------ • ------
"Woi! Bisa diem nggak!"
Kageyama yang ingin memukul kembali, sontak tiba tiba berhenti. Melihat kearahku yang memutuskan untuk tetap disini dan tak jadi kabur. Khawatir, jika saja tsukishima menceritakan semua yang dia tau kepada Kageyama. Bisa berabeh.
Si surai gelap berdiri, berjalan kearahku dengan tatapan kesal. Aku gemetar tentunya saat melihat mata tajamnya itu lurus memandangiku. Tak biasa kulihat Kageyama marah secara langsung, dan bukan berada di layar ponsel.
"Kamu ngapain disini, Katanya mau ke minimarket? Terus tsukishima ngapain kamu?"
Aku menelan ludah, seram juga kalau kageyama sudah marah begini.
"Jawab. Kenapa diem aja?"
Aku memandanginya, takut. Nggak berani buat jawab semua pertanyaan yang dilontarkan olehnya. Jika saja aku berbohong lagi, akankah dia percaya kepadaku? Atau jika saja aku bicara yang sebenarnya, akankah dia tetap berada di sisiku?
Aku kalut.
"Cih, kamu seenaknya aja nuduh orang yang enggak enggak. Main gebuk tanpa tau yang sebenarnya." Tsukishima ngomel ngomel, sambil membersihkan bajunya yang kena tanah. Kesal tentunya dengan kageyama yang menyerangnya tanpa aba aba.
"Lagian, hubungannya sama kamu apa? Emangnya gitchi pacar kamu? Bukan kan?" Sambung si kacamata.
Kageyama terperanjat.
Alisnya menggurat tajam entah karena apa. Tangan miliknya ia genggam keras, sampai sampai aku membayangkan kalau tanganku ada disitu pasti bakalan patah.
"Kamu kira, gitchi mau kamu atur begitu terus? Kamu kira dia nggak risih? Haha, raja tetaplah raja ya."
Aku kaget dengar penjelasan tsukishima yang berbicara sambil menarik tanganku untuk pergi. Aku berusaha melepaskan tanganku dari genggaman tangan besarnya, tapi tetap nggak bisa. Sebagai teman, aku nggak enak hati tentunya karena tsukishima bicara seenaknya begitu kepada kageyama.
Tapi mau bagaimana? Sudah terlanjur kena sama tsukishima. Oh, seharusnya aku kabur tadi.
"Iih, lepasin! Kamu ini nggak sopan banget sih sama kageyama. Harusnya kamu minta maaf, karena udah tiba tiba nyeret aku ke tempat sepi begitu." Ujarku emosi.
"Semua pasti berpikir yang aneh aneh jika melihat laki laki dan perempuan berada di taman sepi dengan penerangan remang seperti itu." Sambungku.
Dia terkekeh, lalu tiba tiba berhenti berjalan. "Terus kamu mau, semua rahasia kamu didengar orang?"
Aku terperanjat sesaat.
Iya memang. Memang aku sedikit takut karena ini adalah pembicaraan cukup penting mengenai asal usul kehadiranku didunia ini. Aku takut, jika saja ada yang mengetahuinya maka orang itu akan menjauh dariku karena aku bukanlah gitchi yang sebenarnya.
Kalau tsukishima yang tau sih, nggak apa apa. Asalkan dia bisa jaga rahasia. Bahkan aku pernah berharap dia segera menjauh dari hidupku.
"Aku nggak nyimpen rahasia apa apa bodoh!" Aku masih tetap berbohong, berharap dia segera percaya sama perkataanku. Yah, walaupun dia kelihatan nggak percaya sih.
"Ha, udah ketauan udah. Nggak usah disembunyiin lagi." Ujar tsukishima yang bikin aku gagap sendiri.
Jadi dia sadar ya kalau aku bukanlah gitchi. Lalu aku harus apa? Menceritakan segalanya gitu? Malas sekali. Memangnya dia siapa?
"Cih, yaudah kalau ketauan. Aku bisa apa." Ujarku kesal.
Tsukishima terkekeh. Dengan santainya dia mengembangkan senyum smirk. Bahkan karena dia pakai kacamata, level seramnya jadi lebih meningkat tajam. Dia menyilangkan tangannya sambil diam berdiri memandangiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONTINUE || Haikyuu!
أدب الهواةBukankah aku sudah mati? Kenapa aku ada disini? Aku tidak akan pernah melupakan fakta bahwa aku secara ajaib melanjutkan hidup sebagai cewek kelas satu yang dikenal dingin dan pendiam di karasuno high school. Dengan kata lain, aku berada di dunia ha...