FDC_25

56 13 3
                                    

Sesampainya di supermarket Eca langsung memilih bahan masakan dan Snack ringan. Sedangkan Iky hanya menunggu di depan supermarket.

Eca berjalan menuju rak dimana banyak sekali sayuran dan buah-buahan. Eca mengambil banyak buah dari anggur, jeruk, Apel dan Melon. Sudah dapat semua yang di butuhkan untuk memasak Eca berjalan ke rak yang menyediakan makanan ringan dan berbagai minuman.

Sedang asik memilih Snack ponsel Eca berbunyi menandakan ada pesan masuk.

Ting!

Bang Iky👽

Ca, abang pergi ke toko buku sebentar. Ada yang mau Abang  beli buat tugas kuliah.
(12.47)

Oo yaudah nanti aku tunggu didepan. Oiya Eca nitip Novel yah bang.
(12.47)

Okee.
(12.48)

Read

Setelah itu Eca melanjutkan memilih Snack dan minuman kaleng serta susu kesukaan nya. Merasa sudah lengkap semua belanjaan nya Eca berjalan menuju kasir untuk membayar.

"Total nya dua ratus empat puluh ribu mbak." ucap kasir itu memberikan Nota belanjaan Eca.

Eca mengambil uang di dalam tas nya sebanyak dua ratus lima puluh ribu dan memberikan nya pada kasir, setelah mendapat kembalian Eca berjalan menuju pintu keluar dan duduk di kursi tunggu.

Dahinya mengerut saat melihat seorang wanita paruh baya sedang menyebrang. Mata Eca melebar kala menengok ke arah truk yang melaju kearah wanita itu. Sepertinya wanita itu tidak melihat ada truk yang melaju kencang ke arahnya.

Dengan sekuat tenaga Eca berlari kearah wanita itu dan berteriak. "AWAS BU!"

Wanita itu menengok kearah samping dimana ada truk yang melaju kearahnya. Badan nya kaku seakan tidak bergerak sama sekali, seperti ada batu yang mengganjal di dalam tubuhnya.

"Awasss!" Teriak Eca langsung mendorong tubuh wanita itu.

Bruk!

Tubuh keduanya jatuh diatas trotoar. Untung nya Eca tepat waktu saat mendorong wanita itu, kalau saja telat 1 detik maka nyawa wanita itu pasti sudah melayang.

"Nak, kamu nggak papa?" Tanya wanita itu bangun dari jatuhnya dan mendekat ke arah Eca yang masih meringis.

"Ahh gak papa Bu....Aww" ringis Eca melihat siku tangannya yang berdarah.

"Astaghfirullah, ayo tante bantu obati." Setelah mengatakan itu beliau membantu Eca berdiri, melihat bangku didekat taman beliau memapah Eca dan mendudukan nya di bangku itu.

Wanita itu berlari kearah bagasi mobilnya untuk mengambil kota P3K yang selalu dia bawa kemanapun.

"Aww..." Ringis Eca ketika air beralkohol itu menyentuh kulitnya yang luka.

"Sebentar lagi juga nggak sakit kok." ucap wanita itu menenangkan, mengambil kapas dan plester beliau mengoleskan betadine dan menutup nya menggunakan kapas yang sudah di plester.

Eca memandang wanita didepan nya dengan senyum haru, andai saja mamah nya seperti itu pasti Eca merasa sangat bahagia. Tapi itu hanya harapan yang tak pernah terwujud.

"Hey kok bengong?" tanya wanita itu.

"Eh enggak Bu. Saya cuma lagi mikir sesuatu aja."ucap Eca ramah.

"Nama saya Dara, panggil aja Tante yah." Ucap Dara memegang tangan Eca dan mengelus nya pelan.

"Iya Tante."

"Oh iya nama kamu siapa?" Tanya Dara.

"Nama aku E-"ucapan Eca terhenti saat Iky menjewer telinga nya  membuat Eca menjerit kesakitan.

"HEH LO KEMANA AJA SIH?!" bentak Iky, dengan seenak dengkul menjewer telinga Eca.

"Aduhhh sakit bang!" ucap Eca menarik tangan Iky agar terlepas dari telinganya.

"Makanya kalo Abang suruh tunggu ya tunggu aja gak usah kemana-mana." Timpal Iky masih tetap menjewer telinga Eca.

"Astaghfirullah sakitt" ringis Eca.

Dara yang melihat Eca seperti itu merasa bersalah, karena menolong dirinya Eca jadi dimarahi oleh kakak nya.

"Sebenarnya dia menolong saya yang hampir saja tertabrak truk." ucap Dara membuat Iky melepaskan jeweran nya.

"Tertabrak truk Bu?" tanya Iky.

"Iya, andai saja dia tidak menolong saya. Pasti nyawa saya sudah tidak ada lagi." Sahut Dara.

"Ouhh begitu, saya kira dia ngapa-ngapain​ Ibu." enak sekali kalo bicara yah Ky.

"Tidak. Makasih banyak ya Nak sudah menolong saya." ujar Dara mengulas senyum manisnya.

"Iya Tan, sama-sama." jawab Eca membalas senyuman Dara.

"Kalau begitu saya permisi." Pamit Dara melangkah mendekat ke arah mobilnya.

Melihat Dara yang sudah masuk ke mobilnya, Iky mengalihkan pandangan nya pada lengan Eca yang terluka.

"Itu kamu kenapa?" Tanya Iky.

"Jatuh bang."

"Ayo kita ke rumah sakit." Ajak Iky menggandeng lengan Eca.

"Yaelah gak usah lebay deh bang." ucap Eca malas.

"Itukan kamu ada luka nya Ca. Nanti kalo infeksi gimana?"

"Ini tuh udah di obatin kok bang sama Tante tadi."

Menyerah hanya jalan satu-satunya bagi Iky. Bicara dengan Eca sama saja berbicara dengan batu, keras.

Iky menarik Eca kearah supermarket untuk mengambil semua barang yang tertinggal.

•|| To be Continued ||•

Next or No?

FREEDECA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang