13

11K 478 2
                                    

"Udah bangun hm?" Abim mengusap pipi Amorei pelan dan menatapnya lembut.

Amorei menguap sambil kembali memeluk cowok didepannya. "Masih ngantuk." gumamnya.

"Bangun Rei, kamu kan belum makan."

Abim menarik Amorei pelan untuk duduk. Cewek dengan muka bantalnya itu kembali menguap, berusaha membuka matanya untuk bangun.

"Peluk bentar." gadis berwajah cantik itu merentangkan tangannya membuat Abim perlahan maju dan mendekapnya erat.

"Gemes." Abim menumpukan dagunya dikepala Amorei.

"Eh tadi Killa ngapain sih ngasih kamu minum segala." Dia baru ingat kejadian tadi siang. "Kesel deh. Padahal kan dia udah tau kalo kamu udah ada aku. Aku juga tadi di samping kamu. Pengen aku siram deh rasanya."

Abim mengecup puncak kepala Amorei, dia terkekeh mendengar Amorei mengomel. Abim membayangkan apakah jika tidak ada Amorei akan semeriah ini hidupnya.

"Aku juga gak tau." ucap Abim.

"Jangan jangan kamu seneng ya dideketin dia." ucap Amorei galak saat dia tidak lagi memeluk Abim.

Abim menggeleng cepat. "Enggak lah. Yakali gue seneng dideketin dia."

"Bohong." Abim menghela nafas panjang. Amorei akan susah dibujuk ketika cewek itu cemburu.

"Cewek gua aja udah kayak bidadari. Masa gue masih suka yang lain." Abim menangkup wajah Amorei, mencoba membujuknya.

"Masa."

Abim menatap Amorei lembut. "Iya sayang." Dia kembali menarik Amorei kepelukannya dan memeluknya erat agar Amorei tidak melepaskannya lagi.

"Eh tadi kamu kenapa kayak ribut sama Gino?" tanya Amorei menatap Abim.

"Masa dia tadi dia nabrak-nabrak bahu gue, mana pake bilang gue gak cocok jadi kapten basket segala. Ya gue kesel lah."

"Aku takut banget tadi kamu berantem." ucap Amorei.

"Lo tau gak masa dia juga mau ngerebut lo. Idih Emang dia siapa mau ngerebut lo dari gue." ucap Abim kesal.

"Aku juga gak mau kok sama—"

"Awas aja lo deket deket dia." potong Abim.

Amorei merenggut sebal, tidak terima bahwa Abim tidak mempercayainya. "Ih kok jadi keselnya ke aku." ucap Amorei.

"Enggak sayang. Gue gak kesel sama lo. Pokoknya jangan deket deket sama tuh orang gila. Oke sayang?"

Amorei mengangguk kepalanya paham. "Oke sayang."

"Eh Anna sama Leo kok tumben pulang bareng?" tanya Amorei penasaran.

"Biasa si Leo mau deketin Anna." jawab Abim santai.

Amorei memelototkan matanya. "Ih Leo diem diem ya." ucap Amorei terkikik geli.

"Lucu amat sih lo woy." Abim mengusap lembut wajah Amorei.

"Sayang Abim. Sayang sayang sayang banget. Pokoknya Rei sayang banget sama Abim."

Abim tertawa, memeluk Amorei lebih erat dan menggoyangkan badannya kekanan kekiri. Amorei tak kalah erat membalas pelukan Abim.

"Sumpah gue juga sayang banget sama lo." balas Abim.

"Ih malu."

"Gemes amat sih pacar gue. Udah sana mandi, gue mau mandi juga di kamar samping. Jangan lupa mandinya pake air hangat ya." ucap Abim.

"Oke Abim."

"Gue tunggu dibawah ya kalo udah selesai."Abim beranjak keluar dari kamar Amorei dan menutup pintunya sambil melambaikan tangan kearah Amorei.

"Waktunya mandi." langkah Amorei girang berlari ke kamar mandi.

Setengah jam kemudian Amorei keluar dari kamarnya. Dia sudah terlihat segar dengan baju tidurnya. Amorei turun ke bawah untuk menyusul Abim.

"Abim." panggil Amorei berjalan menghampiri Amorei yang sedang mengambil makanan dan langsung memeluknya.

"Wangi banget sih." Abim menoleh kebelakang.

"Iya dong." girang Amorei.

Abim menarik Amorei untuk duduk dan mulai menyuapi Amorei dan juga dirinya sendiri.

"Papi sama mami dimana?" tanya Amorei.

Abim mengusap sudut bibir Amorei yang ada nodanya. "Tadi mereka nanyain kamu sama nyuruh makan abis itu ke kamar kayaknya."

Amorei mengangguk. "Masakan mami lezat."

"Nih buka mulutnya sekali lagi." Abim menyuapkan lagi Amorei.

"Habis deh."

"Yeay." ucap Amorei bertepuk tangan.

Abim meletakkan piring yang mereka gunakan tadi ke wastafel. Kemudian berjalan lagi kearah Amorei membawa vitamin milik Amorei.

"Nah sekalian minum vitaminnya." Abim memberikan Amorei dan langsung cewek itu minum.

"Abim hari ini nginep gak?" tanya Amorei.

Abim mengangguk. "Minep, udah bilang mama sama papa gue juga kok."

"Nonton tv yok." Amorei menarik tangan Abim tetapi cowok itu malah menarik tangannya balik.

"Minum susu sekalian ya." ucap Abim berjalan kearah lemari dan mengambil susu yang biasa Amorei minum.

"Rasa coklat ya." pinta Amorei yang diangguki Abim.

Amorei berjalan kearah Abim karena bosan. Memeluk Abim dari belakang dengan tangannya yang melingkar di pinggang Abim.

Abim sudah hapal takaran susu untuk Amorei jadi dia tidak perlu bertanya tanya lagi. Abim berbalik dengan segelas susu yang suda jadi dan menarik tangan Amorei lembut. "Ayok minum di ruang tengah aja sambil nonton tv."

Amorei mendudukkan dirinya disamping Abim.

"Mau minum sendiri apa gak?" tanya Abim.

"Minumin dong." jawab Amorei. Sebenarnya Abim sudah tau jawaban cewek itu tetapi dia hanya ingin bertanya saja.

Abim mengarahkan gelasnya kearah Amorei dan langsung diminum oleh cewek itu dengan semangat.

"Ih susunya jadi lebih enak karena Abim yang buat." puji Amorei.

"Gombal terus lo bayi."

TBC

AMOREI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang