chapter 18

828 150 15
                                    

------ • ------

Beberapa menit berlalu, hawa dingin kerap terasa seiring masuknya tsukishima ke minimarket. Sebenarnya aku heran, dia itu sejenis setan atau makhluk apa sih? Muncul tiba tiba, bahkan tepat disaat aku membicarakannya. Tapi, tumben yamaguchi tidak ikut.

'sial.'

"E-eh, ada tsukishima. Kamu belum pulang ya? hehehe.." aku berusaha untuk mencairkan suasana. Karena kebodohanku barusan, bisa bisa tsukishima tidak mau mengajari kami.

"Nggak usah sok nanya nanya. Dasar cewek tukang gibah." Ucapnya melirik tak suka.

'Babi. Kenapa mulutku selalu nyerocos disaat yang tidak tepaat.' aku menutup mata, mengernyitkan alis dan menyesali perbuatanku barusan. Oh sial, kenapa harus sekarang.

Berusaha tidak peduli, dia merogoh rak yang didalamnya berisi banyak roti. Namun aku tidak tau apa yang membuatnya kembali berdiri, dan menelusuri seluk beluk wajah kami berdua.

Dia tersenyum secara tiba tiba. Lebih mirip--

Smirk?

"Wuoh, ternyata kamu masuk ke klub voli karena ingin mengincar Kageyama ya~"

"Dasar cewek genit." Sambungnya.

Aku tersentak.

Apa kata dia barusan? Genit? Hellow aku masuk klub voli karena aku memang bermimpi untuk menjadi manajer karasuno. Aku bermimpi sejak dulu, bahkan sekarang baru terkabulkan setelah aku mati. Itupun karena keajaiban.

Jika tentang menyukai atau tidak karakter yang ada di karasuno, jawabannya adalah jelas aku suka. Aku penggemar anime itu loh, mana mungkin aku tidak suka pada mereka.

Hanya saja setelah berteman secara langsung seperti ini, rasanya seperti bersama kawan SMA pada umumnya. Bercanda, tertawa, marah, jengkel, semuanya bercampur.

Dan aku senang karena itu.

Mataku kini menatapnya tajam, mati matian menahan segala emosi yang perlahan memuncak hebat. Kumohon gitchi, tahanlah sebentar saja, dia adalah calon guru yang akan mengajari kami nanti. Jangan rusak plan yang telah kau buat matang matang.

Kini mataku tertutup, berharap emosi kembali reda. Namun aku salah, bukannya reda malah tambah memanas.

"Cih-",

"genit apanya. Aku yang meminta dia untuk pulang bersama tuh. Apa ada yang salah?"

Kageyama tiba tiba bersuara.

Aku menengok kearahnya yang masih menatap datar kedepan. Sebenarnya dia niat untuk hidup atau bagaimana sih? Wajahnya kelihatan tidak ada semangat sekali. Tapi bagus deh, dia sedikit membantuku menjawab omongan tsukishima.

"Oh gitu ya, maaf deh tuan tobio." Si kacamata tersenyum lalu berjalan acuh, melewati kami dengan mudahnya kearah belakang.

Aku berbalik. Menatap kepergian dia dengan perasaan kesal. Berharap tuhan memberi dia karma serius sekarang juga.

Namun, otak pintarku mulai berfungsi. Seperti tiba tiba tersengat listrik.

'mumpung ada dia, kesempatan nih.'

"Tsukishimaa."

Dia menengok.

Buru buru aku membungkuk 90 derajat didepannya. Sekalian mengusir rasa malu tentunya.

"Tolong ajari kami!" Ucapku lantang.

Aku melirik sedikit kearah kageyama yang masih diam berdiri, kelihatan tidak suka dengan sikapku barusan. Segera ku cubit punggungnya, bermaksud memberi isyarat agar dia ikut membungkuk. Tapi,

CONTINUE || Haikyuu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang