63

6.7K 294 3
                                    

"Ini tuh pake cara yang ini." Ucap Abim menunjuk bukunya yang berada dihadapan dirinya dan Amorei.

"Iya." Ucap Amorei menganggukkan kepalanya. Amorei berusaha menahan kantuknya karena Abim terus memaksanya mengerjakan prnya.

Seharusnya memang Amorei harus mengerjakannya sendiri tapi karena sudah terlalu sering bergantung pada Abim membuatnya terus mengandalkan kekasihnya itu.

"Ngerti gak hm?" Tanya Abim menarik kepala Amorei untuk bersandar di dadanya.

"Ngerti Abim." Jawab Amorei asal. Dia sudah tidak perduli lagi akan tugasnya.

Amorei sesekali memejamkan matanya. "Abim, kalo kayak gini Rei malah tambah ngantuk tau." Gerutu Amorei menepis tangan Abim dari kepalanya. Sudah tahu bahwa Amorei mengantuk Abim malah membuat cewek itu semakin mengantuk dengan mengusap rambutnya.

Abim mengulum bibirnya menhan tawanya. "Liat ini dulu. Kalo udah ngerti baru–"

"Baru apa? Baru boleh tidur?" Potong Amorei cepat.

"Baru dikerjain sayangg." Greget Abim. Sebenarnya Abim sudah tahu bahwa pada akhirnya dia yang akan tetap mengerjakannya tetapi dia hanya ingin Amorei tetap paham walau sedikit. Karena itu perintah dari Rio.

Amorei menguap. Matanya sudah sangat memberat. Abim yang melihatnya tampak tidak tega. Dengan pelan Abim mengusap pipi putih berisi itu.

"Yang ini jadi gimana?" Tanya Amorei berusaha memahami bacaan didepannya.

Abim menjelaskannya dengan pelan agar Amorei paham. Sesekali Abim terus menyemangati Amorei agar cewek itu terus bersemangat.

"Ayok cewek gue apasih yang gak bisa." Semangat Abim.

"Iya Abim kesayangannya Rei." Amorei tersenyum. Amorei menuruti ucapan Abim karena kata kekasihnya itu pasti jika dia begini pasti papi dan maminya akan bangga pada dirinya. Dan tentunya juga Abim ikut bangga padanya.

Beberapa saat Abim heran saat Amorei tidak lagi membalas ucapannya. Abim menunduk untuk melihat wajah Amorei, tangannya terulur untuk menyingkirkan rambut yang menutupi. Wajah Amorei yang terlelap menjadi pusat perhatiannya sekarang.

"Ngantuk ya sayang." Gumam Abim menatap setiap lekuk wajah Amorei.

Abim memperbaiki tubuh Amorei agar tidak merasa pegal. Abim menarik buku dirinya dan buku milik Amorei. Dengan gerakan cepat Abim mulai menuliskan jawaban disana.

Abim sudah sering menulis dibuku Amorei membuatnya sudah hapal dengan tulisan kekasihnya.

Cowok itu mengerjakan semua soal dengan mudah. Beberapa kali Abim menguap tapi setelahnya dia menengok Amorei untuk mengisi energinya.

Jam berdenting membuat Abim menoleh kearah jam tersebut. Pukul 11 malam pantas saja dia mulai merasa sedikit lelah.

"Abim." Panggil Rio saat melihat Abim.

"Eh papi, baru pulang?" Abim mencium punggung tangan Rio dengan hati-hati takut pergerakannya membangunkan Amorei.

"Iya, capek nih. Papi nyelesain beberapa pekerjaan biar nanti bisa liburan bareng Rei. Abim ikut juga ya nanti." Ajak Rio sembari duduk disebelah Abim.

Pria itu meletakkan tas kantornya kesembarang arah kemudian mengendorkan dasinya. Rio melihat buku yang berserakan di atas meja. "Pasti tugas Rei kamu kerjain ya?"

"Biasalah." Ucap Abim santai sambil membereskan buku-bukunya karena sudah selesai.

Rio menggelengkan kepalanya. "Makasih ya udah jagain Rei."

"Sama-sama bosque." Abim terkekeh geli.

"Udah ngantuk belum?" Tanya Rio sambil mengusap kepala Amorei dengan sayang. Putrinya itu sangat tenang tertidur didalam dekapan Abim.

Abim mengangkat sebelah alisnya. "Abim mah gak tidur sehari juga kuat."

"Halah kamu. Temenin papi nonton bola yok sekalian ngobrol ngobrol." Rio menepuk pundak Abim.

"Ayok, Abim bawa Rei ke atas dulu ya."

Rio mengangguk. Dan ikut berdiri sambil memperhatikan Abim yang menggendong Amorei dengan sayang.

"Yaudah papi bersih bersih dulu juga. Hati-hati naik tangganya." Ucap Rio berjalan menuju kamarnya.

Sedangkan Abim mulai berjalan menaiki tangga. Abim perlahan membuka pintu kamar Amorei lebar.

Abim menidurkan Amorei di atas kasurnya dan memperbaiki letak bantalnya agar gadis itu tidak merasa pegal. Dia mengatur suhu kamar Amorei agar tidak terlalu dingin.

"Sweet dream baby." Ucap Abim mencium kening Amorei.

TBC

AMOREI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang