31

7.4K 325 1
                                    

Abim mengendarai mobilnya dengan cepat, melintasi jalan yang mulai padat karena waktu orang untuk pergi bekerja. Tangannya mengetuk-ngetuk setir mobilnya saat terjebak macet. Abim menghela nafas kesal.

Akibat dirinya bangun kesiangan membuatnya telat ke sekolah dan menjemput Amorei. Sekilas melirik ponselnya saat berbunyi. Terdapat pesan Amorei yang mengatakan bahwa cewek itu sudah sampai di sekolah.

Abim tadi memang menyuruh Amorei pergi duluan dengan papinya atau supir pribadi gadis itu. Cowok itu tidak mau Amorei akan ikut telat seperti dirinya.

Matanya mencari celah agar tidak terjebak macet. Abim mengendarai mobilnya lebih cepat tetapi masih mengikuti peraturan lalu lintas dan tidak mengganggu jalan milik orang lain. Abim melirik kearah jam tangan yang dia pakai, satu menit lagi sudah waktu bel masuk.

Menurunkan kecepatan sedikit saat ingin memasuki lingkungan sekolah. Abim memelototkan matanya saat melihat Amorei yang duduk di samping post satpam dan Rio yang berdiri disamping mobilnya. Terlihat gerbang yang masih dibuka lebar padahal sekarang sudah lewat lima menit dari jam masuk.

Abim menggeleng saat masih banyak siswa yang sama telat sepertinya masuk dengan terburu-buru dan terlihat mengucapkan sesuatu ke Amorei. Abim melajukan mobilnya memasuki sekolah dan berhenti di dekat Amorei berada.

Cowok dengan seragam yang dikeluarkan itu turun dari mobilnya dan menghampiri Amorei yang bersama papinya. Abim tersenyum kecil kemudian salim kepada Rio.

"Heh kok malah disini." ucap Abim mengusap rambut Amorei. "Papi gak ke kantor?" tanya Abim menatap Rio.

Rio terkekeh. "Ini papi mau ke kantor."

Abim masih linglung tidak mengerti.

"Gerbangnya ditutup lima menit lagi aja." ucap Rio kepada satpam sekolah. "Nih buat makan siang nanti." Rio memberikan beberapa lembar  uang yang langsung dia masukkan ke dalam saku baju satpam sekolah itu. Kepalanya mengangguk saat pria itu mengucapkan terimakasih.

Rio mengecup kepala Amorei dengan sayang. "Papi ke kantor ya princess."

"Hati-hati papi." Amorei mencium tangan Rio.

Rio mengangguk. Pria dengan setelan jas hitam itu tersenyum kearah Abim. "Sana kalian masuk." setelah mengucapkan itu Rio kembali masuk ke dalam mobilnya.

"Belajar yang rajin sayang." Rio melambaikan tangannya.

"Iya papi." sahut Amorei semangat.

Setelah mobil Rio menghilang dari pandangan mereka. Amorei memperhatikan Abim yang masih menampakkan wajah bingung terhadap semuanya. Amorei berdiri kemudian menarik tangan Abim untuk berjalan masuk ke dalam mobil.

Saat di dalam mobil Abim memperhatikan kekasihnya yang sedang asik berkaca.

"Rei gue mau nanya dong."

Amorei membalas tatapan Abim dengan senyuman manisnya. Membuat Abim menarik cewek itu agar menyender ke dirinya.

"Tadi lo ngapain sama papi diem di depan gerbang?" tanya Abim lembut. Tersenyum juga membalas senyuman Amorei.

"Nungguin kamu lah." ucap Amorei polos.

Abim menghela nafas pelan, sepertinya dia tahu apa yang dilakukan anak dan ayah itu. Abim kemudian mencium gemas pipi Amorei.

"Nakal ya." ucap Abim membuat Amorei tertawa.

"Guru-guru belum masuk kelas tah ya. Kok masih rame yang diluar kelas." ucap Abim sambil melihat sekeliling sekolah dari dalam mobilnya.

"Kan lagi rapat." balas Amorei.

Abim dan Amorei saling menatap kemudian Abim menarik Amorei kepelukannya. Pantas saja tadi Rio tampak tersenyum miring saat dirinya merasa kebingungan.

AMOREI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang