagi Tuan, Nona."sapa Dinda ketika melihat Eca dan Iky keluar dari lift.
"Pagi. Saya datang kesini disuruh ayah saya untuk menandatangani berkas para klien."ucap Eca dengan wajah seperti orang berwibawa.
"Silahkan Nona,berkasnya ada di dalam ruangan pak Edgar." ujar Dinda mempersilahkan agar Eca dan Iky masuk ke dalam ruangan Edgar.
Mata Eca melebar melihat banyaknya berkas yang bertumpuk menjadi 1. Tidak ingin membuang waktu Eca langsung membacanya dengan teliti dan mendatangi yang menurutnya bisa bermanfaat bagi perusahaan nya jika bekerjasama dengan pengusaha lain nya.
Dahinya mengerut saat membaca laporan keuangan 2tahun yang lalu sempat drop hingga 35%
"Bang tolong dong telfon Om Marvel buat kesini." Pinta Eca diangguki Iky.
Tok..Tok..Tok..
"Masuk!"
"Permisi nona, ada apa memanggil saya?"ucap pria yang sudah bekepala 4-- Marvel.
"Aduh om gak usah panggil nona, biasanya juga Eca."ujar eca tersenyum ramah.
"Anaknya Edgar udah dewasa aja, makin cantik lagi." ucap Marvel genit. Memang mereka ini sudah kenal lama saat Eca berumur 8 tahun, baru kali ini bertemu kembali.
"Bisa aja, om juga nambah Ganteng." ujar eca mengedipkan satu matanya membuat Marvel tertawa pelan melihat tingkah putri kecilnya.
"Jadi ada apa putri kecil?" tanya Marvel yang sudah duduk di sofa tamu.
"Gini Om, aku tadi baca laporan keuangan 2 tahun lalu kok menurun banget?"tanya Eca.
"Dulu itu ada karyawan disini yang Korupsi sebanyak 3Miliar." ucapan Marvel membuat mata Eca dan Iky melebar.
"APA 3 MILIAR?!" kaget mereka bersama.
"Iya, karyawan itu bernama Ronald. Sudah 5 bulan dia melakukan korupsi sebanyak 3miliar, dan untungnya ayahmu mengetahui nya." Jelas marvel yang di pahami keduanya.
"Apa sudah di tangkap?" tanya Eca.
"Sudah lama dia di penjara, tapi1 tahun yang lalu dia kabur dengan bantuan keluarganya. Sampai sekarang polisi masih kesusahan mencari keberadaan Ronald."
"Apa mungkin dia kabur sampai luar Negeri?" tanya Iky
"Itu bisa terjadi karena polisi yang sudah mendatangi rumah Ronald hanya menemukan ibu dan anak saja." ujar Marvel
"Ada satu hal yang mengganjal di pikiran saya Om." sahut Eca memikirkan sesuatu.
"Apa itu?"tanya Marvel.
"Menurut Om kalau Ronald kabur dengan bantuan keluarganya otomatis istri dan anaknya tau bukan?" tanya Eca.
"Masuk akal juga, tapi ketika polisi kesana mereka tidak bilang apapun." jawab Marvel.
"Bisa jadi mereka semua bekerja sama untuk menyembunyikan Ronald dari incaran polisi." ujar Iky.
"Kalau iya begitu,suatu saat nanti pasti mereka membalas dendam ke kita karena sudah membuat Ronald malu apalagi di penjara."sahut Marvel.
"Benar,kita harus pintar-pintar mengetahui gerak-gerik mereka kalau iya mereka akan balas dendam." balas Eca diangguki keduanya.
"Kamu sudah menandatangani berkas yang disuruh ayahmu?" Tanya Marvel mendekat ke arah Eca.
"Sudah Om." jawab Eca.
Mereka tidak tau saja kalau di balik ruangan tersebut terdapat 1 orang yang menguping pembicaraan mereka semua, dia tersenyum miring kala mendengar apa yang di katakan Eca.
"Kalian pikir saya tidak akan bertindak? Rasakan pembalasanku nanti Edgar " batin orang tersebut.
Setelah berbincang cukup lama. Eca berniat ke supermarket untuk belanja bulanan. Eca berjalan pelan ke pintu diikuti Iky dan Marvel.
Pemandangan pertama yang Eca lihat ketika membuka pintu hanya sekretaris Papahnya.
"Ada apa ya mbak?" tanya Eca yang melihat Dinda tiba-tiba sudah ada di depan nya.
"Tadinya saya akan menanyakan minuman untuk Nona tapi nona sudah keluar. Keliatan nya mau pulang." jawab Dinda.
"Iya memang saya mau pulang. Tolong bereskan semua barang-barang yang di meja yah. Jangan sampai ada yang hilang." pinta Eca di angguki Dinda.
"Siap Nona!" Serunya.
Setelah itu Eca dan Iky langsung keluar dari kantor, menjalankan mobilnya ke arah supermarket.
•|| To be Continued ||•

KAMU SEDANG MEMBACA
FREEDECA
Teen FictionHidup dengan penuh kesedihan dan, teka-teki masalah nya itu yang membuat Eca malas untuk melihat betapa luas kehidupan. Sifat polos menjadikan Eca lemah di mata dunia, tapi kalian salah. Didalam dirinya sudah tertanam iblis kejam yang selalu melindu...