23

8.4K 369 1
                                    

Abim berdiri di depan pintu rumah Amorei. Di tangannya membawa dua tentengan yang berisi es krim untuk Amorei dan martabak untuk Rio dan Gina. Dia melihat jam ditangannya. Sudah malam tetapi cowok itu merasa kangen kepada kekasihnya.

Setelah kejadian di kantin beberapa hari yang lalu, sekarang Amorei sudah berada di rumahnya sendiri. Mami dan papinya sudah pulang dari luar negeri.

Ting Nong

Ting Nong

Abim menyenderkan badannya saat pintu didepannya tidak kunjung di buka.

"Pasti pura-pura pada gak denger nih." ucap Abim.

Ting Nong

Ceklek

Akhirnya pintu didepannya terbuka juga. Rio mengerutkan kening saat melihat Abim yang rupanya datang.

"Malem malem ngapain kamu kesini. Pulang sana." usir Rio sambil tetap membukakan pintu rumahnya.

Mendengar ucapan Rio membuat Abim langsung menyodorkan martabak kepadanya. "Nih untuk papi sama mami."

"Kamu nyogok ceritanya?" tanya Rio kesal.

"Bukan aku loh yang bilang." jawab Abim. Cowok itu langsung masuk setelah menarik paksa tangan Rio untuk salim.

"Bodo amat lah anak itu yang penting dapet martabak." Rio menatap martabak ditangannya senang kemudian menutup pintu rumahnya kembali.

Rio berjalan menghampiri Abim yang sudah duduk di sofa bersama Gina dan Amorei. "Heh baru dateng udah peluk-pelukan aja sama anak gue." ucap Rio yang sudah duduk di sofa disamping Gina.

"Iri bilang bos." ledek Abim pongah sambil mengeratkan pelukannya pada Amorei.

Rio menatap Abim datar. "Kok mauan Rei sama bocah sableng itu." gumam Rio. Rio membuka bungkusan martabak yang dibawa Abim tadi. "Nih ma makan dibawain sama bocah itu."

"Abim mau minum apa?" tanya Gina.

"Amer."

"Heh." Rio memelototkan matanya dan tangannya yang ingin melempar bantal sofa kearah Abim.

"Bercanda elah. Baperan amat sih pi." Abim terkekeh pelan.

Gina geleng-geleng kepala melihat tingkah Rio dan Abim. Kemudian dia memanggil pembantu di rumahnya dan meminta tolong dibuatkan minum untuk mereka berempat.

"Makasih bibi." ucap Amorei girang.

"Sama-sama cantik." balasnya.

Amorei meneguk minuman ditangannya cepat hingga tersisa setengah. "Aus apa aus bro." ucap Abim menatap Amorei.

"Ausss." Amorei menyodorkan Abim minuman sisa dirinya yang langsung diminum hingga habis oleh Abim.

"Abim kan ada minuman sendiri Rei, masa dikasih bekas kamu." ucap Gina.

"Gak papa kali mi kan biasnya juga gitu." Abim merangkul bahu Amorei. "Sekalian ciuman secara tidak langsung." ucapan Abim mampu membuat bantal sofa melayang kearahnya.

"Pulang sana." ucap Rio galak yang dibalas gelak tawa oleh Abim.

"Ih jangan." Amorei memeluk Abim dari arah samping. Abim tersenyum sombong menatap Rio.

Rio yang sudah tidak tahan dengan tingkah Abim langsung mengalihkan pandangannya kearah tv. Dia tidak menghiraukan lagi Abim yang berusaha menggodanya.

"Abim minep kan." ucap Amorei.

"Iya dong." jawab Abim lembut.

Rio akhirnya kembali menolehkan pandangannya saat mendengar jawaban Abim. "Tidur di ruang tamu, jangan di kamar Rei."

"Gak mau." jawaban Abim membuat Rio tambah kesal dibuatnya. "Di kamar Rei lah kayak biasanya." Rio mengangguk kepalanya pasrah. Pria itu juga sudah percaya kepada Abim. Capek sendiri dirinya meladeni Abim.

"Tidur yok udah malem." ajak Gina yang disetujui Rio.

"Lo udah minum susu?" tanya Abim. Amorei menggelengkan kepalanya menjawab Abim.

"Minum susu dulu yok." Abim menggandeng tangan Amorei.

Sebelum pergi Gina dan Rio mencium Amorei sayang. "Tidur ya sayang." ucap Gina mengusap rambut Amorei.

"Selamat bobo mami papi." ucap Amorei kemudian mengikuti langkah Abim ke dapur. Rio dan Gina juga ikut beranjak pergi ke kamar.

Abim dengan cepat membuatkan Amorei susu seperti biasanya. Setelah selesai dia memberikannya kepada Amorei yang duduk di kursi.

Amorei meneguknya pelan hingga habis tidak tersisa, setelahnya memberikan gelasnya kepada Abim. Abim menaruh gelas itu ke tempat cuci piring kemudian mengajak Amorei pergi ke kamarnya.

Begitu sampai, Amorei langsung merebahkan dirinya di kasur disusul Abim melakukan hal yang sama. Abim menarik Amorei kepelukannya dan mengusap punggung cewek itu.

Udara dingin AC membuat Amorei cepat terlelap. Abim memperbaiki selimut saat Amorei sudah tertidur. Abim mencium kening Amorei sekilas kemudian kembali memeluk Amorei. Dia memejamkan matanya untuk menyusul Amorei yang sudah tertidur.

TBC

AMOREI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang