FDC_26

49 14 4
                                    

Maaf nih kalau kalian bingung kenapa semakin banyak Part itu semakin sedikit. Karena ide aku cuma sampai disitu, nggak tau kenapa kalau hari libur malah nggak ada ide tapi kalau sekolah itu muncul.

Biasanya 1000-2000 kata tapi untuk sekarang dan seterusnya aku ketik 500-1000 kata yah. Maklumin karena lagi banyak pikiran.🐣🐣

Yoklah lanjutttt

•|| Happy Reading ||•

Just like the day that I met  you~
The day I thought forever~
Said that you love me~
But that'II last for never~

Suara dering ponsel membuat Eca mengalihkan pandangan nya pada ponsel yang dia simpan di tas.

Ternyata Gea yang menelfon nya, tumben.

"Halo Ge."

"Halo Ca, gue udah di depan rumah lo nih."

"Bukan nya ada bibi?"

"Nggak tau gue ketok pintu dari tadi nggak atau yang nyaut."

"Ada apa kok sampe karumah?"

"Pokok nya ini penting banget. Lo cepetan pulang dong!"

"Iya ini lagi jalan pulang kok."

"Oke deh Byee."

"See You."

Mematikan ponselnya Eca menyenderkan kepalanya yang terasa pusing.

"Siapa Ca?" Tanya Iky.

"Gea bang."

"Gea....Si cewek centil itu?" Tanya Iky tak suka mengingat kelakuan Gea saat di rumah sakit.

"Centil- centil gitu tapi cantik kan bang?" tanya Eca menggoda Iky, dia ingin melihat apakah Abang nya ini masih normal atau tidak.

Astaghfirullah pikiran mu sungguh positip, eh Negatip.

"Iya si." Jawab Iky kikuk.

"Eh tapi dia itu ngeselin banget." Sambung Iky.

Eca memajukan wajahnya tepat didepan wajah Iky, matanya melotot seakan pisau yang akan menancap JLEB. "Inget Bang, ngeselin itu bisa berubah jadi ngangenin lhoo."

"Hah! Ihh enggak ya, nggak level gue sama dia." Semprot Iky dengan kepala digeleng-geleng.

"Terus level nya sama siapa?" Tanya Eca.

"Ehem. Jesica Mila, Yoriko Angeline dan, masih banyak yang ngantri sama gue." Ucap Iky bangsa.

"Bujubusett pede nya sampe ke langit, mana mungkin mereka mau sama Abang yang mukanya pas-pasan." timpal Eca membuat Iky tidak bisa berucap apa-apa lagi.

"Udah ahh mending sekarang kita Cuss kerumah." Sambung Eca hanya diangguki Iky.

Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka, Iky yang fokus menyetir sedangkan Eca memejamkan matanya.

Hanya membutuhkan waktu 5menit mobil hitam itu berhenti tepat didepan gerbang, disana sudah terparkir 1 mobil berwana biru Navy milik Gea.

"Bang bawa semua belanjaan nya kedalem yah." Ujar Eca dengan seenak dengkul. Tanpa memperdulikan Iky yang masih melongo Eca langsung pergi kearah pintu.

"Enak banget tuh si Eca. Main suruh segala emangnya gue babu!" Gerutu Iky mengambil semua belanjaan nya.

Gea, Rani, dan Zia yang melihat kedatangan Eca langsung berdiri.

"Lo kemana aja si, gue udah chat tapi nggak dibales." tanya Rani membuat Eca merasa bersalah.

"Maaf yah Ran, aku nggak buka handphone. Tadi aja aku kaget waktu Gea nelfon." Ujar Eca.

"Ya udahlah yang penting Eca udah ada disini." timpal Gea.

"Emang ada apa kalian kesini, tumben."

"Pokok nya ini penting, menyangkut lo Ca." ucap Zia diangguki keduanya.

"Ayo masuk!" Ajak Eca membuka lebar pintu rumah nya.

Mereka masuk dan duduk diruang tamu, bahkan Eca tak sadar kalau satu makhluk hidup yang masih kesusahan di luar sana.

"Lo mas-"

"WOY ECA TOLONGIN GUE NAPA!" teriakan Iky membuat ucapan Gea terpotong. Mereka semua kembali kehalaman  depan dimana Iky masih kesusahan membawa barang belanjaan.

"Aelah lebay lo!" ucap Gea yang sudah berdiri didepan Iky.

"Heh lo kira bawa ini tuh nggak berat apa?" semprot Iky.

"Lo kan cowok masa bawa gitu aja nggak bisa, lemah!" ucap Gea, Iky yang mendengar nya ingin sekali menampol bibir lemes Gea menggunakan  telapak kakinya.

"Kalo Lo kesini cuma mau ngeledek gue, mending lo masuk lagi sana!"

"Udah biar Eca bantu." Final Eca membantu membawa plastik yang berisi sayuran dan buah-buahan.

Setelah semua sudah masuk kedalam, mereka semua kembali duduk seperti semula dan jangan lupakan Iky yang ikut duduk disamping Eca.

"Lo masih ingat waktu lo nyasar di hutan?" Tanya Gea.

"Iya inget."sahut Eca mengingat kejadian saat dirinya tersesat diacara camping.

" Kita masih nyari tau siapa dalang yang udah ubah tuh tanda." Ujar Zia.

"Jadi itu disengaja?" tanya Iky.

"Mungkin bang." Jawab Gea, Rani dan, Zia bersamaan.

"Udah lah itukan masalah udah lama, lagian aku kan selamat dan masih bisa ketemu kalian juga. Jadi nggak usah di perpanjang." ucapan Eca membuat mereka berempat  tidak habis pikir dengan jalan pikiran Eca.

"Loh kok gitu, ini harus tetep di selidiki Ca." pungkas Iky tidak setuju dengan pendapat Eca. Enak saja tidak dicari siapa dalang atas kejadian di hutan itu.

"Iya Ca, kalau dia berani berbuat dia juga harus berani bertanggung jawab dong!" Jelas Zia diangguki mereka semua.

"Iya tau, tapi siapa yang tega berbuat hal keji kaya gitu?" tanya Eca.

"Lidia."

•|| To be Continued ||•

FREEDECA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang