20

9.2K 411 3
                                    

Amorei menatap bosan layar tv didepannya. Dia dari tadi selalu melirik jam dinding. Pukul 2 siang artinya sudah jam pulang sekolah. Hari ini dia tidak masuk sekolah karena masih harus beristirahat.

Riska yang duduk di samping Amorei terkekeh melihat wajah betenya. Amorei memang hanya berdiam di kamar kemudian di ruang keluarga dari pagi sampai sekarang.

"Abim bentar lagi pulang, sabar ya." Riska mengusap bahu Amorei. "Mama kebelakang bentar ya." ucapnya. Setelah mencium pipi Amorei, wanita itu melangkah pergi.

Karena merasa sangat bosan akhirnya Amorei berjalan menuju halaman depan untuk melihat-lihat. Saat dia menoleh kekanan, Amorei melihat anjing milik sebelah rumahnya yang diikat di pohon.

"IH ANJING." teriak Amorei heboh.

Teriakan Amorei membuat Kinar, pemilik anjing itu yang memang lagi berada di teras rumahnya menoleh kearah Amorei. Kinar melambaikan tangannya ke Amorei.

"Udah sembuh Rei?" tanya Kinar.

Amorei menganggukan kepalanya. "Udah tante." jawabnya sopan.

"Sini Rei." ajak Kinar.

Ajakan Kinar langsung ditolak mentah mentah oleh Amorei. "Gak mau tante. Ada anjing hii ngeri." ucapnya takut. Apalagi saat dia menatap anjing itu, di bayangannya seolah anjing itu sedang memelototinya. "Tuh tante kayaknya dia suka daging aku deh."

"Sini geh, dia gak bakal gigit kok." seru Kinar.

Amorei akhirnya mengalah, berjalan mendekat kearah rumah Kinar. Dia sedikit jinjit saat sudah sampai di tembok pembatas rumahnya.

Baru saja Amorei sampai, anjing itu langsung menggonggong. Guk... Guk.... Gukguk....

"Tuh kan tante!" teriak Amorei. Cewek cantik itu langsung berlari masuk ke dalam rumah melewati Riska yang sudah dari tadi memperhatikannya.

Riska dan Kinar tertawa bersama melihat kelakuan Amorei.

"Takut dia." ucap Riska kepada Kinar.

"Maaf ya kemarin Rei sampai jatuh gitu." ucap Kinar tulus.

"Gak papa. Kan bukan salah kamu." ucap Riska tersenyum. "Aku masuk dulu ya." Kinar mengangguki ucapannya.

Riska melangkah masuk ke dalam rumahnya. Dia berjalan ke dapur saat mendengar suara grasak-grusuk.

"Rei ngapain diem di depan kulkas." ucap Riska saat melihat Amorei berdiri di depan kulkas dengan pintu yang terbuka. Pintu itu menutupi Amorei jadi Riska tidak tau apa yang cewek itu lakukan.

Badan Amorei menegang ditempat, dia memegang cup es krim ditangannya. Amorei menyembunyikan es krim di belakang tubuhnya.

Tersenyum takut kearah Riska. "I-ini aku lagi ngadem. Nah iya lagi ngadem." ucapnya gugup.

Riska menatap Amorei tidak percaya. "Serius?"

"Serius mah." Amorei langsung mengangguk cepat.

"Yaudah jangan lama-lama. Mama mau ke kamar dulu" pamit Riska.

"Iya mah." Amorei menghela nafas lega melihat Riska yang sudah pergi.

"Es terosss."

Itu suara Abim.

Amorei yang kaget reflek menjatuhkan es krimnya di lantai. Dengan gerakan pelan Amorei menoleh dan menemukan Abim yang masih memakai  seragam sekolahnya, sepertinya cowok itu baru sampai.

Amorei gelisah ditempat, dia meremas tangannya kuat. Pasti dia akan kena marah oleh kekasihnya.

"Katanya mau sembuh." ucap Abim singkat dengan suara datarnya.

"Ya iya." jawab Amorei pelan.

"Ya terus kenapa malah makan es." ucap Abim ngegas.

Mata Amorei tampak berkaca-kaca karena dia sangat takut. "Cengeng banget sih." batinnya.

"Ngaku salah gak?" tanya Abim marah.

"Hiks... Iya Abim hiks..." ucap Amorei, air matanya akhirnya mengalir di pipinya. Abim terlihat beda dari biasanya.

Abim diam melihat Amorei menangis. Dia langsung membersihkan bekas tumpahan es krim Amorei yang terjatuh di lantai. Kemudian Abim berjalan menaiki tangga untuk ke kamarnya.

"Abim hiks."  Amorei berlari mengejar Abim yang meninggalkannya sendirian di dapur.

"Eh." Dia kaget saat merasa salah berpijak di tangga.

Abim dengan cepat menarik Amorei kearahnya. "Ceroboh banget sih." kesal Abim.

Cowok itu menyelipkan tangannya di leher dan lutut Amorei, menggendong Amorei ke kamarnya.

Diperjalanan menuju kamar Abim, kekasihnya itu diam dan tidak melirik Amorei sedikit pun. Setelah sampai Abim langsung menurunkan Amorei dan berjalan masuk ke kamar mandi.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka. Abim keluar dengan wajar segar dan sudah berganti baju. Dia mengambil hp di atas meja kemudian duduk di sofa.

Melihat Abim yang masih diam akhirnya Amorei berjalan pelan menuju sofa.

"Maaf Abim." ucap Amorei.

"Abim maaf ya." ucapnya lagi sambil menggoyang-goyangkan lengan Abim.

"Abim maaf." Abim masih bungkam walaupun dia mendengar suara Amorei yang sudah bergetar.

"Maaf hiks."

Tidak tega melihat Amorei menangis akhirnya Abim memeluk dan mengelus kepalanya. "Nangis terus lo."

"Maaf Abim."

"Ya."

"Abim." rengek Amorei.

"Iya sayang. Maafin gue juga ya, udah bikin lo nangis. Gua cuman khawatir Rei."

Amorei kembali menangis mendengar ucapan Abim itu. Abim tersenyum kecil dan mencium kepala Amorei.

TBC

AMOREI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang