------ • ------
KRIIIIINGGGG..
TAP.
Cewek yang tidurnya kayak ngajak perang itu ngulet, bahkan kalau dipikir pikir lebih rapih tidurnya hewan daripada dia.
"Hoaam.."
Pada hari minggu pagi begini, tidak mungkin ada orang yang tak ingin melendot seharian dikasur dan hanya tidur tanpa diganggu oleh siapapun. Apalagi jika keadaan esok hari akan ujian. Eh sialan, nggak usah ngingetin besok bakalan ujian dong! jadi ngeri.
Aku nguap panjang banget, berharap nyamuk nggak ikut masuk ke mulutku.
Yah, setelah aku belajar dengan tsukishima selama beberapa hari ini, aku mulai mengerti tentang banyak hal. Matematika sudah cukup baik, bahasa Inggris juga. Fisika juga membaik, malah cukup baik sepertinya daripada saat aku hidup dulu.
Tapi nggak tau sih saat ujian soalnya bakalan bagaimana. Biasanya yang dikasih akan jauh lebih susah dari yang aku pelajari selama ini. Huh, semoga saja mudah.
Omong omong, setelah aku memberikan boneka dino dan menceritakan segalanya kepada tsukishima, dia jadi kelihatan lebih sering memarahiku. Memang sih cukup frustasi, tapi ya nggak apa apa. Lagian mau sama siapa lagi aku mau belajar.
Dia juga pernah bertanya tentang boneka dino yang kuberikan. Bahwa, bagaimana bisa aku tau tentang kesukaannya kepada dinosaurus. Aku tentunya berbohong, nggak akan mau membicarakan hal aneh tentang karakter fiksi kepadanya.
Dan yang aku tau, bahwa ternyata tsukishima mau mengajari kami karena dia penasaran dengan sepengetahuanku terhadap boneka dino itu. Kayaknya dia penasaran, dan mau menuduhku sebagai stalker alami.
Aku membuang nafas.
Kageyama juga, setelah ditinggal di taman waktu itu, dia malah jadi diam diam aja denganku. Bahkan sampai sekarang, dia masih nggak mau bicara denganku. Padahal sering sekali kukasih dia susu kotak gratis, tapi tetap aja dia nggak mau menanggapi. Kayaknya ngambek sekali ya.
Huhu, jadi merasa bersalah udah ninggalin.
DING!
Ponsel mahalku berbunyi, bunyi yang menandakan adanya pesan masuk. Tumben sekali ada yang mengirimkan aku SMS. Alah palingan juga SMS dari nomor asing yang menawarkan pinjaman dana. Tapi jika tau tau itu adalah ibu, bagaimana? Sial, kok kayaknya aku kangen banget sih sama ibu.
Dari : suna san monyet bau uduk.
Untuk : saya.Pesan :
Woi, mau ke festival makanan nggak? Bareng si kembar. Kalo mau, aku jemput. Naek motor. Nggak ada penolakan.
Alisku langsung naik. Suna san rupanya.
Aku menggeleng pelan setelah membaca habis pesan itu. Padahal dia sendiri yang nanyain mau ikut atau nggak? Tapi dia juga yang ujung ujungnya maksa supaya aku ikut. Memang bodoh. Tapi, beruntung juga sih, suna san akhirnya punya muka buat ketemu sama aku. Nggak usah dibahas deh, nanti dia marah lagi, bisa gawat.
Dari : saya.
Untuk : suna san monyet bau uduk.Pesan :
Dasar tukang maksa -_-
Yaudah mau, tapi aku siap siap dulu.Aku mematikan ponsel, bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku yang udah bau badek sedari malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONTINUE || Haikyuu!
FanfictionBukankah aku sudah mati? Kenapa aku ada disini? Aku tidak akan pernah melupakan fakta bahwa aku secara ajaib melanjutkan hidup sebagai cewek kelas satu yang dikenal dingin dan pendiam di karasuno high school. Dengan kata lain, aku berada di dunia ha...