------- • -------
'jalani lah kehidupan mu di dunia ini, kesempatan untukmu tidak kuberikan dua kali.' Sebuah cahaya terang tiba tiba mengeluarkan sebuah suara, berjalan mendekat dengan cepat lalu menabrakku kencang.
BRUKK!!!
Kubuka mata dengan nafas tersengal sengal, sembari mencari jam dan mengetahui bahwa sekarang adalah jam 7 malam. Fyuuh tidak terasa aku tidur selama 4 jam.
"Mimpi yang menyeramkan.."
Aku melihat sekeliling dengan rasa kecewa, ketika menyadari bahwa aku masih sendirian di rumah sakit sialan ini. Suhu ruangan yang begitu panas membuatku sedikit kesal, aku berpikir apa memang ruangan ini tidak memiliki pendingin?
"Kenapa ruangan sial ini begitu panas? Dan sejak kapan aku panjangkan rambut? Memangnya aku sudah tertidur berapa tahun sih?" Aku menguap, mengusap wajah lalu mengambil ancang ancang untuk berdiri. Memang rasanya agak mustahil untung seseorang yang terlindas kereta masih hidup hanya dengan perban di kepala. Orang normal pasti mengalami patah tulang atau terdapat luka yang cukup berat.
Yah, untunglah aku masih bisa berjalan sekarang ini. Walaupun masih sedikit pusing, namun setidaknya masih bisa kutahan.
~~•~~
Ruangan ini cukup normal untuk sebuah bangsal. Terdapat cermin di sebelah kiri dan beberapa kursi dan meja untuk tamu di sebelah kanan. Sedangkan kasur terdapat di tengah, lurus menghadap pintu keluar.
Yang ku kesalkan adalah, fakta bahwa di kamar ini tidak ada hiburan sama sekali."Hah, kamar yang ngebosenin."
Aku berjalan keluar berharap menemukan keberadaan ibu yang sedang duduk menunggu aku menemui nya juga. Tiba tiba terlintas dipikiran ku wanita yang mengaku sebagai ibuku tadi. Cepat cepat kubuang ingatan buruk itu, dan bergegas menemui sosok ibuku yang sebenarnya.
"Kuharap ibu tidak apa apa."
Sreet..
TAP.. TAP.. TAP..
Aku berjalan melewati cermin dan melihat sekilas pantulan ragaku.
Tunggu dulu.
Entah aku yang kegeeran atau memang tubuhku sedikit lebih ramping.
Aku diam mematung. Apa mataku yang terganggu ya?
Swuush!..
Aku buru buru kembali melihat pantulan tubuhku di cermin.Sial.
Kini jantungku seakan ingin loncat, begitu terkejutnya ketika mengetahui di pantulan cermin itu bukanlah-
wajahku.
"Hehhh, demi SEMPAK ATSUMU ini siapaaa???!!" Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi~
"Apa wajahku dioperasi karena udah rusak banget gara gara dilindes ya? Nggak nggak, masa jadi secakep ini??" Ucapku sambil memegang wajah tidak percaya.
Bagaimana tidak, wajahku berubah menjadi wanita yang menurutku cantik. Mata hitam yang indah dan sedikit tajam, hidung mancung dan bibir tipis namun manis. Rambutnya panjang dan berwarna hitam kecoklatan, sedikit ikal dibawah.
Kulit nya mulus dan putih tidak seperti ku dulu. Seingatku kulitku putih namun banyak bruntusan yang merajalela di dahiku.Dan yang lebih parah, aku merasa bahwa wajahku memang selalu begini. Bagaimana mungkin? Ada yang aneh. Aku merasa, kalau ini memang wajahku. Tapi disisi lain, aku ingat betul kalau wajahku bukan ini.
Fyuuh Bagaimana ya menjelaskan nya?Aku merasa kalau.
Aku punya ingatan lain.
Ya begitu! Itu maksudnya! Ingatan itu menunjukkan bahwa aku terbiasa memiliki wajah seperti ini.
"Sial, apa maksudnya ini? ingatan siapa ini? Dan kenapa wajahku tiba tiba berubah?"
'NGIIING'
"Ughh!!"
Telinga ku berdengung, sakit kepala yang luar biasa menyerang ku.
Pandanganku kembali buram.
Kegelapan menguasai lagi.
Aku pingsan.
~~•~~
'hei bangun lah!'
Kubuka kelopak mataku sambil mengerjap pelan dan melihat sekeliling.
Gelap.
Semua dilapisi dengan warna hitam pekat, sebelum sebuah cahaya yang sangat terang mendekat, membuatku sedikit silau. Cahaya yang sama seperti mimpi mimpi ku sebelumnya.
'aku adalah tuhanmu.'
Aku terkejut, setengah mati. Bukan, apakah sekarang aku memang telah mati?
'aku menaruh rohmu pada raga wanita yang kau tempati itu. Raga asli mu telah rusak. Kau dan ibumu dinyatakan telah tiada, dan sekarang kau kutempatkan di dunia yang berbeda, dunia yang sedari dulu kau idam idamkan.'
Aku terperanjat.
"Apa? dunia berbeda? Ibu telah tiada? Sial, apa kau benar? Apa kau tidak bisa menghidupkan nya kembali?"
'Ya, dunia yang berbeda. Dan.. ya! ibumu ditakdirkan telah tiada, itu adalah takdirnya. Dan ini adalah takdirmu.' Jelasnya panjang lebar.
'Bersyukurlah! Sesungguhnya kau adalah orang yang beruntung.'
Mataku terbelalak.
"S..sungguh? Terimakasih tuhan! Tempatkanlah ibuku disurgamu!" Aku sujud dan bersyukur, ternyata Tuhan masih baik kepadaku, aku pikir-- tidak. Aku juga telah pasrah tentang ibu, karena itu adalah takdirnya.
Tapi ada satu yang mengganjal.
"Maaf, apa yang terjadi dengan roh wanita ini?" Aku bertanya seraya menyipitkan mata karena cahaya tersebut berada tepat di depanku sekarang.
'dia sudah ditakdirkan tiada, setelah kecelakaan yang menimpanya. Lalu kau sekarang mengisi raganya, dengan kata lain kau kuizinkan untuk bertransmigrasi di dunia ini"
"B..benarkah? Lalu dunia apa yang kutempati sekarang ini?"
'kau akan tahu setelah melihatnya nanti, hidup lah sebaik-baiknya sebagai Kimura gitchirawa dan ubah jalan cerita hidup nya'.
'jalani lah kehidupan mu di dunia ini, kesempatan untukmu tidak kuberikan dua kali.' sambungnya.
Aku mematung ditempat, entah ingin berterimakasih atau marah karena ditempatkan di raga wanita yang tidak ku ketahui asal usulnya. Yah, intinya aku masih bersyukur tentang semua ini karena masih bisa menjalani hidup walau menjadi sosok wanita yang tidak kukenal.
Namun yang menjadi permasalahan adalah.
Aku ditempatkan di dunia yang berbeda!
----- • -----
KAMU SEDANG MEMBACA
CONTINUE || Haikyuu!
FanfictionBukankah aku sudah mati? Kenapa aku ada disini? Aku tidak akan pernah melupakan fakta bahwa aku secara ajaib melanjutkan hidup sebagai cewek kelas satu yang dikenal dingin dan pendiam di karasuno high school. Dengan kata lain, aku berada di dunia ha...