------ • ------
"Kalo gitu kamu mau jadi pacarku gak?"
Kami bengong dengan bertatapan selama beberapa detik. Kemudian tiba tiba berhenti ketika suna san berpaling sambil menggaruk tengkuk.
"Aneh ya? Maaf." Ucap dia. "Maaf kalo aku udah bikin gak nyaman."
"Eto.. sebenarnya.. aku biasa aja." Balasku, agak gugup. "Tapi.. anu.. kamu barusan serius?"
Dia terdiam sejenak kemudian tertawa. "Iya, kali ini serius."
"Huh?"
"Iya serius." Suna san tersenyum. "Barusan.. aku serius."
Aku masih membelalakkan mata, sampai membiarkan ice cream ini meleleh karena sedari tadi tak kumakan. Di pikiranku kini hanya kata kata dari suna san barusan.
Pacar? Nembak? Serius? Ini beneran? Dia nggak lagi bercanda kan? Ini nggak bohong kan? Dia bilang kalo dia nggak sedang melakukan prank, lalu apa itu bisa dipercaya? Suna rintarou, dia.. ngajak pacaran.
"Kaget kan?" Ia terkekeh. "Biar nggak kaget, gimana kalo aku tanya sekali lagi. Kali ini udah terencana."
Mataku terbelalak saat melihat suna san mengeluarkan sebuah kalung pada kantong celananya. Kalung itu indah, sederhana karena hanya ada satu liontin berbentuk bunga sebagai fungsi penghias.
Aku menatap wajahnya yang mulai memerah padam seperti kepiting rebus. Dan mungkin akan meledak karena terlihat tak sanggup untuk menatap wajahku.
"Pacaran yuk."
Aku terdiam, masih kaget karena ucapannya barusan. Bagaimana bisa aku percaya bahwa suna san ternyata menyukaiku selama ini? Bukankah, dia memiliki seseorang yang ia suka? Wanita yang juga sedang dekat dengan Kageyama. Ya, wanita itu.
"Lalu gimana dengan cewek itu?"
"Cewek yang mana?" Dia terlihat membuang nafas. "Aku ini bukan playboy. Wanita yang kusuka cuma kamu, oke?"
"Cewek itu." Aku menunduk. "Cewek yang bikin kamu cemburu karena dekat sama kageyama."
Aku langsung meliriknya. Dia terbelalak. Walaupun tidak terlihat sangat melotot karena matanya yang sipit, tapi aku tau dia agak terkejut. Pasti deh terkejut, karena menurutku dia sangat menyukai gadis itu. Bagaimana bisa dia mengajakku pacaran, namun melupakan gadis yang mampu membuatnya bahagia?
Tapi tunggu, kenapa dia malah tersenyum?
"Ternyata kamu super nggak peka ya." Ucapnya sambil mencubit hidungku, lembut. "Cewek itu ya kamu. Siapa lagi."
Hah?
Eh?
Hee?
Ap-apa maksudnya? Jujur, aku sangat kaget sekarang ini. Entah karena aku tak pernah berurusan dengan percintaan atau melakukan hubungan saling suka, sehingga kode keras yang ia keluarkan pun tidak pernah aku rasakan.
Berpikir bahwa seorang suna rintarou menyukai diriku yang sangat jauh dari kata cantik saja sudah cukup membuatku merasa aneh. Eh tapi wajah gitchi cukup cantik sih, bukan nggak mungkin kalo suna san menyukaiku karena wajahnya gitchi.
Sial, aku malah jadi down.
"Kenapa jadi cemberut?"
Aku menggeleng. "Gak, nggak apa apa."
Terdengar siulan kecil dari mulutnya terhembus keluar. "Soal wajah asli kamu?"
Aku tersentak. "Hee, wajah asli?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CONTINUE || Haikyuu!
FanfictionBukankah aku sudah mati? Kenapa aku ada disini? Aku tidak akan pernah melupakan fakta bahwa aku secara ajaib melanjutkan hidup sebagai cewek kelas satu yang dikenal dingin dan pendiam di karasuno high school. Dengan kata lain, aku berada di dunia ha...