3

18.3K 773 9
                                    

Amorei kembali melanjutkan acara makannya dengan lahap mendengar ucapan Abim barusan. Dia mengabaikan Abim yang hanya bertopang dagu melihat dirinya makan.

"Abim serius gak mau makan?" Tanya Amorei.

"Gue masih kenyang banget serius deh." Jawab Abim.

Amorei menggeser piringnya ke depan dengan pelan. "Abim aku kenyang." Ucap Amorei.

"Lo makan dikit banget sih. Sini makan lagi gue suapin."

Amorei menggeleng pelan. "Aku capek ngunyah ih."

"Ada ya orang capek ngunyah. Udah sini abisin pelan-pelan."

Setelah beberapa lama akhirnya Amorei dapat menghabiskan makanannya. Itu juga tentunya dengan paksaan Abim agar cewek itu menghabiskannya.

"Nih minum." Ucapnya seraya memberikan segelas air putih.

"Makasih, Abim. Aku kenyang banget tau."

"Sekarang tidur siang ayok." Ajak. Cowok itu pun langsung menggendong Amorei ke kamar cewek itu.

"Aku gak ngantuk ih." Balas Amorei yang kini berbaring di atas kasur kamarnya.

Cewek itu susah sekali untuk disuruh tidur siang. Padahal memang kebiasaan cewek itu harus tidur siang.

"Tidur sayang." Perintah Abim.

"Belum ngantuk, Abim."

"Nanti pasti ngantuk, sini." Abim ikut berbaring dan menarik cewek itu kepelukannya.

"Tapi kamu jangan pergi ya." Pinta Amorei.

"Hm."

"Pokoknya tungguin aku sampe bangun ya."

"Hm."

"Ih jangan hm hm aja."

"Iya sayang iya." Setelah puas dengan jawaban Abim barulah dia ingin memulai tidur siangnya.

Kemudian Amorei hanya diam menikmati usapan di kepalanya. Lama kelamaan matanya semakin memberat dan perlahan kemudian dia mulai terlelap.

Abim yang sudah merasa nafas gadis itu mulai teratur kemudian menunduk melihat kekasihnya yang sudah terlelap. Abim mengecup kening amorei sayang.

"Selamat tidur sayang."

...

"Pokoknya aku ngambek sama abim."

Gina mengusap rambut putrinya. "Abim cuman pulang sebentar sayang. Nanti katanya dia kesini lagi kok."

"Kata Abim tadi mau nungguin aku sampe bangun mami." Rajuk Amorei.

"Bentar lagi dia pasti datang, Rei."

Suara deruman mobil terdengar membuat Amorei yang tadi menidurkan kepalanya dipaha maminya itu langsung berlari ke depan rumahnya.

"Abim bohong ih." Teriak Amorei kesal. Abim yang sudah keluar dari mobilnya pun terkekeh.

"Udah malem ngapain diluar."

"Dasar tukang bohong."

Abim mengecup puncak kepala Amorei. "Baru ditinggal sebentar."

"Kamu kan tadi janji."

"Pulang bentar tadi sayang. Sekalian ngambil baju, kan mau nginep."

"Tapi masih kesel ih."

"Masuk dulu yok." Amorei pun menurut.

"Eh mami." Ucap Abim sambil salim kepada mami kekasihnya itu.

"Ngambek tuh dia." Ucap Gina menunjuk amorei.

Abim dan Amorei pun duduk disofa dekat maminya itu yang masih menonton tv.

"Iya padahal cuman ditinggal bentar."

"Kamunya bohong."

"Bohong sekali Rei."

"Bohong dosa tau." Ucap Amorei mengikuti ucapan Abim waktu itu.

"Gue pulang nih."

"Ih jangan." Rengek Amorei kemudian memeluk tubuh Abim erat.

"Dasar manja." Ucap Gina.

Amorei menatap maminya cemberut. "Biarin, mami iri aja."

Gina menatap Amorei malas. Dalam hatinya dia sangat bahagia melihat anaknya itu bahagia.

"Papi belum pulang mih?" Tanya Abim.

"Lembur katanya." Jawab Gina.

"Tadi papi janji tau mih sama Rei. Jadi aku mau nungguin papi pulang."

"janji apa?"

"Kan tadi aku cuciin mobil papi nah jadi aku mau dibeliin coklat yang banyak." Jawab Amorei.

"Papi pulang malem nanti kamu ngantuk loh kalo nungguin papi, besokkan sekolah sayang."

"Gak ngantuk aku." Gina menggeleng kepala melihat Amorei yang tetap ngotot menunggu papinya.

"Nanti mami simpenin di kulkas kok coklatnya."

Amorei berfikir mendengar ucapan maminya kemudian mengangguk saja.

"Sayang mami." Ucap Amorei manja sambil memeluk maminya.

TBC

Follow Instagram 💙
@cutyusi_

AMOREI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang