------ • ------
"Boleh aku minta nomormu?" Ucap atsumu sambil bersender pada pagar. Matanya menatap intens wanita yang menjadi lawan bicaranya.
Sungguh tatapannya pasti membuat jantung siapapun berdebar."Eh?"
Otakku seperti berhenti berfungsi beberapa saat. Seorang Miya atsumu sekarang meminta nomorku. Uwaah.. rasanya seperti mimpi.Eitss namun jangan senang dulu. Dari wajahnya saja ketahuan bahwa karakter atsumu adalah playboy. Jangan sampai aku masuk ke perangkapnya. JANGAN SAMPAI.
"Oi? Kenapa melamun? Kamu nggak punya ponsel?"
Aku tersadar dari lamunanku. Pertanyaan miya san benar benar aneh. Segera aku pamerkan ponsel milik gitchi chan.
"Tentu saja punya! Keluaran terbaru lagi." Ucapku berbangga diri. Astaga karena kaya mendadak aku menjadi sedikit sombong. Maafkan aku tuhan.."Pfft.."
Sial, dia tertawa. Tolong jangan buat aku marah lagi kali ini. Sudah cukup dengan segala perkara yang terjadi. Kumohon tuhan.
"Kenapa tertawa?"
"Aku masih nggak terbiasa dengan sikapmu sekarang. Kamu jadi banyak omong" Tangan kekar miliknya mengangkat Surai kuningnya keatas. "Tapi lebih baik begini sih." Jelasnya.
Tangannya disilangkan didepan dada. Bola mata miya san menatap wajahku yang mulai memerah.
"Eh, beneran?" Hatiku menghangat. Kata kata yang miya san lontarkan membuat aku sedikit lebih santai. Ini yang aku butuhkan sedari tadi.
"Hahaha iya loh!" Kata katanya terkesan riang.
"Kamu.. jadi kelihatan lebih manis" sambungnya seraya tersenyum.
DEG.
Sial, miya san memang jagonya membuat orang luluh. Tubuhku gelagapan saat mendengarnya mengatakan kata 'manis'. Dan sekarang, aku mengembangkan senyuman paling cantik yang pernah kubuat.
Namun,
tatapan ku kembali sendu. Suatu hal mulai merasuk di pikiran ini. Membuat aku terdiam dan cemberut kesal.
'dia kan memuji gitchi chan, bukan aku.'
"Eto... kamu kenapa? Apa ada yang salah dari perkataan ku?"
"Nggak kok miya san. Terimakasih karena kamu telah memujiku hehehe.." aku mengembangkan senyuman keterpaksaan. Kepala ini masih dengan jelas memikirkan hal tadi.
"Ah, santai saja." Ujarnya
Aku merasa canggung kepada miya san. Entah kenapa rasanya aku tidak ingin berlama lama berada disini. Mungkin saja.. karena aku berpikir seperti tadi? Tidak tidak, mereka hanya sebatas karakter yang aku suka, tidak lebih. Biarkan saja kalau memang dia memuji gitchi, toh aku kan cuman fansnya saja.
tuhan telah memberikan ini semua kepadaku. Aku yang harus melanjutkan kehidupan sebagai gitchi chan. Ini adalah takdirku. Namun jangan berlebihan oke?
"Oh iya gitchi chan!, Jangan panggil aku dengan nama depan." Sambil bergaya pede, dia memajukan kakinya sedikit mendekatiku. Dadanya membusung kedepan seraya menunjuk dirinya sendiri dengan ibu jari.
"Panggil saja aku atsumu gante-""WOI BEGO! NGAPAIN DILUAR? SIAPA YANG PENCET BEL?"
Seorang laki laki terdengar berteriak dari dalam rumah keluarga miya. Kutebak dia merupakan saudara kembar dari atsumu san. Si datar yang menyebalkan.
Huh, tiba tiba saja aku ingat si kageyama."CEPAT MASUK BEGO! KALAU NGGAK MAU KUADUIN MAMA, KARENA DILUAR LAMA LAMA HANYA PAKAI KOLOR!". Ujarnya sekali lagi.
Yah, sepertinya sebentar lagi akan ada perang dunia. Mengingat bahwa mereka memang biangnya keributan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONTINUE || Haikyuu!
FanfictionBukankah aku sudah mati? Kenapa aku ada disini? Aku tidak akan pernah melupakan fakta bahwa aku secara ajaib melanjutkan hidup sebagai cewek kelas satu yang dikenal dingin dan pendiam di karasuno high school. Dengan kata lain, aku berada di dunia ha...