52

5.6K 314 2
                                    

"Besok mami mau ke rumah sakit buat berobat. Katanya mami bakal minep disana." Beritahu Amorei kepada cowok disebelahnya. Abim membalikkan badannya menghadap Amorei karena dia sedang tidur dikasur kekasihnya.

"Bagus dong. Semakin cepat kan, mami bakal cepat juga sembuhnya." Abim merentangkan tangannya mengkode Amorei agar segera memeluknya.

Amorei dengan cepat menerjang tubuh Abim dengan pelukan. Kepalanya bersandar ditempat tempat favoritnya. "Tapi Rei tbl tbl."

"Tbl apaan anjing?"

Amorei menepuk mulut Abim pelan. "Ngomongnya kasar ih."

"Tbl apa sayang?"

"Takut banget lohhh." Amorei tertawa setelah mengucapkannya.

"Basing lo ah." Abim mencium pipi tembam Amorei gemas.

"Tapi Rei beneran takut." Raut wajah Amorei berubah.

Abim berfikir sebentar, menimbang-bimbang kalimat yang harus dia ucapkan agar bisa menenangkan Amorei. Sedari tadi gadis itu selalu khwatir akan hal itu walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa ia pun merasakan hal yang sama.

"Lo mau mami sembuh kan?"

"Mau lah, Abim."

"Nah lo harus percaya dong sama mami. Lo harus percaya kalo mami bakal sembuh." Abim mengusap kepala Amorei dengan lembut. Memang sekarang mereka tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Tapi saat ini yang mereka lakukan hanya percaya semuanya akan baik-baik saja.

"Abim besok ikut gak?" Tanya Amorei berharap.

Abim mengangkat tubuh Amorei untuk berdiri dan segera digendongnya. "Ikut dong. Sekarang tidur dulu ya biar gak kecapekan." Ucap Abim menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.

"Gak ngantuk, Abim." Rengek Amorei memaksa untuk turun.

Abim menghela nafas pelan, lalu mencium puncak kepala Amorei. "Nanti sakit. Tidur dulu, nanti pas bangun kita keliling-keliling."

"Janji ya." Gumam Amorei karena perlahan dirinya mulai merasa matanya memberat.

"Janji."

Amorei mulai memejamkan matanya perlahan. Abim menunduk melihat Amorei yang sudah tertidur.

Cowok itu berjalan pelan kearah ranjang. Perlahan Abim membaringkan tubuh Amorei disana. Dengan hati-hati dia berusaha tidak membuat Amorei terganggu.

"Enghh Abim." Amorei bergumam tepat saat Abim mulai melepaskan tangannya dari tubuh Amorei.

Dengan gerakan sigap Abim menepuk-nepuk  punggung Amorei menenangkannya. Padahal dirinya hanya ingin mengambil ponselnya sebentar tapi Amorei langsung terganggu karenanya.

Abim perlahan berusaha mengambil ponselnya. Dia memainkan ponselnya sambil menunggu Amorei yang sedang tertidur.

Beberapa jam kemudian tidak terasa, Amorei mulai mengerjapkan matanya perlahan. Tangannya bergerak untuk mengucek kedua matanya untuk menghilangkan rasa kantuk.

"Heh jangan dikucek." Abim dengan lembut menurunkan tangan Amorei agar tidak mengucek matanya.

Amorei memeluk Abim gemas. "Ayok kita main."

"Males."

"ABIM MAH BOHONG!" Teriak Amorei. Suaranya begitu menggelegar menggema di dalam kamarnya. Amorei menggigit tangan Abim kesal.

"Woi jangan di gigit." Abim menjauhkan tangannya.

"Makanya ayok." Ucap Amorei ngegas.

"Iya sayang ayok."

TBC

AMOREI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang