chapter 41

478 44 9
                                    


Ya, jam dinding itu menunjukkan angka 10.30----seperti berbicara kalau akan ada sesuatu yang bakal terjadi selepas ini. Dan benar aja, sebuah cahaya terang menyelimuti kami berdua. Aku dan rin tiba tiba bersinar, membuat mata kami seakan buta sepersekian detik.

FLOP!

Empuk, bokongku seperti berpindah tempat setelah cahaya itu menabrak tubuh kami berdua. Mataku terpejam erat, sebelum suara ibunya gitchi memanggilku kencang.

"Kalian berdua lagi apa dirumah saya?"

Mataku terbuka lebar, aku kaget sejadi jadinya. Ini rumahnya gitchi! bagaimana bisa aku teleportasi ke rumahnya gitchi secepat kilat?! dan bagaimana jadinya kalau ibu melihatku sebagai natasha?!

"Ibu?!" teriakku, membuat wanita itu terbelalak kaget.

"Ibu? Siapa kamu?" Ia terlihat bingung. "Kamu juga rin, gimana bisa kamu ada dirumah saya?"

Rin celingukan, dia sepertinya masih gak percaya sama hal yang terjadi barusan. "Hah? Kenapa bisa saya ada di rumah tante?"

"Loh, saya gak tau. Harusnya saya yang tanya kamu."

Baik, mumpung aku ada disini—dan memang sepertinya harus disuruh kesini sama tuhan— aku harus ceritakan semuanya secara detail. Kalaupun ibu sama sekali gak percaya, yang penting aku sudah bilang dan dia harus terima kalo gitchi udah berubah jadi natasha sepenuhnya.

"Oke ibu, eum maaf.. maksudku tante." Aduh, ini rasanya canggung.

"Bukannya aku mau bicara aneh aneh, tapi percaya gak percaya aku adalah orang yang menjadi gitchi selama ini." Jelasku tegas. "Dan anehnya lagi, sekarang tubuh asliku udah terlihat. Ini juga ngejelasin kenapa aku bisa ada disini. Tentang semua keanehan ini."

Aku buang nafas, sepertinya harus aku jelaskan dengan seksama supaya ibu mengerti. "Aku... aku yang selama ini hidup di tubuh gitchi." Jelasku singkat.

Dia tertawa. "Kamu bicara apa sih?"

"Aku serius tante, aku yang----"

"Diam." ucapanku dipotong.

"Saya gak ngerti sama semua yang kamu omongin, dan saya mau kalian berdua keluar dari rumah saya sebelum saya telepon polisi."

Sesuai dugaan, ibu gak percaya sama semua yang aku jelaskan. Lalu aku harus bagaimana?

"Tunggu dulu tante, biarin aku jelasin sampai habis!"

"Saya gak terima penjelasan aneh kamu. Sekarang kamu pergi, atau saya teriak?" ocehnya sambil mendorong tubuhku keluar.

Dan aku? tentu saja gak akan menyerah semudah itu. Kutahan diriku dengan menopang gagang pintu, kemudian memaksa masuk.

"Aku punya bukti!" Kuserahkan telapak tangan berbalut kain kasa milikku, kemudian merobeknya. Membuat luka besar itu terpampang di pandangan, jelas aja membuat ibu melotot kaget.

"Ini.."

"Iya!" potongku. "Ibu tadi ninggalin aku dijalan karena gak percaya sama omonganku!"

Wanita itu termenung menatap udara kosong, dan aku yakin dia memang tak mungkin percaya dengan semua hal yang aku katakan. Aku berharap dia tak menganggap ku orang gila karena menjelaskan hal yang sulit dimengerti. Persetan dengan hal itu, aku tak peduli wanita ini akan berkata apa----ntah percaya atau tidak, ntah aku akan diusir oleh polisi atau warga. Aku lagi lagi menghela nafas.

Beberapa detik setelahnya, telingaku mendengar derap langkah seseorang. Mataku yang semula menatap lantai sontak menangkap sesuatu yang aneh, sesuatu hal yang nggak mungkin terjadi.

CONTINUE || Haikyuu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang