------ • ------Aku sampai dirumah rin, tampilannya bagus, mewah tapi gak terlalu berlebihan, hawanya sangat nyaman, bersih, dan tertata rapi. Hanya satu yang membuat nilai dari kediamannya jadi sangat berkurang. Yaitu, kawasannya yang sunyi
Rumahnya lebih sepi daripada perumahanku, lebih senyap daripada kuburan, juga kelihatan seperti kosong sejak lama.
Sebetulnya itu membuat rumahnya jadi lebih seram daripada rumahku. Yah walaupun begitu, tetap saja hal hal seram itu tidak berpengaruh dengan orang yang tinggal disini. Bahkan mungkin, hantu bakalan kabur saat dilirik oleh si penghuni rumah ini.
"Rin."
"Iya?"
Aku diam sebentar. "Orang tua kamu, ada didalem?" Ujarku membuka topik, saat motor rin sudah terparkir rapi di garasi bersama dengan si kembar miya. Dia kelihatan berbalik ketika sudah mematikan mesin.
Rin terlihat tersenyum tipis kearahku sambil membenahkan rambut. "Gak ada, aku gak tau mereka dimana. Terakhir bilang, ada di luar kota." Katanya, masih senyum.
"Kok bisa ditingga-"
"Udah, jangan nanya terus. Sekarang kita masuk, kamu minum air putih dulu. Istirahat yang lama, oke?" Jelasnya, tiba tiba memotong pertanyaanku.
"Tch, dasar gak sopan. Kalo mau ngebucin jangan didepan kami dong." atsumu san ngomel.
"Gak tau tuh, dasar. Lagian tangan kamu luka begitu kan. Harusnya segera diobatin tuh." kata osamu san.
"Aku gak apa apa."
"Gak apa apa gimana, orang mukanya pucat begitu." ujar osamu san.
"Aku bilang gak apa apa, udah pulang sana."
Atsumu san merengut kesal. "Jadi kami diusir nih?"
"Iya." timpal rin secara tiba tiba.
"Cih, udah manggil mendadak- ngusir pula." kali ini si rambut abu abu yang ngomel. "kalo gitu, kita ambil motor kamu ya sun."
"Hah?"
"Jangan hah hah. Fikir aja, kita berdua udah rela ngebut ngebutan ke halte cuma buat bawa motor kamu. Mau gak mau lah, bayarannya juga sesuai sama pekerjaannya." atsumu san nawar.
"Gak. Apa apaan kalian ini. Cuma minta tolong bawa motor gue, terus dapet motor gue gitu?"
"Minjem bego, yakali jadi hak milik." Kata Osamu yang langsung disambar kata 'tidak' oleh si kuning.
"Maksud osamu, minjem buat selamanya."
"Agak gak tau diri ya."
"Apa apaan kamu sam, dikasih yang enak malah nolak."
Si rambut abu abu berlagak berpikir. "Iya juga ya."
"Udah udah, sana ambil motornya. Pergi, buruan."
"Segitu teganya kamu sun, ngusir kita berdua." Atsumu memelas.
"Berisik, gak liat cewe gue lagi sakit?"
"Nyenyenye." Ujar mereka serempak, dan dilanjutkan oleh adegan pertengkaran dan adu jotos karena gak terima saling bilang hal yang sama.
Sebetulnya itu sedikit mengesalkan, tapi tak apa. Karena aku sudah cukup pusing plus kesal karena kelakuan ibunya gitchi yang meninggalkan anaknya di tengah jalan yang sangat macet begitu.
Untung saja aku gak ditinggal di sebuah tol. Entah apa nasibku, jika itu benar terjadi.
"Kamu bisa jalan?" Tanya rin, sambil memapahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONTINUE || Haikyuu!
FanficBukankah aku sudah mati? Kenapa aku ada disini? Aku tidak akan pernah melupakan fakta bahwa aku secara ajaib melanjutkan hidup sebagai cewek kelas satu yang dikenal dingin dan pendiam di karasuno high school. Dengan kata lain, aku berada di dunia ha...