------ • ------
Jadi..
Pagi, yang ditunggu tunggu telah kembali. Pagi yang membuat semua penghuni camp menjadi tiba tiba bersyukur karena kehadirannya. Kantung mata yang menghitam tak luput dari pandangan siapapun. Entah aku yang bodoh atau bagaimana, karena tidak mengingat scene yang satu ini.
Atau mungkin, scene ini memang dibuat olehku sendiri.
"Nih minum."
Kageyama duduk di sebelahku, menatap anak anak lain yang berwajah kucel dengan tingkah lemas yang semakin menjadi jadi. Hanya dia dan Noya san lah yang tampak segar bugar setelah kejadian tadi malam. Aku yakin, mereka meminum segelas obat tidur sebelum terlelap dalam mimpi.
"Hei, memangnya tadi malem kenapa?"
Pertanyaan kageyama berhasil membuatku menoleh kesal. Bagaimana bisa dia tidak menyadari kerusuhan yang terjadi tadi malam? Sialan ini, memang sangat menyebalkan.
"Buat apa aku cerita sama seseorang yang tidur seperti orang mati?"
Wajah Kageyama sontak mendatar dan kembali berpaling ke depan. Mungkin dia tak berminat melanjutkan pembicaraan, huh entahlah.
"Yah, aku sedikit capek." Nafasnya terhembus. "Dan aku lihat, kamu juga lemas. Apa tadi malem terjadi perang dunia?"
"Fyuuh, Kageyama tobio. Apa kamu tau? Tadi malem itu terjadi kesurupan massal tau!" Sial, lidahku kelu.
"Kesurupan?"
"Iya!! Sialan, aku nggak mau mengingatnya. Itu ingatan paling buruk!" Aku menggeleng kasar.
"Kalo gitu nggak usah diingat, apa susahnya."
"Fyuuh, bagaimana nggak ingat? Jelas jelas, kamu nanyain barusan."
Dia menatapku sekilas, kemudian tersenyum mengerikan layaknya Joker. Entah aku yang parnoan, atau memang dia yang nggak bisa senyum, tapi sekarang aku benar benar merinding akibat cengiran yang dibuatnya.
"Berhenti tersenyum kayak setan!"
Dan siapa sangka dia menurut, kembali memasang raut wajah datar seperti biasa. Dasar aneh.
"Gitchi!"
Pria pendek setengah pirang dengan jaket berlogo nekoma itu berlari kecil. Menuju kearahku, sambil membawa sebuah ponsel.
Aku ingat kalau kenma san meminjam ponselku karena ingin membantuku menyelesaikan game dengan level yang cukup sulit. Karena se-rusuh rusuhnya tadi malam, dia masih sempat melakukan push rank bersama dengan fukunaga.
Padahal jelas jelas, lev sudah jengkang jengkang mirip dengan hantu sadako dan berlarian kesana kemari. Bahkan, kuroo san menggigit lengan bokuto san sampai yang punya lengan menangis seharian.
Bisa bisanya mereka tetap tenang?
"Kenapa?"
"Ada yang telepon."
"Ah, baik."
Aku segera berdiri, meninggalkan Kageyama dan kenma san yang masih berada ditempat masing masing.
Aku sedikit terkejut setelah menatap Layar yang menampakkan nama 'suna san bau uduk'. Nggak disangka suna san akhirnya menelepon setelah sekian lama.
Ah, sekian lama? Gitchi, kenapa kamu jadi lebay banget?
"Halo?"
"Hola?"
Alisku tiba tiba mendatar. Manusia ini--- ternyata nggak berubah berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONTINUE || Haikyuu!
FanfictionBukankah aku sudah mati? Kenapa aku ada disini? Aku tidak akan pernah melupakan fakta bahwa aku secara ajaib melanjutkan hidup sebagai cewek kelas satu yang dikenal dingin dan pendiam di karasuno high school. Dengan kata lain, aku berada di dunia ha...